Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG

Mom of the Month: dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG

Sosok dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG memang dikenal sebagai dokter yang suka berbagi informasi seputar obgyn dan ginekologi. Di akun media sosialnya, @tanyadokdin, ia sering membuat konten tentang kondisi terkait kesehatan reproduksi sejak masih remaja hingga kondisi terkait kehamilan lainnya. Tidak ketinggalan, ia juga berbagi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental berbekal dari pengalaman pribadinya.

Di balik kebahagiaannya menantikan kelahiran sang anak ketiga, wanita yang akrab disapa DokDin ini ternyata masih berselimut duka. Di tengah kehilangan sang anak pertamanya, Gaddi, yang meninggal pada November 2023 lalu, sosok sang anak kedua menjadi penguat baginya. Kedekatan antara DokDin dan anak keduanya, Genna, membuat M&B merasakan kehangatan yang amat sangat ketika bertemu.

DokDin pun berbagi kisahnya bukan hanya sebagai obgyn, tetapi juga sosok ibu yang sudah menghadapi banyak hal sampai saat ini. Ceritanya bisa menginspirasi Moms untuk lebih kuat menjalani kehidupan saat ini. Simak wawancara eksklusif M&B bersama dr. Dinda Derdameisya, SpOG, FFAG, yang menjadi Mom of the Month Juli 2023 selengkapnya berikut ini, Moms!

dr. Dinda Derdameisya, SpOG, FFAG dan Genna

Bagaimana kabar kehamilannya?

Sekarang usia kehamilannya sudah 22 minggu. Dan kehamilan ini melalui proses bayi tabung dari embrio beku yang diambil saat proses bayi tabung pertama kali. Ketika itu diambillah 4 embrio, lalu 2 embrio dimasukkan ke dalam rahim saya. Dari proses ini, satu embrio berhasil tumbuh dan lahirlah Genna. Lima tahun kemudian, saya memasukkan satu embrio lagi dan ternyata saya hamil saat ini. Jadi, masih ada satu embrio beku lagi yang tersimpan.

Kehamilannya sendiri sebenarnya bisa dibilang berisiko tinggi mengalami masalah. Salah satu faktornya karena saya sendiri sudah di usia yang membuat kondisi kandungan rentan akan suatu kondisi tertentu. Saya pun harus minum beragam vitamin supaya kehamilan dan tumbuh kembang janin tetap sehat.

Apa kondisi tidak biasa yang Anda alami selama kehamilan kali ini?

Untuk kondisi terkait tumbuh kembang janin, sebenarnya saya tahu dasar pertimbangan dan masih dalam kondisi baik saat ini. Tapi bagi saya, menata emosi di kehamilan kali ini jadi tantangan tersendiri. Saya memutuskan untuk melakukan proses bayi tabung ini di saat masih dalam masa duka kehilangan anak pertama saya November lalu.

Tentunya sulit untuk menata emosi dalam menjalani kehamilan di masa kedukaan, baik karena anggota keluarga meninggal atau pasangan yang selingkuh, proses perceraian, dan sebagainya. Namun, inilah yang saya alami dan saya coba kontrol di kehamilan saat ini.

dokdin di kehamilan 5 bulan

Tentunya sulit untuk menata emosi dalam menjalani kehamilan di masa kedukaan. Namun, inilah yang saya alami dan saya coba kontrol di kehamilan saat ini.

Kenapa Anda memilih profesi khusus sebagai obgyn atau dokter kandungan?

Keinginan untuk menjadi obgyn itu didasari sepeninggal papa saya ketika saya masih kelas 5 SD. Ketika itu saya merasa ibu saya mungkin ingin melihat salah satu anaknya ada yang mengikuti jejak almarhum papa, yaitu menjadi dokter.

Kemudian saya belajar dan akhirnya juga memilih menjadi dokter kandungan seperti papa dahulu. Karena sudah punya keinginan ini sejak kecil, jadi merasa ini adalah passion menyenangkan yang saya jalani sampai sekarang. Pilihan saya menjadi obgyn membuat saya merasa senang karena bisa membantu banyak ibu untuk menjaga kehamilan sampai nantinya lahir seorang bayi.

Sebagai dokter kandungan, Anda sering membagikan konten di media sosial, terutama mengenai kesehatan reproduksi perempuan. Apa tujuannya?

