Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

ACA Tinggi pada Kehamilan

ACA Tinggi pada Kehamilan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

ACA tinggi adalah reaksi radang atau antibodi yang timbul karena jumlahnya berlebihan dan sifatnya merusak organ. ACA menyerang pembuluh darah dan mengakibatkan tingginya kadar kekentalan darah. Jika terjadi pada ibu hamil dan tidak ditangani dengan cepat, hal ini dapat menyebabkan bayi lahir kecil atau keguguran, sebab darah yang terlalu kental dan padat tidak dapat mengalirkan makanan bagi janin. Selain itu, ACA tinggi pada bumil juga dapat menyebabkan kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 34 minggu, karena eklampsia atau pre-eklampsia atau gangguan plasenta.

 

Selain berdampak pada bayi, ACA juga memiliki banyak resiko terhadap sang ibu. Oleh sebab itu, apabila  ACA Anda tinggi, disarankan untuk tidak hamil terlebih dahulu hingga kadarnya kembali normal. Jika sudah terlanjur hamil, Anda pun harus menjalani pengobatan ACA secara intensif, salah satunya dengan pemberian obat atau suntikan heparin/fraksiparin, yang berfungsi mengencerkan darah. Pengobatan melalui suntikan ini umumnya dilakukan 2 kali sehari di bawah kulit pusar .

 

Meski tidak membahayakan janin, suntikan heparin dapat berpengaruh bagi bayi dan ibu. Pada bayi, suntikan dapat membuat berat badan bayi berkurang. Namun, hal tersebut tidak akan mengganggu perkembangan fisik bayi. Sementara itu, suntikan juga dapat menimbulkan gatal, biru, atau lebam di sekitar bekas suntikan. Jika kadar ACA ibu dibiarkan semakin tinggi tanpa pengobatan dapat menimbulkan risiko stroke, tuli, daya penglihatannya berkurang, dan kebutaan.

 

Tidak ada gejala spesifik yang timbul pada seseorang atau ibu hamil yang menderita ACA tinggi. Untuk mengetahuinya, Anda perlu melakukan tes darah. Radang, infeksi, dan kolesterol tinggi bisa menjadi pemicu tingginya kadar ACA seseorang. Belum bisa dipastikan bagaimana kesembuhan bagi penderita ACA, karena sifatnya berubah-ubah, tergantung kondisi kesehatan orang tersebut. Sebagai langkah pencegahan, lakukanlah olahraga secara teratur, jalani gaya hidup sehat, banyak minum air putih, dan hindari rokok, makanan cepat saji, berlemak, serta kolesterol tinggi. (Aulia/dok.M&B)