Type Keyword(s) to Search
KID

Anak Terkena COVID-19, Jangan Sembarangan Berikan Antivirus!

Anak Terkena COVID-19, Jangan Sembarangan Berikan Antivirus!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah sempat melandai beberapa waktu lalu, kasus baru positif COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Saat ini tercatat jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia mencapai angka lebih dari 16 ribu kasus.

Bukan cuma orang dewasa, anak-anak pun banyak yang terinfeksi virus penyakit ini. Hal tersebut tentu menjadi kekhawatiran tersendiri buat para orang tua. Sebagai salah satu cara untuk mengatasi infeksi virus COVID-19 yang menyerang, banyak orang tua yang memberikan obat antivirus kepada anak mereka. Tapi amankah hal itu dilakukan?

Dokter spesialis kesehatan anak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Nina Dwi Putri Sp.A(K) menjelaskan bahwa anak yang tidak bergejala dan bergejala ringan tidak memerlukan antivirus.

“Anak-anak yang tidak bergejala dan bergejala ringan tidak membutuhkan antivirus, kecuali ada pertimbangan khusus dari dokter atau anak-anak dengan risiko tinggi untuk bergejala berat karena komorbid,” kata dr. Nina seperti dikutip dari Antara.

Anak-anak dengan komorbid atau penyakit penyerta yang berisiko lebih besar untuk terpapar COVID-19 adalah mereka yang memiliki gangguan sistem imun, seperti kanker, gagal ginjal, autoimun, dan HIV. Selain itu, anak-anak dengan kelainan jantung bawaan, penyakit paru kronik, asma, diabetes melitus, obesitas, dan kelainan saraf, juga berisiko sama.

Menurut dr. Nina, pemberian obat antivirus ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien. Ia juga menegaskan bahwa antibiotik bukanlah obat COVID-19 dan penggunaannya ditentukan oleh dokter.

Penegasan ini menyusul beredarnya pesan yang berisi saran penggunaan beberapa jenis obat seperti azithromycin, favipiravir, dan dexamethasone untuk mengobati COVID-19. “Apa perlu antivirus dan antibiotik? Sebagian besar anak akan sembuh sendiri, tidak memerlukan antivirus atau antibiotik, kecuali bergejala berat dan dirawat di rumah sakit,” jelas dr. Nina.

Selain pentingnya obat sesuai dengan rekomendasi dokter bagi anak yang terkena COVID-19, dr. Nina juga meminta orang tua turut memastikan ruangan yang digunakan untuk isolasi mandiri memiliki ventilasi baik dan terpisah dari anggota keluarga lain.

Yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat antivirus

Mengutip Alodokter, obat antivirus sendiri adalah golongan obat untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Namun penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter.

Obat antivirus bekerja dengan cara membunuh virus atau menghambat perkembangbiakan virus di dalam tubuh, sehingga jumlah virus dapat berkurang dan infeksi dapat teratasi atau setidaknya terkendali.

Dilansir dari Alodokter, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi obat antivirus, antara lain:

  • Memberi tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Obat antivirus tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Memberi tahu dokter jika pasien pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit jantung, gangguan saluran pernapasan, penyakit hati, atau diabetes.
  • Segera menemui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan obat antivirus.

Efek samping dan bahaya obat antivirus

Selain manfaat yang diberikan, tiap obat juga bisa menimbulkan efek samping buat yang mengonsumsinya. Beberapa efek samping yang dapat dialami setelah mengonsumsi obat antivirus adalah sakit kepala, mual dan muntah, tidak enak badan, diare, batuk dan hidung tersumbat, nyeri otot dan sendi, serta sakit perut. Segera periksakan diri ke dokter jika efek samping tidak kunjung hilang atau justru bertambah parah. (M&B/SW/Foto: Jcomp/Freepik)