Di media sosial saat ini, banyak yang memberikan informasi tapi pemilik akunnya bukanlah orang medis. Mungkin mereka mengikuti kursus dan mencari di internet juga. Memang tidak semua salah atau keliru, tapi info yang mereka dapat adalah berdasarkan apa yang mereka tahu dan tidak melulu berdasarkan bukti. Sedangkan dokter perlu melakukan penelitian untuk bisa membuat sebuah obat atau sekadar memberikan edukasi kepada pasien. Jadi, saya sebagai dokter ingin membagikan info-info yang sudah berbasis bukti dan penelitian yang valid.

Misalnya, kenapa dokter kandungan tidak menyarankan proses water birth? Sebagai obgyn, saya bukan menentang tetapi memberi pemahaman kepada pasien bahwa ada risiko yang terjadi dan itu ditanggung pasien sendiri. Jadi, awalnya tujuan saya sharing di media sosial untuk menjabarkan ilmu yang saya miliki sebagai dokter kandungan. Selebihnya mau melalui proses seperti apa, pasien bisa menentukan sendiri.

Tapi untuk saat ini, tidak sedikit yang tidak percaya dengan pernyataan dokter karena dianggap tidak selalu benar. Ketika saya belajar meditasi di 2021, saya tidak selalu menggunakan otak kiri saya sebagai dokter. Tapi, justru selalu menemukan bahwa adanya pilihan yang istilahnya selama itu bisa membuat Anda lebih tenang, silakan dilakukan. Makanya, konten yang saya bagikan pun tujuannya untuk menjembatani antara bukti secara medis dengan kenyataan, sama seperti yang saya sendiri alami, yang membuat orang-orang juga bisa melihat secara holistik. Begitu.

dokdin dan genna
Konten yang saya bagikan tujuannya untuk menjembatani antara bukti secara medis dengan kenyataan, sama seperti yang saya sendiri alami, yang membuat orang-orang juga bisa melihat secara holistik.

Banyak ibu yang ngotot melahirkan normal karena kalau secara SC dianggap bukan ibu yang sempurna. Apakah Anda pernah menemukan pasien ibu seperti ini?

Memang persalinan pervaginam (normal) lebih minim risiko, sedangkan proses dengan operasi caesar lebih banyak risiko. Bagi dokter, persalinan pervaginam adalah yang umum dilakukan secara fisiologis. Tapi sekarang, hal ini jadi pilihan untuk pasien sendiri. Alasannya bisa karena ingin lahir di tanggal cantik atau merasa tidak kuat menahan sakit saat persalinan normal, dan lain-lain. Di Indonesia, ini bisa dipilih oleh pasien. Berbeda dengan pasien di luar negeri yang biaya persalinannya ditanggung asuransi, harus menjalani persalinan normal.

Namun, untuk pilihan persalinan ini sebenarnya dipertimbangkan dari banyak faktor. Ada dokter yang memiliki adrenalin tinggi, sehingga tetap melakukan persalinan normal meski ketubannya sudah pecah dan kondisi lainnya.

Ada juga yang merasa di tahap tertentu lebih baik melakukan operasi caesar, karena kembali ke pemahaman bahwa persalinan ini menyangkut kepada kondisi serta keselamatan ibu dan bayinya, serta kesiapan tim seperti dokter anak, dokter anestesia, suster, dan lainnya yang mendukung supaya proses persalinan berjalan lancar.

kedekatan dokter dinda dan genna

Bagaimana Anda membagi waktu sebagai istri, ibu, dan dokter?

Menurut saya, me time itu penting banget! Sibuk atau tidaknya pekerjaan, itu kita sendiri yang mengatur. Karenanya akan tetap ada waktu untuk me time, bermain dengan anak, juga fokus dengan pekerjaan. Semua ada waktunya supaya tidak merasa stres dan terbebani oleh salah satu hal tersebut.

Bagaimana dukungan suami dan keluarga pada Anda yang berprofesi sebagai dokter kandungan?

Awalnya, ketika saya masih jadi dokter umum, suami kurang setuju saat saya memutuskan untuk belajar menjadi dokter kandungan. Tapi, sekarang suami tentunya mendukung pekerjaan saya sebagai obgyn.

dokter dinda yang hamil dan anak keduanya
Sibuk atau tidaknya pekerjaan itu kita sendiri yang mengatur. Karenanya akan tetap ada waktu untuk me time, bermain dengan anak, juga fokus dengan pekerjaan.

Genna lahir melalui proses bayi tabung dan sekarang sudah berusia 5 tahun. Seperti apa tumbuh kembangnya saat ini?

