Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

WHO: Pentingnya Pemberian Vaksin untuk Cegah Virus Dengue

WHO: Pentingnya Pemberian Vaksin untuk Cegah Virus Dengue

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Penyakit demam berdarah dengue atau DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Pasalnya, penyebaran virus dengue tergolong mudah, yaitu dengan gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang berkembang biak di lingkungan yang kurang bersih. Dan yang paling sering menjadi pasien dari DBD adalah anak-anak, dengan risiko yang berbahaya, bahkan hingga merenggut nyawa.

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan bahwa pada minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi terpapar dengue di Indonesia tercatat sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat dengue mencapai 816 kematian. Dan memasuki musim hujan, prevalensi penyebaran virus dengue semakin tinggi. Karenanya, Moms sangat perlu melakukan pencegahan agar dapat melindungi Si Kecil dan keluarga dari bahaya DBD.

Hadirnya vaksinasi dengue pertama di Indonesia

Seperti diketahui, DBD ditandai dengan beberapa gejala, di antaranya demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka masalah ini akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau perdarahan, bahkan bisa menyebabkan kematian.

“Oleh karena itu, penting sekali buat seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengue, melalui 3M plus, hingga vaksinasi dengue,” saran Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo.

Sebelumnya, pengadaan vaksinasi dengue masih belum ada meski dianggap mampu menurunkan angka kasus DBD, terutama pada anak-anak. “Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi dengue. Pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu,” tambah Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo.

Hal ini yang menjadi dasar Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang membuat vaksin dengue. Pengadaan Vaksin Dengue Tetravalen ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM, dengan Indonesia sebagai negara pertama yang mendapatkan akses vaksin tersebut. Vaksin ini bisa diberikan untuk setiap individu berusia 6 hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status dengue sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining.

Dengan memberikan vaksin Dengue Tetravalen pada anak usia 6 tahun hingga orang dewasa usia 45 tahun, maka diharapkan hal ini dapat menurunkan risiko penyebaran virus dengue serta mencegah Si Kecil mengalami demam berdarah (DBD).

Jadi, Moms kini bisa lebih tenang dengan tetap melakukan program 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), serta melakukan hal lainnya seperti memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, dan memeriksa tempat-tempat penampungan air. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Gpointstudio/Freepik)