Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sangat merepotkan jika Si Kecil mengompol di malam hari. Anda harus mencuci dan mengganti sprai. Belum lagi kemungkinan kasur bisa rusak. Sebenarnya, apa penyebab ia mengompol?
Mengompol bisa menjadi pengalaman yang memalukan bagi Si Kecil, apalagi bagi balita yang tak mau lagi disamakan dengan bayi yang identik dengan ompol. Menurut The National Institutes of Health di Amerika Serikat, nocturnal enuresis (bahasa medis mengompol) biasa terjadi pada anak berusia 5 atau 6 tahun, dengan angka kejadian 5 juta anak di seluruh dunia. Menurut situs Mayo Clinic, 15 persen anak masih mengompol pada malam hari di usia 5 tahun dan hanya 5 persen yang berlanjut hingga usia 8 – 11 tahun.
Mengompol ternyata merupakan kebiasaan yang diwariskan orangtua ke anak-anaknya. Jika kedua orangtua mengompol saat usianya lebih dari 6 tahun, kemungkinan Si Kecil akan mengompol juga adalah 80 persen. Namun, jika hanya salah satu orangtua yang mengompol, kemungkinannya menurun hingga 40 persen. Kasus mengompol di malam hari biasanya lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 2:1. Sama seperti milestones, ada anak yang terlambat berjalan dan berbicara, ada juga anak yang terlambat potty training di malam hari, dan masih mengompol di usia lebih dari 5 tahun.
Apa Penyebabnya?
Si Kecil tidak pernah bermaksud untuk membasahi kasur di malam hari. Biasanya, ia mengompol karena salah satu dari alasan berikut:
1. Tumbuh-kembang terlambat. Anak dengan perkembangan sistem saraf yang lambat, kemungkinan tak akan menyadari kapan kantong kemih penuh.
2. Kantong kemih kecil. Beberapa anak memiliki kantong kemih yang kecil hingga cepat penuh.
3. Terlalu sedikit anti-diuretik hormon. Hormon ini berfungsi saat malam hari untuk memberitahu ginjal agar mengeluarkan air hanya dalam jumlah sedikit. Beberapa anak kemungkinan tak memiliki hormon ini dalam jumlah ideal, hingga ginjalnya tetap mengeluarkan banyak air.
4. Tidur terlalu lelap. Kebanyakan anak yang mengompol, mengalami tidur yang sangat lelap hingga tak sadar bahwa kantong kemihnya penuh. Biasanya, ia akan semakin jarang mengompol jika sudah bertambah dewasa dan pola tidurnya berubah.
5. Faktor emosi dan sosial. Anak-anak akan cenderung suka mengompol jika tengah tertekan atau stres, misalnya memiliki adik yang baru lahir.
6. Infeksi saluran kencing. Penyakit ini akan menyulitkan Si Kecil untuk mengontrol urine, sehingga salah satu gejalanya adalah mengompol di malam hari. Selain itu, gelaja-gejala lain adalah sering ngompol di siang hari padahal sedang tidak tidur, urine berdarah, dan sakit ketika berkemih.
(OCH/ Dok. M&B UK)