Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bau kaki memang termasuk masalah yang umum dialami. Meskipun begitu, bau kaki tetap saja membuat pengidapnya merasa tidak nyaman. Bahkan, tidak jarang kondisi ini menurunkan rasa percaya diri pengidapnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab serta cara mengatasi bau kaki.
Kondisi yang dalam bahasa medis disebut bromodosis ini biasanya disebabkan oleh menumpuknya keringat dan bakteri pada kaki. Cara mengatasinya pun tergolong mudah. Hanya saja, Moms perlu waspada jika ada kondisi lain yang menyertai bau kaki, karena malah bisa menjadi tanda adanya penyakit lain yang tersembunyi.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!
Penyebab bau kaki
Melansir laman National Health Service, penyebab utama kaki menjadi bau adalah penumpukan air keringat dan bakteri pada kaki. Jumlah keringat yang bisa muncul pada kaki bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti cuaca yang panas, kegiatan berolahraga, berdiri sepanjang hari, stres, mengenakan sepatu yang tidak nyaman, kondisi berat badan yang berlebih, perubahan hormon seperti saat puber maupun menopause, medikasi tertentu seperti obat antidepresan, serta hyperhidrosis (kondisi yang menyebabkan keringat berlebihan).
Mengutip Medical News Today, pada dasarnya bakteri memang dapat hidup secara alami pada permukaan kulit kaki. Namun, ketika bakteri mati atau membersihkan diri dari minyak pada kulit atau kulit mati, maka bau tak sedap bisa muncul. Selain itu, berkembang biaknya bakteri akibat kaki yang lembap juga bisa membuat populasi bakteri tidak seimbang sehingga menyebabkan bau kaki.
Selain keringat dan bakteri yang mengendap, ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan bau kaki, yakni:
- Infeksi jamur. Celah antara jari-jari kaki adalah tempat yang paling disukai oleh jamur. Athlete’s foot dan infeksi kuku kaki adalah beberapa kondisi infeksi jamur yang bisa menyebabkan kaki menjadi bau.
- Kebersihan diri yang buruk. Jarang mencuci kaki dapat menyebabkan bau kaki.
- Sepatu yang tidak dirawat dengan baik dapat menjadi sarang pertumbuhan bakteri dan menjadikannya bau, yang kemudian membuat kaki Anda juga menjadi bau.
- Perubahan hormon saat hamil dapat menyebabkan bau kaki. Meningkatnya produksi hormon selama hamil dapat membuat Anda lebih mudah berkeringat pada kaki, yang bisa memicu bau kaki.
Cara mencegah dan mengatasi bau kaki
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi bau kaki secara alami, yaitu:
- Bersihkan kaki Anda setiap hari menggunakan sabun dan air. Cara ampuh yang bisa digunakan untuk membersihkan kaki adalah menggunakan sabun antibakteri saat mencuci kaki.
- Pastikan Anda mengeringkan kaki setelah mencucinya
- Ganti kaus kaki setiap hari.
- Jaga kuku kaki agar selalu bersih dan potong secara berkala.
- Bersihkan kaki dari sel-sel kulit mati.
- Gunakan sepatu dengan ukuran yang pas, jangan terlalu kecil.
- Pilih kaus kaki dengan bahan yang bisa menyerap keringat untuk menghindari bau kaki. Contoh bahan kaus kaki yang bisa Anda pilih adalah katun.
- Jika Anda berkeringat cukup banyak, maka Anda bisa menggunakan bubuk antibakteri pada sepatu untuk menjaga kaki tetap kering.
- Pastikan sepatu kering sebelum Anda memakainya.
- Hindari menggunakan sepatu yang berbahan dasar sintetis dan ketat.
Hubungi dokter jika…
Bau kaki biasanya dapat dihilangkan secara mudah. Namun ada kalanya bau kaki menjadi tanda kondisi medis serius. Moms perlu segera konsultasi ke dokter jika bau kaki tak kunjung hilang setelah Anda melakukan beberapa cara di atas atau bau kaki disertai dengan warna kemerahan, terasa panas atau sakit, serta tampak luka.
Jika bau kaki disebabkan oleh athlete’s foot, Moms bisa menyembuhkannya dengan membeli obat-obatan di apotek. Namun, athlete’s foot dapat terjadi dengan parah dan menyebabkan komplikasi. Segera hubungi dokter jika Anda memiliki athlete’s foot dan obat-obatan biasa dari apotek tidak bisa menyembuhkan, Anda memiliki diabetes, dan Kondisi imun sedang lemah. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)