Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan atau infertilitas. Bukan hanya dari istri, penyebabnya juga bisa berasal dari suami. Ya, salah satu penyebab gangguan kesuburan yang sering luput dari perhatian adalah adanya gangguan atau kelainan pada sperma pria.
Kelainan sperma yang dialami seorang pria bisa menyebabkan ia sulit mendapatkan keturunan dan perlu usaha ekstra. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap kualitas sperma, misalnya jumlahnya, bentuknya, dan pergerakan dari sperma. Jika terjadi masalah pada setidaknya satu dari tiga faktor itu, maka bisa dikatakan pria mengalami kelainan sperma.
Nah, berikut ini 9 jenis kelainan sperma yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh seorang pria.
1. Azoospermia
Ini merupakan kondisi di mana jumlah sperma pada air mani sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini juga disebut dengan istilah sperma kosong. Masalah ini terjadi pada 1 persen dari seluruh pria di dunia. Beberapa kondisi yang menjadi penyebab azoospermia antara lain cacat bawaan pada saluran reproduksi, kelainan genetik, hingga infeksi menular seksual.
2. Oligozoospermia
Ini merupakan kondisi di mana air mani mengandung sel sperma dalam jumlah sedikit. Kelainan ini yang sering dialami oleh pria yang bermasalah dengan kesuburan. Normalnya, jumlah sperma yang keluar saat pria berejakulasi adalah di atas 15 juta sperma per mililiter. Namun, pada kasus ini, jumlah sperma yang keluar di bawah angka tersebut. Kelainan sperma ini memiliki 4 tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang, berat, dan ekstrem.
3. Hypospermia
Ini merupakan kondisi jumlah cairan mani yang sedikit, yaitu kurang dari 1,5 ml. Kondisi ini umumnya tidak menyebabkan infertilitas. Namun, jika air mani terlalu sedikit dan diikuti dengan konsentrasi sperma yang rendah, kondisi ini bisa menyebabkan infertilitas.
4. Hyperspermia
Ini merupakan kebalikan dari kondisi hypospermia. Hyperspermia ditandai dengan jumlah cairan mani melebihi volume normal sampai lebih dari 15,5 ml. Sama halnya dengan hypospermia, kondisi ini tidak selalu menyebabkan gangguan kesuburan. Namun, masalah bisa muncul jika jumlah air mani yang besar tidak seimbang dengan jumlah sel sperma yang dihasilkan.
5. Asthenozoospermia
Ini merupakan kondisi menurunnya kemampuan pergerakan sperma menuju sel telur. Umumnya pria mengeluarkan sperma sehat dengan kemampuan berenang yang baik menuju sel telur sehingga bisa cepat dibuahi. Namun, pada kondisi ini, pergerakan sperma melambat dan bahkan bisa mati sebelum menyentuh sel telur.
6. Teratozoospermia
Ini merupakan kondisi di mana sperma yang dihasilkan bentuknya tidak normal. Sperma yang baik adalah yang memiliki kepala dengan bentuk oval yang mulus dan ekor panjang yang kuat. Namun pada kondisi ini, bentuk sperma tidak sempurna sehingga sulit untuk membuahi sel telur.
7. Pyospermia
Dikenal juga dengan sebutan leukocytospermia, ini merupakan kondisi di mana banyak ditemukan sel darah putih dalam air mani. Banyaknya sel darah putih dalam air mani tentunya bisa berpengaruh kepada melemahnya gerakan sperma dan merusak materi genetiknya. Kondisi ini juga menjadi pertanda adanya infeksi atau panyakit autoimun dalam tubuh.
8. Necrozoospermia
Ini merupakan kondisi di mana sperma pada pria mati dan tidak bisa melakukan pergerakan sama sekali saat ejakulias. Penyebabnya masih belum bisa dipastikan hingga kini. Kondisi ini terbagi menjadi dua, yakni:
- Incomplete necrozoospermia, ketika tidak semua sperma mati, biasanya sperma yang hidup hanya 5-45 persen.
- Complete necrozoospermia, ketika semua sperma di air mani tidak ada yang hidup sama sekali.
9. Aspermia
Ini merupakan kondisi kosongnya air mani, sehingga cairan ejakulasi yang keluar tidak mengandung air mani sama sekali. Meskipun begitu, penderita kelainan ini tetap bisa merasakan orgasme. (M&B/SW/Foto: Tanyajoy/Freepik)