Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Virus Ebola dapat memengaruhi beberapa sistem organ dalam tubuh, dan sering disertai dengan pendarahan. Virus ini diberi nama Ebola River di Kongo, di mana salah satu wabah pertama terjadi pada tahun 1976 silam.
Gejala awal Ebola dapat seperti terserang flu, termasuk demam tinggi mendadak, kelemahan, nyeri otot, nyeri perut, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kurangnya nafsu makan. Gejala-gejala ini dapat muncul dua sampai 21 hari setelah terinfeksi. Lembaga kesehatan independen, Medecins Sans Frontieres mengatakan, beberapa pasien mungkin juga mengalami ruam, mata merah, cegukan, nyeri dada, serta kesulitan bernafas dan menelan. Gejala awal Ebola biasanya berkembang menjadi muntah, diare, gangguan ginjal dan fungsi hati, batuk darah, serta perdarahan internal dan eksternal.
Namun, WHO memperingatkan bahwa gejala-gejala awal tersebut masih belum spesifik, dan bisa saja terjadi kesalahan diagnosis jika hanya dilihat dari gejalanya saja. Setidaknya, diperlukan 5 tes laboratorium yang berbeda, termasuk tes darah dan jaringan untuk mendiagnosa Ebola.
Menurut sumber Web MD, belum ada vaksin untuk mencegah virus Ebola. Salah satu cara untuk menghindari penyebaran penyakit ini adalah dengan menghindari kontak dengan penderita, atau tidak bepergian ke daerah di mana virus ditemukan. Saat merawat pasien virus Ebola, petugas kesehatan harus memakai masker bedah, sarung tangan, dan kacamata setiap kali melakukan kontak dengan penderita Ebola. (Aulia/dok.freedigitalphotos)
BACA JUGA: Waspada Penyebaran Virus Ebola
- Tag:
- kesehatan
- virus_Ebola