Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspada! Ini Tanda Pembengkakan Kelenjar Getah Bening yang Berbahaya

Waspada! Ini Tanda Pembengkakan Kelenjar Getah Bening yang Berbahaya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Anda tentunya sudah tak asing lagi dengan istilah kelenjar getah bening. Ya, kelenjar ini akan membengkak apabila tubuh diserang penyakit. Namun waspada, ada pembengkakan kelenjar getah bening yang berbahaya dan perlu penanganan ekstra.

Perlu diketahui, kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Kelenjar ini  berukuran sebesar biji kacang dan berisi sel darah putih. Seperti dilansir situs Alodokter, kelenjar getah bening memiliki fungsi untuk memerangkap dan membunuh bakteri, virus, maupun zat berbahaya lain yang masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Pembengkakan Kelenjar Getah Bening, Ini Gejala dan Penyebabnya

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa kelenjar getah bening hanya terdapat di leher. Pasalnya, sering kali pembengkakan kelenjar getah bening memang terlihat jelas di area tersebut.

Namun sesungguhnya, kelenjar getah bening tersebar di banyak bagian tubuh, seperti ketiak, dagu, belakang telinga, leher, pangkal paha, dan bagian belakang kepala.

Kelenjar getah bening akan mengalami pembengkakan sebagai reaksi dalam melawan kuman atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Sebagian pembengkakan kelenjar getah bening memang tidak mengindikasikan penyakit serius. Namun, bukan berarti penyakit ini bisa dipandang sebelah mata.

Pasalnya, pembengkakan pada area kelenjar getah bening juga bisa mengindikasikan adanya kanker. Sel kanker pada kelenjar getah bening bisa muncul dari kelenjar itu sendiri atau muncul karena penyebaran sel kanker dari organ lain (metastasis). 

Kanker yang muncul dari kelenjar getah bening dikenal dengan sebutan limfoma. Limfoma terbagi menjadi 2 jenis, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Waspada jika… 

Seperti halnya pada kelenjar getah bening yang terinfeksi, kelenjar getah bening yang mengalami kanker juga akan terjadi pembengkakan atau munculnya benjolan. Namun, pada kanker kelenjar getah bening, ada beberapa gejala lain yang bisa muncul, antara lain:

  • Selalu merasa lelah
  • Demam
  • Kulit gatal
  • Berkeringat di malam hari
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala tambahan yang menyertai pembengkakan kelenjar getah bening. Jika dicurigai adanya penyakit yang serius, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

1. Biopsi: Pengangkatan jaringan kelenjar getah bening untuk dilihat secara seksama di bawah mikroskop.

2. PET scan: Pemeriksaan ini terlihat pada aktivitas kimia di bagian tubuh kamu. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa membantu mengidentifikasi berbagai kondisi seperti beberapa jenis kanker, penyakit jantung, dan gangguan otak.

3. CT scan: Serangkaian sinar X diambil dari sudut yang berbeda dan disatukan untuk membentuk gambar yang lebih lengkap.

Perawatan kelenjar getah bening

Perawatan kelenjar getah bening akan dilakukan sesuai jenis dan stadium penyakit, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan preferensi. Tujuan pengobatan adalah untuk menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin dan membawa penyakit ke dalam remisi.

Perawatan kelenjar getah bening bisa meliputi:

1. Pengawasan aktif, yaitu menjalani tes pemeriksaan secara berkala.

2. Kemoterapi, yaitu perawatan menggunakan obat yang diberikan melalui vena atau diminum dalam bentuk pil untuk menghancurkan sel yang tumbuh cepat, seperti sel kanker. 

3. Terapi radiasi menggunakan sinar X dan proton untuk membunuh sel kanker.

4. Transplantasi sumsum tulang. Transplantasi ini juga dikenal dengan sebutan transplantasi sel induk yang melibatkan penggunaan kemoterapi dan radiasi dosis tinggi untuk menekan sumsum tulang belakang Anda. Kemudian, sel-sel induk sumsum tulang yang sehat dari tubuh atau dari donor dimasukkan ke dalam darah untuk melakukan perjalanan ke tulang-tulang dan membangun kembali sumsum tulang Anda. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)