Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

COVID-19 Ngegas Lagi, Waspadai Subvarian BA.4 dan BA.5!

COVID-19 Ngegas Lagi, Waspadai Subvarian BA.4 dan BA.5!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah beberapa waktu lalu jumlah penderita COVID-19 di Indonesia bisa ditekan angkanya, pelan namun pasti, kasus harian COVID-19 kembali ngegas dan jumlahnya meningkat. Bahkan beberapa hari belakangan ini jumlah kasus harian mencapai angka lebih dari 1.000 orang. Kenaikan kasus ini ditengarai terjadi bersamaan dengan masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia.

Penyebab angka COVID-19 harian naik kembali

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sendiri pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022 dengan diketemukannya 4 kasus. Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada, dr. Gunadi, PhD, Sp.BA, peneliti dari FKKMK Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan BA.1 dan BA.2. Subvarian baru ini pun tidak ada indikasi yang menyebabkan kesakitan lebih parah dibanding varian Omicron lainnya.

Meskipun begitu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan jika subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 hanyalah 1 dari 3 potensi penyebab yang ada saat ini. Dua lainnya adalah peningkatan mobilitas penduduk dan perilaku abai terhadap protokol kesehatan.

“Penyebab spesifik kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia perlu segera diidentifikasi setidaknya dalam dua hingga tiga pekan ke depan agar penanganan situasi dapat terkendali secara tepat,” katanya dalam konferensi pers virtual Perkembangan Penanganan Kasus COVID-19 Nasional beberapa hari lalu.

Prediksi puncak kasus COVID-19

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memprediksi bahwa puncak kasus COVID-19 dari penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli. Ia mengatakan, gelombang varian baru virus biasanya akan mencapai puncak sekitar satu bulan sejak kasus pertama ditemukan.

Budi memperkirakan, puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron. Selain itu, pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit diprediksi hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Adapun kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.

“Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal,” jelasnya seperti dikutip dari Kompas.com.

Meski demikian, Budi mewanti-wanti semua pihak agar tetap waspada. Ia mengajak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga dan mengimbau untuk memakai masker saat berada di kerumunan atau ruangan tertutup. “Tidak ada ruginya kita bersikap hati-hati dan waspada,” ujarnya.

Budi juga memperkirakan, kasus COVID-19 akan kembali turun setelah pekan keempat bulan Juli. “Yakni 1 bulan sesudah diidentifikasi, jadi sekitar minggu ketiga minggu keempat Juli dan kemudian nanti akan turun kembali,” tambahnya.

Gejala BA.4 dan BA.5 lebih ringan daripada omicron

Mengutip laman Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI menerangkan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron sebelumnya, yaitu BA.1 dan BA.2.

Selain itu, kedua subvarian baru itu punya karakteristik untuk menurunkan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibodi monoklonal hingga memiliki kemampuan lolos dari perlindungan kekebalan vaksinasi dan infeksi varian Omicron.

Sedangkan untuk tingkat keparahan, disampaikan bahwa tidak ada indikasi kesakitan yang lebih parah daripada varian omicron sebelumnya. Lebih lanjut dr. Syahril mengatakan bahwa masyarakat diharapkan mewaspadai adanya immune escape, yaitu kondisi di mana imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan akibat paparan atau infeksi varian omicron.

Nah, kondisi tersebut menegaskan kepada kita bahwa perilaku hidup sehat dengan mengikuti protokol kesehatan yang baik serta mengikuti vaksinasi COVID-19 masih menjadi salah satu hal penting untuk dilakukan, mengingat pandemi belum sepenuhnya hilang dari dunia maupun Indonesia, sehingga kemungkinan terjadinya kenaikan kasus masih sangat dimungkinkan.

Karena itu, yuk, Moms, lakukan selalu prokes dengan ketat dan ajak anggota keluarga serta teman Anda untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 segera! (M&B/SW/Foto: Rawpixel.com/Freepik)