Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pada umumnya, bayi baru lahir akan menunjukkan reaksi takut terhadap figur ayah. Berbeda dengan Sang Ibu yang detak jantung dan suaranya sudah sangat dikenal sejak ia masih di dalam perut. Itu lah yang membuat sosok ayah menjadi sangat asing bagi bayi. Selain itu, sentuhan dan suara kasar dari ayah tentunya juga sangat berbeda dengan ibu yang penuh kelembutan.
Sehingga, secara otomatis bayi terlihat nyaman di gendongan ibu, dibanding ayahnya. Aksi 'penolakan' tersebut, seringkali membuat ayah tidak percaya diri saat harus menggendong bayinya. Ayah pun akhirnya memilih dan memosisikan diri hanya sebagai 'pemeran pembantu' saja. Padahal, kontak fisik dengan ayah juga sangat dibutuhkan untuk menanamkan dan membentuk bonding di antara mereka.
Untuk menarik perhatian dan mendapatkan kepercayaan bayi, ayah dapat mengambil hati dengan mengajaknya bermain, menggelitik, mengayun, menunjukkan mimik lucu, dan lainnya. Melalui kegiatan ini, bayi akan mengenal dan memahami bahwa ayah memang kasar dan kuat, tapi juga lucu dan sangat mencintai anaknya.
Selain itu, aktivitas bersama ayah yang cenderung lebih kasar juga akan mengajarkan bayi mengenai perbedaan antara sentuhan ayah, sebagai pria dan sentuhan ibu, sebagai wanita. Jadi, kesadaran mereka tentang perbedaan gender sudah dapat tertanam sejak awal.
Para ibu mungkin akan protes bila melihat sang ayah berinteraksi sedikit kasar dengan bayinya, seperti melemparnya ke atas atau mengayunkannya di udara. Namun, memang hal itulah yang diperlukan bayi. Biarkan ayah berinteraksi sesuai dengan gendernya sebagai pria, selama semuanya masih dalam batas yang aman. (Aulia/dok.M&B)