Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Adanya infeksi virus dan bakteri atau perubahan hormon pada ibu hamil bisa menimbulkan masalah pencernaan selama kehamilan, salah satunya diare. Meskipun penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda untuk masalah kesehatan apa pun selama kehamilan, biasanya attapulgite jadi pilihan untuk mengatasi diare yang dialami bumil.
Namun, apa itu attapulgite? Berapa dosis yang diperbolehkan untuk bumil? Dan, apa saja efek sampingnya? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai penggunaan attapulgite untuk ibu hamil.
Apa itu attapulgite?
Attapulgite adalah mineral alami seperti tanah liat yang telah dimanfaatkan sejak lama dalam pengobatan diare. Attapulgite bekerja dengan cara mengikat sejumlah besar bakteri, virus, dan zat racun, serta menyerap kelebihan cairan di saluran pencernaan.
Karena alasan itu, attapulgite dikenal sebagai obat antidiare yang bisa memadatkan konsistensi feses yang encer, mengurangi frekuensi buang air besar (BAB), dan meredakan kram perut yang sering terjadi saat diare. Attapulgite tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk tablet kunyah, kapsul, dan suspensi.
Bahayakah attapulgite dikonsumsi ibu hamil?
Attapulgite dianggap sebagai obat kategori N dan digolongkan sebagai obat bebas, yang berarti belum dikategorikan dan bisa dibeli dengan bebas tanpa resep dokter. Diketahui, attapulgite tidak diserap secara sistemik oleh tubuh, sehingga kecil kemungkinannya memberikan efek samping pada kehamilan.
Belum banyak penelitian yang membahas mengenai efek samping attapulgite pada kehamilan manusia. Sebagian besar penelitian yang sudah dilakukan hanya melihat efek samping attapulgite pada kehamilan tikus. Dari penelitian tersebut tercatat tidak ada efek negatif pada perkembangan janin atau kelahiran bayi tikus. Namun, efek yang ditimbulkan bisa sama ataupun berbeda. Karena itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda sebelum mengonsumsi attapulgite di masa kehamilan.
Meskipun begitu, ada beberapa efek samping umum yang mungkin Anda rasakan setelah minum attapulgite, yakni sembelit, perut kembung, sering buang angin, mual, dan sakit perut. Jika Anda mengalami gejala-gejela tersebut setelah mengonsumsi attapulgite, segera periksakan diri ke dokter agar gejala tidak bertambah parah. Pada orang yang memiliki alergi terhadap attapulgite, mungkin muncul gejala tambahan seperti ruam kulit, gatal, bengkak, hingga kesulitan bernapas.
Berapa dosis attapulgite untuk ibu hamil?
Meskipun belum bisa dipastikan keamanan penggunaan attapulgite untuk ibu hamil, dikatakan bahwa attapulgite masih aman dikonsumsi selama tidak melebihi dosis yang direkomendasikan. Orang dewasa dan anak usia di atas 12 tahun bisa mengonsumsi 2 tablet setelah BAB, sementara anak usia 6-12 tahun bisa mengonsumsi 1 tablet setelah BAB.
Mengatasi diare pada ibu hamil
Diare adalah masalah medis umum yang bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Selama kehamilan, diare bisa timbul karena adanya perubahan hormon ataupun infeksi virus dan bakteri.
Meskipun bukanlah kondisi medis serius dan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, diare pada ibu hamil bisa menyebabkan komplikasi kehamilan jika Anda mengalami gejala yang parah atau berkelanjutan.
Itulah mengapa sebaiknya Anda cepat mendapatkan pengobatan untuk masalah diare selama kehamilan, terutama jika diare tidak membaik setelah 2 atau 3 hari. Beberapa cara mengatasi diare pada ibu hamil, antara lain:
1. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik
Ketika konsistensi BAB Anda encer, itu sama saja dengan mengeluarkan banyak cairan dari tubuh Anda. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi dengan cepat dan berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama jika Anda sedang hamil.
Untuk mencegah dehidrasi, Anda dianjurkan minum banyak air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena diare. Anda juga dianjurkan minum jus buah kaya air, vitamin, dan mineral, seperti jus semangka, jus apel, atau jus melon. Namun, usahakan untuk tidak mengonsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
2. Makan makanan lembut dan hambar
Saat diare, kemampuan tubuh untuk mencerna makanan jadi terbatas. Karena itu, cobalah untuk tetap makan makanan yang lembut dan hambar serta memiliki serat padat, sehingga tidak memberatkan kerja organ pencernaan, lebih mudah dicerna, tidak menyebabkan rasa mual dan muntah, serta nantinya bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada perut yang biasa terjadi saat diare.
Berdasarkan penelitian dalam Statpearls Journal, mengonsumsi makanan yang lembut dan hambar serta memiliki serat padat sangat direkomendasikan untuk mengobati masalah perut dan pencernaan seperti diare. Beberapa makanan lembut dan hambar yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat diare, antara lain pisang, makanan berkuah, bubur dan nasi putih, dan roti tawar.
3. Hindari makanan tertentu yang dapat memperburuk diare
Beberapa makanan tertentu justru dapat memperburuk gejala diare, termasuk makanan yang berminyak atau pedas. Cobalah menghindari makanan-makanan tersebut untuk meredakan gejala diare. Coba juga untuk membatasi asupan susu dan produk olahannya.
Alasannya, diare bisa menyebabkan berkurangnya kadar enzim laktase yang berperan untuk mencerna laktosa dan gula yang ditemukan dalam susu dan produk olahannya. Laktosa dan gula dalam susu yang tidak dicerna dengan baik oleh tubuh bisa membuat perut kembung, tinja lebih encer, mual, dan memperparah gejala diare.
4. Makan makanan tinggi probiotik
Ketika diare, tidak hanya mengonsumsi makanan lembut dan hambar, Anda juga dianjurkan untuk makan makanan tinggi probiotik. Faktanya, probiotik adalah mikroorganisme kecil, sejenis bakteri baik, yang bekerja di saluran pencernaan untuk menciptakan lingkungan usus yang sehat. Jadi, mengonsumsi makanan tinggi probiotik saat diare dipastikan bisa membantu mengurangi gejala diare.
5. Periksa ke dokter
Diare pada ibu hamil bisa menyebabkan komplikasi kehamilan jika Anda mengalami gejala yang parah atau berkelanjutan. Apabila diare tidak membaik setelah 2 atau 3 hari, segera periksakan diri ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin mengambil sampel darah untuk menentukan penyebab diare yang Anda alami. Jika diperlukan dan dianggap tidak membahayakan kehamilan, dokter mungkin akan meresepkan attapulgite untuk ibu hamil dengan dosis yang disesuaikan.
Itulah semua yang perlu Anda tahu tentang penggunaan attapulgite untuk ibu hamil. Sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda untuk masalah kesehatan apa pun selama kehamilan ya, Moms. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Gpointstudio/Freepik)