Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms mungkin pernah mendengar berita viral di mana seorang wanita hamil tanpa berhubungan intim. Menurut Anda, mungkin enggak sih, ada kehamilan yang terjadi tanpa bersetubuh? Sekilas hal ini tentu mustahil ya Moms, tetapi ternyata ada lho, cara yang bisa jadi penyebab kehamilan terjadi tanpa hubungan intim.
Dalam proses alami, tentu saja kehamilan terjadi ketika wanita dan pria berhubungan intim, adanya penetrasi, pelepasan sperma, dan terjadilah pembuahan sel telur atau ovum. Namun dalam dunia medis, kehamilan bisa terjadi tanpa harus berhubungan intim atau penetrasi seksual. Bagaimana caranya, simak penjelasannya berikut ini, Moms.
Mungkinkah hamil tanpa bersetubuh?
Kondisi seperti ini sering disebut dengan istilah virgin pregnancy atau kehamilan yang terjadi tanpa adanya penetrasi seksual. Mengutip Healthline, sebuah studi pernah meneliti virgin pregnancy dengan melakukan survei pada 7.870 wanita hamil. Hasilnya, sekitar 0,8 persen (atau total 45 wanita) mengaku hamil tanpa melakukan vaginal sex.
Sayangnya, definisi seks dari para responden pun sangat beragam, sehingga hasil penelitian ini sangat terbatas dan perlu didalami lebih lanjut. Kebanyakan responden mendeskripsikan seks sebagai penetrasi penis ke vagina. Padahal, kontak seksual tanpa penetrasi tetap memungkinkan sperma untuk menemukan jalan masuk ke vagina dan membuahi sel. Kemungkinannya kecil, tetapi tetap mungkin terjadi.
Penyebab kehamilan tanpa bersetubuh
Kehamilan tidak melulu terjadi karena penetrasi seksual. Contoh hal yang bisa jadi penyebab kehamilan tanpa bersetubuh:
1. Inseminasi
Secara medis ini juga sering disebut Intrauterine Insemination (IUI). Ini adalah prosedur yang membantu meningkatkan peluang hamil bagi pasangan suami istri yang bermasalah dengan kesuburan. IUI dilakukan dengan cara menempatkan sel sperma langsung ke dalam rahim, sehingga sudah dekat dengan sel telur atau ovum. Cara ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadi kehamilan tanpa bersetubuh.
Menurut dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFERm Mrep.Sc (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi dari RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya), IUI memiliki keberhasilan sekitar 15-20 persen. “Pasangan yang disarankan untuk melakukan metode ini harus memenuhi persyaratan memiliki jumlah sperma yang bergerak cepat sekitar 5-10 juta dan memiliki saluran telur yang baik,” jelasnya.
2. Bayi tabung
Dalam istilah medis istilah ini disebut In-Vitro Fertilization (IVF). Tingkat keberhasilan hamil tanpa bersetubuh dengan cara IVF ini tentu lebih besar dibandingkan IUI. IVF dilakukan dengan cara menyuntikkan satu sel sperma ke satu sel telur terpilih untuk mendapatkan pembuahan. “Hasil pembuahan ini akan dipantau dengan teknologi bayi tabung terkini, yaitu timelapse incubator, sehinga didapatkan embrio yang siap ditransfer ke dalam rahim,” jelas dr. Aida.
Bagi pasangan yang memiliki masalah fertilitas, IVF adalah cara terbaik yang layak dicoba untuk bisa mendapatkan kehamilan tanpa bersetubuh. Langkah IVF mungkin cukup panjang, yaitu: pemeriksaan awal, stimulasi ovarium, menjaga folikel tumbuh dan berkembang tepat waktu, pengambilan sel telur, menyatukan sel telur dengan sperma, dan pemindahan (transfer) embrio ke dalam rahim. Jika semua langkah ini berjalan dengan lancar, maka besar peluang Anda mendapatkan kehamilan tanpa bersetubuh.
Menurut dr. Aida, keberhasilan bayi tabung mencapai 40-45 persen. “Namun, persentase keberhasilan ini dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti usia, cadangan sel telur, kualitas sperma, juga kondisi medis masing-masing pasangan.
3. Hubungan intim tanpa penetrasi
Walau tidak terjadi penetrasi seksual, berhubungan intim di mana terjadi ejakulasi dekat serviks tetap punya kemungkinan untuk bisa hamil tanpa bersetubuh. Ingat, dalam sekali ejakulasi pria bisa mengeluarkan jutaan sel sperma. Sperma yang sehat, gesit, dan aktif bisa menemukan jalannya untuk masuk ke saluran reproduksi hingga membuahi sel telur. Ini semakin mungkin terjadi jika hal tersebut terjadi di masa ovulasi wanita, sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Jcomp/Freepik)