Type Keyword(s) to Search
BABY

Jangan Pakaikan Bayi Pelampung Leher saat Berenang, Ini Bahayanya

Jangan Pakaikan Bayi Pelampung Leher saat Berenang, Ini Bahayanya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Berenang merupakan olahraga yang baik untuk dilakukan oleh siapa saja, tak terkecuali oleh bayi. Menurut para ahli, bayi sudah mulai bisa diajak bermain air di kolam renang saat ia berusia 6 bulan. Umumnya, agar Si Kecil aman saat berenang, orang tua akan memasangkan pelampung yang bisa membantu bayi berlatih mengapung.

Salah satu jenis pelampung yang biasa dikenakan ke bayi saat berenang adalah pelampung leher. Tidak hanya sebatas berenang, pelampung leher bayi juga kerap digunakan saat terapi air sebagai salah satu perawatan di baby spa. Pelampung ini akan membantu kepala Si Kecil tetap berada di atas air meskipun ia berada di kolam yang cukup dalam.

Bahaya menggunakan pelampung leher pada bayi

Namun, yang perlu Anda ketahui, ternyata penggunaan pelampung leher ini dilarang karena memiliki efek samping yang perlu diwaspadai lho, Moms. Food and Drug Administration (FDA), Badan Pengawas Obat dan Makanan milik Amerika Serikat, memperingatkan orang tua, pengasuh, dan penyedia layanan kesehatan untuk tidak menggunakan pelampung leher pada bayi.

Mengutip akun Instagram Tentang Anak @tentanganakofficial, sejak akhir Juni 2022 lalu, FDA telah melarang penggunaan seluruh produk pelampung leher bayi, bahkan untuk terapi dan/atau baby spa. Menurut FDA, penggunaan produk ini, terutama pada bayi dengan keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus, dapat menyebabkan kematian atau cedera serius.

FDA menginformasikan bahwa penggunaan pelampung leher untuk terapi air pada bayi yang memiliki keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus, seperti spina bifida, atrofi otot tulang belakang tipe 1, Down syndrome, atau cerebral palsy, dapat meningkatkan risiko cedera leher bahkan kematian. Dilaporkan, risiko tercekik meningkat dan ada bayi yang mengalami cedera berat dan meninggal akibat penggunaan pelampung leher ini.

FDA menyadari bahwa banyak produsen mengklaim produk pelampung leher mereka bisa membantu dalam terapi air pada bayi dengan keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus. Meskipun demikian, keamanan dan efektivitas pelampung leher untuk membangun kekuatan, meningkatkan perkembangan motorik, atau sebagai alat terapi fisik, belum ditetapkan.

Selain itu, penggunaan pelampung leher saat bayi berenang, melansir Alodokter, bisa membuat otot-otot pada leher Si Kecil jadi kaku dan tegang. Jika pelampung ini sering digunakan, dikhawatirkan bisa menimbulkan cedera otot leher yang berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tulang belakang bayi.

Meski diklaim dapat meningkatkan keamanan agar bayi tidak tenggelam, penggunaan pelampung leher sebenarnya bisa mempersempit ruang gerak bayi. Si Kecil akan kesulitan menoleh, berekspresi, atau menyentuh bagian kepala dengan tangannya. Hal ini bisa membuatnya jadi merasa tidak nyaman karena kesulitan melakukan sesuatu.

Bukan itu saja, penggunaan pelampung leher yang terlalu ketat juga dapat membuat bayi jadi kesulitan bernapas. Risiko bayi tenggelam pun bisa meningkat jika penggunaannya tidak benar atau jika pelampung tidak sengaja mengempis.

Yang perlu dilakukan untuk keselamatan anak saat berenang

Dikutip dari Tentang Anak, American Academy of Pediatrics (AAP) sendiri merekomendasikan beberapa hal berikut ini untuk keselamatan berenang pada anak, yakni:

  • Selalu awasi Si Kecil dan jaga ia tetap dalam jangkauan tangan ketika berada di air.
  • Gunakan life jacket jika berenang di alam terbuka.
  • Hindari penggunaan alat bantu renang berisi udara karena berisiko kempis.

Jadi, hindari penggunaan pelampung leher pada bayi Anda saat menemaninya berenang ya, Moms. (M&B/SW/Foto: Reewungjunerr/Freepik)