Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Seandainya Dulu Ada yang Kasih Tahu Ini Soal: KEHAMILAN

Seandainya Dulu Ada yang Kasih Tahu Ini Soal: KEHAMILAN

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Di beberapa postingan yang lalu, saya sempat menyuarakan keinginan saya untuk hamil lagi, supaya anak saya Lilou (2,5) punya adik. Ternyata alam semesta mendengar doa saya dan langsung menjawabnya. Syukurlah saya sekarang sedang mengandung anak kedua, jalan 5 bulan. Terimakasih semua untuk doa dan ucapannya, ya!

 

Banyak yang berbeda di kehamilan kedua ini buat saya. Saya lebih tenang, dan cenderung tidak terlalu memusingkan ini itu. Walaupun memang tiap kehamilan itu berbeda, tapi tidak bisa dipungkiri dikali kedua ini saya merasa seperti veteran perang yang sudah siap mental saat tugas memanggil untuk bertempur kembali. Pengalaman hamil lalu membuat saya punya lebih banyak waktu untuk bersantai dan fokus pada hal-hal selain mencari tahu soal kehamilan dan kelahiran. Ternyata memang benar, pengalaman adalah guru terbaik. Sebanyak apapun buku self-help yang kita baca, tetap tidak bisa menyiapkan kita saat tiba waktunya untuk action.

 


Kebanyakan buku-buku dan website berbicara soal indahnya kehamilan, betapa ajaibnya proses penciptaan hidup yang terjadi di dalam tubuh Sang Ibu, dan betapa hidup kita akan menemukan makna sesungguhnya, dan sebagainya. Tidak banyak yang berbicara terang-terangan soal bagian tidak enaknya (Morning sickness? Lebih tepat, sih, all-day sickness), atau bagaimana caranya menentukan pilihan (Baju pesta ibu hamil, perlukah? Kamar bayi diberi warna apa? Waterbirth atau hypnobirth?) dan juga cara menyaring bejibun informasi dari sekian banyak sumber, termasuk semua kenalan yang mendadak jadi expert soal kehamilan dan parenting. Ini semua hal-hal yang bisa diketahui hanya dengan menjalani.
Karena itu saya mencoba menyusun sendiri list dari hal-hal yang saya harap saya ketahui dulu SEBELUM menjalani kehamilan pertama. Seandainya dulu ada yang mengatakan pada saya hal-hal ini, mungkin saya bisa terlepas dari rasa khawatir berkepanjangan, dan juga dari tumpukan barang-barang bayi tak terpakai di gudang. Kembali lagi, walaupun tiap kehamilan itu berbeda, siapa tahu list ini bisa jadi referensi bumil-bumil perdana, atau sekedar menjadi support bagi banyak Moms yang lega karena mengetahui kita merasakan masalah yang sama. Here it goes:

 


1. Badan kita akan sangat berubah. Ya tentu saja namanya juga wanita hamil, pastinya perubahan luar biasa terjadi di dalam maupun luar tubuh. Tapi bukan hanya perut yang akan melebar melampaui pemahaman akal sehat (kok bisa ya stretching segitunya?), tapi banyak juga bagian lain yang bertambah ukuran secara signifikan. Sebagai ilustrasi, lagu Sir Mix A Lot “Baby Got Back” jadi themesong dari suami buat saya. Romantis ya. Belum lagi stretchmarks di berbagai tempat yang saya bahkan tidak tahu di situ bisa ada stretchmarks, kaki yang mendadak jadi lebar dan kokoh, kulit di bagian tertentu yang menghitam, payudara yang mendadak membalon (akan mengempis lagi nanti seperti kantong belanjaan kosong selesai masa menyusui), ditambah libido yang naik turun secara ekstrim selama kehamilan, dan banyak kejutan kejutan lain yang kita temui tiap harinya, bahkan sesudah melahirkan nanti. Newsflash, tubuh yang berubah ini, tidak akan pernah benar-benar sama seperti sebelum hamil. Segalanya akan menjadi lebih, ehem, kendur. Tapi tidak apa-apa, harga yang sangat kecil dibandingkan bayaran yang kita terima berupa buah hati kesayangan. Tapi ada baiknya invest pada bra yang bagus, serta spanx.

 


2. Jangan menuruti semua saran apalagi dari mba-mba manis penjaga toko keperluan bayi yang bilang bahwa Anda harus membeli pengukur suhu ruangan kamar bayi itu agar bayi Anda nyaman dan tentram nantinya. Cukup beli keperluan yang benar-benar kebutuhan basic (untuk tidur, untuk buang air, untuk minum susu), sisanya bisa menyusul kalau memang ternyata dibutuhkan. Untuk saran-saran dari teman dan keluarga seputar kesehatan Anda dan jabang bayi, selalu tanyakan pada dokter Anda saja supaya Anda tenang. Begitupun kalau ada yang mempertanyakan keputusan Anda, selalu jawab dengan, “Kata dokterku tidak apa-apa kok, aku sudah tanya.” Biasanya ini bisa memutus interogasi. Ingat juga bahwa kehamilan akan menjadi identitas Anda. Mulai dari sapaan bumil, sampai orang baru kenal pun pegang perut Anda. Kehamilan Anda akan menjadi label dan pokok diri Anda. Tiap bertemu orang, Anda akan selalu menerima masukan dan cerita dari sana-sini seputar kehamilan dan persiapan sambut bayi, karena entah kenapa saat hamil nampaknya hanya itu yang ingin dibicarakan orang bersama Anda. Katakan terimakasih sambil tersenyum, karena segala keputusan bisa Anda buat di waktu yang tenang dan santai.

