Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Nias dikenal sebagai kawasan Indonesia yang masih banyak mengalami ketertinggalan, baik dari segi fasilitas umum hingga kesejahteraan masyarakatnya. Bencana tsunami dan gempa bumi yang melanda nias beberapa waktu lalu turut memberi imbas terhadap kemajuan wilayah ini. Hal tersebut mengundang banyak perusahaan dan lembaga nirlaba untuk menyumbangkan materi dan tenaga demi membangun Nias. Salah satunya adalah kegiatan “Tango Peduli Gizi Indonesia” yang diadakan corporate social responsibility (CSR) PT. Orang Tua Group bekerja sama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI).
Melalui CSR ini, diharapkan pihak swasta juga berperan aktif dalam memperbaiki taraf hidup masyarakat tertinggal. Selain itu, diperlukan pula lembaga-lembaga nirlaba sebagai media dalam menyebarkan bantuan dalam bentuk materi maupun non-materi. Dibutuhkan strategi tepat dan waktu yang tidak singkat untuk tujuan bersama ini.
Menurut Koordinator Yayasan OBI untuk Kepulauan Nias, Bigke Warga Adi, telah banyak lembaga nirlaba dan CSR dari perusahaan yang memberikan bantuan, baik materi maupun non-materi ke wilayah ini. Namun hingga kini, bantuan tersebut belum banyak dapat dinikmati oleh masyarakat di sana. Hal tersebut terjadi karena kebanyakan bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran dan kurang mengedukasi warga setempat.
“Bantuan yang datang biasanya erat kaitannya dengan perbaikan gizi masyarakat dan bantuan dalam perbaikan lingkungan seperti permukiman. Namun, kebanyakan bantuan adalah pemberian pangan instan. Padahal, yang masyarakat butuhkan adalah pendidikan dan sosialisasi berbagi pengalaman tentang cara mengolah makanan bergizi, pentingnya keluarga berencana, hingga pola hidup bersih yang semuanya harus dilakukan secara kontinu hingga mereka dapat hidup mandiri. Peran lembaga nirlaba dan CSR diharapkan mampu membimbing masyarakat dengan kondisi perekonomian keluarga yang memprihatinkan hingga mereka dapat hidup berswadaya di kemudian hari,” ujar Bigke.
Hal senada juga diungkapkan Yuna Eka Kristina, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group. Hingga kini, banyak daerah yang masih mengalami ketertinggalan dalam banyak hal yang pada akhirnya berdampak pada kualitas generasi bangsa di masa depan. Ia pun mengatakan, bantuan keuangan memang diperlukan. Namun, sosialisasi yang berkesinambungan perihal pola hidup yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kualitas anak di masa depan. (Anggita/dok.M&B)