Saya dinyatakan memiliki masalah infertilitas dan endometriosis. Dan setelah 5 tahun menikah, akhirnya saya melahirkan anak pertama, Gaddi. Namun, tumbuh kembangnya tidak sama dengan apa yang ada di buku karena Gaddi adalah anak autis. Jadi, saya pun berusaha untuk terus memantau perkembangannya, sampai datang ke terapi wicara sudah menjadi makanan saya selama 6 tahun pertama kehidupannya.

Sampai Genna akhirnya lahir, saya justru jadi lebih siap dalam memantau tumbuh kembangnya. Dan alhamdullilah, Genna memilki tumbuh kembang yang sesuai dengan pertambahan usianya. Saat ini pun Genna sudah sekolah. Namun ada catatan bahwa dia kurang dari sisi sosialisasi. Padahal bukan anak pandemi, nih. Jadi, dia seperti nempel banget sama saya kalau sedang bersama seperti saat ini.

Bagaimana cara Anda mendukung hobi dan kesukaan Genna?

Dari sebelum bisa baca-tulis, Genna sudah bisa berekspresi melalui gambar. Di saat kakaknya sudah tidak ada pun, Genna sering menggambar Gaddi saat bermain basket, misalnya. Jadi ya, sampai saat ini hobinya menggambar.

dokdin dan genna

Bagaimana Anda menguatkan diri setelah Gaddi dipanggil Tuhan?

Karena memang nyatanya membesarkan anak berkebutuhan khusus tidak mudah, jadi selama 10 tahun usia Gaddi, tingkat stres yang saya rasakan cukup tinggi, mungkin di level 10. Saat Gaddi bermain di luar, saya harus tahu dan lihat posisi dia. Meski begitu, saya sadar bahwa di saat yang sama, Gaddi pun mengajarkan saya tentang banyak hal.

Saya juga memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikolog di 2021 dan di tahun yang sama juga belajar meditasi. Ketika Gaddi meninggal, saya merasa sudah punya bekal kedua hal tersebut yang menguatkan saya sampai saat ini.

Saya sudah melakukan self-healing dan lainnya untuk bisa menghadapi kehilangan yang besar ini. Jadi, ketika Gaddi benar-benar sudah tiada, saya sudah memiliki terapis yang membantu proses penerimaan atas duka ini.

Berbeda dengan suami yang mengutamakan mencari fakta tentang kondisi fisik Gaddi usai kecelakaan, tanpa menggunakan perasaannya. Tapi ketika Gaddi sudah dimakamkan tiga hari, suami saya baru menunjukkan rasa terpukulnya yang lebih kacau daripada saya ketika kehilangan sang anak.

Dia memang tidak terbiasa untuk me-manage perasaan dan sisi emosionalnya, sedangkan saya selama dua tahun mempelajari hal tersebut. Sampai sekarang pun masih banyak yang membantu saya untuk menghadapi masa duka yang berbarengan dengan kehamilan ini. Saya bergabung dengan komunitas Grifetalk, sharing dengan mereka, tetap melakukan terapi, journaling, dan menyalurkan emosi sehingga bisa tetap kuat menjalani hidup.

dr. Dinda Derdameisya, SpOG, FFAG hamil
Setelah Gaddi meninggal, saya pun menyadari bahwa proses belajar meditasi dan self-healing selama dua tahun ini jadi bekal yang dapat menguatkan saya sampai saat ini.

Adakah yang berbeda dari sosok Anda sebagai obgyn dan sebagai seorang ibu?

Sepertinya sama. Saya tegas dengan anak dan tegas juga dengan pasien, tapi tidak sampai marah, santai saja. Tapi mungkin ke anak lebih mengarahkan mereka saat memberikan suatu pilihan. Kalau ke pasien, saya biarkan mereka yang memutuskan mau memilih apa, karena sudah dijelaskan konsekuensinya dari awal.

3 kata yang menggambarkan Anda sebagai seorang ibu?

Mendengar, membuka diskusi, dan selalu hadir dalam tiga momen penting harian anak: bangun tidur, pulang sekolah, dan menjelang tidur.

(M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Insan Obi/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/MUA: Atika Sakura (@atikasakuramakeup)/Hair Do: Rezy Andriati (@rezyandriati)/Stylist: Gabriella Agmassini dan Thalita Putik/Wardrobe: Duma (@dumaofficial), Candybutton (@candybuttonshop)/Lokasi: Sutasoma Hotel di The Tribrata)