Type Keyword(s) to Search
KID

Kuku Anak Rapuh? Awas, Bisa Jadi Tanda Kwashiorkor, Lho!

Kuku Anak Rapuh? Awas, Bisa Jadi Tanda Kwashiorkor, Lho!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Jangan sepelekan masalah kuku rapuh pada anak, karena ini bisa jadi tanda fisik terjadinya kwashiorkor lho, Moms! Mengutip Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kwashiorkor merupakan kondisi malnutrisi berat yang disebabkan asupan protein tidak adekuat, meskipun asupan kalori mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor juga sering disebut sebagai malnutrisi edema, karena berkaitan erat dengan edema atau retensi cairan tubuh.

Masalah kekurangan nutrisi berat seperti kwashiorkor ini paling sering terjadi di negara miskin dan berkembang, karena penduduknya masih kesulitan mendapatkan bahan makanan. Contoh negara yang masih banyak anak dengan kwashiorkor adalah Rwanda, Malawi, Zambia, Togo, dan Kamerun. Masyarakat di sana mungkin juga kurang mendapatkan pengetahuan tentang makanan sehat bergizi seimbang seperti yang dicontohkan dalam Isi Piringku.

Apa saja sih, tanda anak mengalami kwashiorkor? Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasi kwashiorkor? Baca info lengkapnya di bawah ini ya, Moms.

Penyebab kwashiorkor

Penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein berkepanjangan. Defisiensi protein ini sangat berdampak negatif karena setiap sel di tubuh manusia membutuhkan protein untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan membuat sel-sel baru.

Fungsi protein semakin krusial pada tubuh ibu hamil dan pada fase tumbuh kembang anak. Jika tubuh kekurangan protein dalam jangka waktu panjang, maka fungsi tubuh dan pertumbuhan anak akan berhenti. Jika ini terjadi, maka terjadilah kondisi kwashiorkor.

Kwashiorkor jarang terjadi di negara yang memiliki cadangan makanan tinggi dan masyarakatnya teredukasi dengan baik akan pentingnya makanan sehat bernutrisi seimbang. Mengutip Healthline, kwashiorkor bisa jadi tanda kondisi genting seperti HIV.

Tanda kwashiorkor

Bukan sekadar busung lapar, kenali beberapa tanda anak mengalami kwashiorkor berikut ini:

  • Perubahan warna dan tekstur kulit menjadi lebih kering
  • Kuku dan rambut sangat rapuh
  • Warna rambut pirang mirip karat
  • Lemah
  • Diare
  • Kehilangan massa otot
  • Gagal tumbuh
  • Berat badan rendah
  • Edema (bengkak) di pergelangan kaki, telapat kaki, dan perut
  • Sistem imun tubuh rendah sehingga anak mudah sakit
  • Rewel
  • Kulit kering bersisik.

Baca juga: Rambut Jagung Tanda Anak Kurang Gizi? Waspadai Kwashiorkor!

Cara mendiagnosis kwashiorkor

Jika Anda curiga anak mengalami kwashiorkor, maka segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik. Dokter mungkin akan langsung melakukan serangkaian tes, terutama tes untuk mengecek hepatomegaly atau pembengkakan hati.

Dokter juga akan mengecek urine untuk melihat kadar protein dan nutrisi lainnya, juga mengecek darah untuk mengetahui kadar gula. Beberapa tes ini juga mungkin dilakukan untuk mengetahui kesehatan secara umum, fungsi ginjal, dan pertumbuhan anak.

  • Arterial blood gas
  • BUN atau blood urea nitrogen
  • Kadar kreatinin darah
  • Kadar potasium darah
  • Urinalisis
  • CBC atau complete blood count.

Anak kwashiorkor, pasti gagal tumbuh?

Kondisi anak kekurangan gizi parah seperti kwashiorkor memang erat kaitannya dengan gagal tumbuh. Mengutip Healthline, bahkan dengan penanganan yang baik, anak yang pernah kwashiorkor mungkin tidak akan optimal tumbuh kembangnya. Jika penanganannya terlambat, anak mungkin akan mengalami disabilitas fisik dan mental secara permanen. Jika tidak ditangani, kemungkinan terburuk seperti koma dan kematian pun bisa terjadi.

Penanganan kwashiorkor

WHO menyebutkan tata laksana utama pada pasien kwashiorkor adalah pemberian diet yang adekuat sesuai dengan panduan tata laksana gizi buruk berdasarkan World Health Organization (WHO). Dalam Journal of the Indonesian Medical Association (JIMA) juga disebutkan dokter akan memberikan antibiotik oral selama 7 hari, karena infeksi bakteri merupakan hal yang umum, tetapi sulit dideteksi pada pasien malnutrisi berat.

Dokter juga akan memberikan suplementasi mikronutrien, seperti suplementasi vitamin A, asam folat, vitamin B kompleks, dan vitamin C. Dokter tidak akan memberikan suplementasi zinc, karena asupan zinc perlu dipenuhi dari diet yang diberikan (30-45 mg/hari). Perbaikan status nutrisi pada anak kwashiorkor bersifat mendesak. Dokter akan memberikan diet terapeutik menggunakan formula khusus yang tinggi asam amino esensial, zinc, dan asam lemak esensial. Untuk lesi kulit khas kwashiorkor hingga saat ini belum ada panduan tata laksana yang pasti.

Sekilas data malnutrisi di dunia

Kondisi malnutrisi memang masih menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang. Mengutip data yang dipublikasikan di JIMA, 35-45% kematian balita di dunia berhubungan dengan malnutrisi dan 4,4% dari penyebab kematian tersebut berhubungan erat dengan kondisi malnutrisi berat.

Di Indonesia sendiri masih banyak kejadian kasus malnutrisi, termasuk kwashiorkor. Pada JIMA dituliskan sebanyak 17 juta orang balita di seluruh dunia masih mengalami malnutrisi berat pada 2012 dan 71% di antaranya ada di Asia. Data yang ada di Indonesia menunjukkan 5,3% anak berusia di bawah lima tahun masih mengalami malnutrisi berat.

Yuk, bersama-sama optimalkan tumbuh kembang anak dengan memberikan makanan sehat dan bergizi seimbang. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)