 


3. Manfaatkan waktu konsultasi secara maksimal. Jangan sungkan untuk  menyampaikan semua kecemasan dan kekhawatiran pada obgyn Anda, sekecil apapun. Supaya tidak blank, catat saja dulu tiap kali ada pertanyaan terpikir, untuk diajukan saat konsultasi. Ingat juga untuk berbicara soal plan kelahiran dari awal. Cari tahu mengenai perbedaan lahiran normal (dengan berbagai metodenya) dan CS, dan juga biayanya di RS tempat Anda melahirkan nanti!

 

4. Tidak perlu banyak-banyak beli baju hamil. Dunia fashion sekarang sudah merambah pada busana hamil, dan banyak sekali brand yang menawarkan rangkaian baju hamil yang bukan hanya nyaman tapi juga trendi dan keren. Sayangnya, harganya juga lumayan mahal. Daripada membeli baju yang hanya bisa dikenakan selama 9 bulan, lebih baik beli baju-baju yang bermodel longgar yang tetap bisa Anda pakai sampai kapan pun sesudah melahirkan. Legging yang nyaman dan stretchy tentu saja penting, serta atasan-atasan loose yang sedang “in”, sepatu atau sandal flats yang bisa mengakomodir kaki yang membengkak, atau dress A-line yang akan selalu tampak stylish. Ini akan menjadi investasi yang lebih baik. Jangan lupakan baju dalam, yang harus mampu “menopang” tubuh baru Anda.

 

5. Tidak perlu banyak-banyak beli buku panduan kehamilan. Jika ada yang membelikan atau meminjamkan buku-buku tebal mengenai apa yang sebaiknya menjadi ekspektasi Anda tiap minggunya selama kehamilan, tidak apa-apa, baca-baca saja sebagai referensi. Tapi semua informasi itu kadang bisa membuat keder, dan juga menimbulkan rasa cemas saat kita merasa apa yang kita jalani, kok tidak sesuai dengan apa yang tertulis. Saya pribadi sih, merasa lebih terbantu dengan berbagai forum diskusi bumil di internet dengan cerita-cerita nyata dan suasana yang supportif dan tidak judgemental. Atau baca buku yang berisi kisah nyata soal kehamilan yang disampaikan dengan menghibur, seperti misalnya Belly Laughs dari Jenny McCarthy.

 

 

6. Puas-puasin, deh, quality time dengan pasangan. Setelah bayi lahir, tidak ada lagi momen berduaan, setidaknya beberapa bulan ke depan (itu kalau Anda beruntung. Kami dulu tidak pernah kencan nonton bioskop selama 1,5 tahun setelah kelahiran Lilou). Have a babymoon, pergilah liburan pendek ke suatu tempat dan nikmati momen-momen terakhir sebelum menjadi orangtua. Trust me.

 


7. Pregnancy brain is real. Bahkan wanita paling cerdas dan andal sekalipun akan merasa kelimpungan saat hamil karena seringkali lupa dan keder menjalankan tugas sehari-harinya. It’s OK. Itu pertanda operating system otak kita sedang menjalani proses syncing dan defrag untuk menyediakan space buat semua kebutuhan menjaga bayi nantinya. Proses sangat alamiah bagi wanita makhluk multitasking yang sedang bersiap menjalani tantangan terberatnya.

 


8. Tiga bulan pertama kehamilan itu enggak enak. Banget. Katanya sih, semestinya kita menikmati kehamilan dan bersyukur atas anugerah indah yang kita dapatkan. Maunya sih, begitu, tapi agak susah ya saat kita muntah untuk kesekian kalinya hari itu, kembali hanya mengunyah biskuit karena cuma itu yang bisa bertahan dalam perut, dan saat merasa pusing loyo letih seharian saat ada meeting dan pekerjaan. Untuk durasinya, tiap bumil berbeda, tidak ada patokan pakem untuk semua. Satu-satunya hal yang bisa saya katakan, ini semua akan lewat, kok.

 


9. Mood-swings bisa menyerang kapan saja. Bukan sekedar moody PMS. Kalau moody hamil itu ibarat harimau, moody PMS itu seperti anak kucing, tidak ada apa-apanya. Emosi menjadi sangat sensitif. Tiba-tiba Anda bisa menangis karena sadar salah beli ukuran bra hamil, lalu marah-marah hebat pada suami karena lupa membawa sambal untuk mie bakso yang Anda titip, lalu kembali menangis haru melihat sebuah iklan layanan masyarakat. Di rumah sudah seperti sedang syuting adegan sinetron saking penuh drama. Hargai suami yang harus bersabar menghadapi Anda.

 


10. It’s only going to get harder. Sorry to tell you, mulai dari kehamilan, level kesulitan tugas ibu akan terus menanjak naik. Setelah lahir, ada proses menyusui (beda lagi nih, listnya!), lalu ada proses ASIP, potty training, school years, the list goes on. Jadi, di masa hamil ini, bisa dibilang Anda masih di “fur” dan diberi kesempatan untuk memanfaatkan waktu demi mengumpulkan mental tenaga dan pengetahuan, menikmati masa-masa santai, sebelum perjuangan sesungguhnya dimulai nanti! Tapi jangan khawatir, memang makin sulit dan makin repot, tapi makin seru dan menyenangkan juga, kok!