Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, pernah dengar tentang panick attack? Panick attack atau serangan panik adalah rasa cemas atau takut yang intens dan terjadi secara mendadak. Kondisi ini kemudian akan memicu reaksi fisik, seperti ritme napas dan detak jantung yang lebih cepat serta berkeringat.
Tidak sedikit orang yang hanya mengalami panic attack sekali atau dua kali dalam hidupnya. Namun, jika Anda telah mengalami kondisi ini berulang kali dalam durasi yang cukup panjang, maka Anda bisa saja memiliki kondisi bernama gangguan panik atau panic disorder.
Meskipun cenderung tidak mengancam nyawa, serangan panik bisa sangat menakutkan dan menurunkan kualitas hidup Anda. Namun, dengan penanganan yang tepat, Anda bisa mengatasi panic attack dan menjalani hidup seperti normal kembali.
Lalu, seperti apa gejala panic attack dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan berikut ini, Moms!
Gejala panic attack
Serangan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba, kapan pun, dan di mana pun. Ada banyak variasi gejala panic attack, tapi umumnya memuncak dalam hitungan menit. Anda bisa merasa sangat kelelahan secara mental dan fisik setelah panic attack terjadi.
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa gejala yang bisa terjadi saat panic attack menyerang:
- Perasaan menghadapi bahaya maupun ancaman mematikan
- Rasa takut akan kehilangan kontrol diri maupun kematian
- Detak jantung yang meningkat dengan tajam
- Berkeringat
- Tubuh yang gemetar
- Napas yang pendek atau kesulitan bernapas
- Kedinginan
- Mual
- Sakit kepala
- Kepala yang pening, atau bahkan pingsan
- Sensasi kesemutan atau mati rasa
- Kesadaran realita akan hilang atau terasa jauh
- Dada yang terasa sakit
- Perut mulas atau kram
- Sensasi hangat atau panas di tubuh bagian atas, terutama di wajah, leher, dan dada.
Salah satu hal terburuk soal panic attack adalah ketakutan kalau kondisi ini bisa terjadi berulang. Yang perlu diingat, panic attack berbeda dengan anxiety attack (serangan cemas). Bedanya, anxiety attack dipicu oleh penyebab stres dan bisa muncul secara bertahap, sedangkan panic attack terjadi tidak terduga dan mendadak.
Penyebab panic attack
Sejauh ini, belum ada penyebab pasti panic attack. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang punya peranan penting dalam terjadinya serangan panik, yakni:
- Genetik
- Stres yang berlebih
- Temperamen yang lebih sensitif terhadap stres atau kondisi mental yang rentan terhadap emosi negatif
- Perubahan tertentu dalam fungsi otak.
Awalnya, panic attack bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan ataupun tanda. Namun, seiring berjalannya waktu, serangan panik biasanya dipicu oleh situasi tertentu. Mengutip Cleveland Clinic, panic attack bisa saja terjadi bersamaan dengan kondisi lain, yaitu:
- Gangguan kecemasan
- Gangguan mood
- Fobia
- Gangguan psikotik
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Gangguan yang dipicu oleh trauma
- Kondisi medis tertentu.
Berbagai gejala serangan panik biasanya mulai terjadi saat masa remaja berakhir atau di awal usia dewasa. Selain itu, panic attack biasanya lebih sering menyerang perempuan dibandingkan pria. Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya panic attack, antara lain:
- Riwayat keluarga terhadap panic attack
- Beban hidup yang besar, seperti meninggalnya orang yang disayang
- Peristiwa traumatik, seperti serangan seksual atau kecelakaan serius
- Perubahan besar dalam hidup, seperti perceraian
- Konsumsi kafein atau rokok yang berlebihan
- Riwayat penyiksaan fisik maupun seksual masa kecil.
Cara mengatasi panic attack
Jika tidak diatasi dengan benar, panic attack bisa memengaruhi seluruh aspek kehidupan Anda. Panic attack bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti munculnya fobia tertentu atau meningkatnya risiko bunuh diri. Karena itu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi pemicu panic attack.
Biasanya, panic attack diatasi dengan psikoterapi serta medikasi. Selain itu, Anda juga bisa menurunkan risiko serangan panik dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
- Mengurangi konsumsi kafein dan merokok
- Rutin berolahraga bisa membantu Anda untuk mengontrol stres, melepaskan kepenatan, dan meningkatkan suasana hati (mood)
- Menjaga pola makan sehat
- Mengatur stres dengan langkah sehat
- Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen herbal, karena beberapa zat herbal bisa meningkatkan rasa cemas.
(M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)