Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kasus gigi 'ngilu' sering dianggap sepele. Padahal, hal tersebut secara tidak langsung seringkali mengganggu aktivitas Anda. Faktanya, saat ini jumlah penderita gigi sensitif di Indonesia masih tinggi. Studi yang dilakukan oleh IPSOS Tracking Study tahun 2013 mengungkap bahwa jumlah penderita gigi sensitif di Indonesia ternyata mencapai 43 persen. Artinya, hampir satu dari setiap dua orang masih belum bisa menikmati aktivitasnya sehari-hari secara optimal karena gangguan rasa 'ngilu' akibat gigi sensitif.
Menurut Jehezkiel Martua dari GlaxoSmithKline Oral Health Care Expert, gigi sensitif adalah kondisi yang ditimbulkan akibat terbukanya dentin karena email atau enamel yang menipis atau turunnya gusi.
Ia menambahkan, rasa 'ngilu' muncul karena dentin memiliki saluran-saluran sangat kecil yang langsung berhubungan dengan syaraf gigi. Akibatnya, penderita gigi sensitif akan merasakan 'ngilu' yang hebat pada gigi saat menikmati makanan dan minuman panas atau dingin, termasuk rasa manis dan asam. “Itulah yang menimbulkan ketidaknyamanan saat bersosialisasi dengan orang lain,” ungkapnya dalam sebuah diskusi media beberapa waktu lalu.
Gigi 'ngilu' ini banyak terjadi pada usia 20-40 tahun. Gigi 'ngilu' ini dapat dicegah dengan menyikat gigi secara rutin menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Selain itu, Jehezkiel juga menyarankan untuk menyikat gigi dengan tekanan yang pelan dan tidak terlalu kuat, serta gunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut. (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)