Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

8 Penyakit Keturunan yang Sulit Dihindari

8 Penyakit Keturunan yang Sulit Dihindari

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Semua orang ingin sehat tanpa menderita suatu penyakit apa pun. Namun, ada kalanya penyakit datang tak bisa dihindari, yaitu penyakit yang diturunkan atau yang biasa disebut dengan istilah penyakit genetik.

Makan makanan bergizi, minum vitamin, berolahraga, dan cukup istirahat merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang dilakukan kebanyakan orang. Tujuannya utamanya adalah untuk menghindari penyakit. Meski begitu, beberapa penyakit keturunan berikut ini sulit dihindari meski Anda telah menerapkan pola hidup sehat. Apa saja?

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan dan kerap terjadi sejak masih anak-anak. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan penyakit ini menyerang pada usia dewasa. Pada penderita diabetes tipe 1, tubuhnya kekurangan hormon insulin. Risiko seorang anak terkena penyakit keturunan ini akan lebih tinggi apabila kedua orang tua kandungnya menderita diabetes tipe 1.

2. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit keturunan yang menyebabkan gangguan pembekuan darah. Dilansir dari situs Alodokter, kondisi ini lebih banyak dialami pria. Pada kondisi normal, faktor-faktor pembekuan darah akan bekerja untuk membuat darah membeku saat terjadi luka atau perdarahan. Akan tetapi pada penderita hemofilia, tubuhnya kekurangan faktor pembekuan darah sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk menghentikan perdarahan.

3. Thalassemia

Penyakit genetik yang satu ini menyerang sel darah merah penderitanya. Kondisi tersebut membuat kadar hemoglobin dalam sel darah merah penderitanya berkurang sehingga oksigen sulit diedarkan ke seluruh tubuh. Thalassemia bisa dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu thalassemia mayor dan thalassemia minor. Pada penderita thalassemia mayor, transfusi darah secara rutin perlu dilakukan. Sedangkan pada penderita thalassemia minor (carrier), hal itu tidak perlu.

Perlu diketahui, jika hanya salah satu orang tua yang berperan sebagai carrier (pembawa penyakit) atau menderita thalassemia minor, maka kemungkinan anaknya hanya akan mengalami thalassemia minor. Namun, jika kedua orang tua adalah carrier atau sama-sama menderita thalassemia minor, maka anaknya berisiko mengalami thalassemia mayor.

Itulah alasan screening thalassemia perlu dilakukan sebelum pernikahan. Dengan melakukan screening maka kelahiran anak dengan thalassemia mayor bisa diantisipasi. Anak yang lahir dengan thalassemia berat kebanyakan meninggal saat dilahirkan.

4. Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan gangguan otak serius yang membuat seseorang mengalami kondisi pikun atau lupa yang parah serta memengaruhi kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Penyakit keturunan ini biasanya dialami orang tua di atas usia 60 tahun. Meski begitu, tak tertutup kemungkinan seseorang yang lebih muda terkena Alzheimer. Risiko seseorang untuk terkena penyakit Alzheimer juga akan meningkat apabila ia memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.

5. Kanker

Kanker tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan hidup yang kurang sehat. Faktor genetik juga ikut meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit. Namun kanker yang murni diwarisi oleh faktor genetik tergolong kecil, yaitu sekitar 5-10% dari penyebab kanker secara umum.

6. Penyakit jantung

Faktor genetik juga berperan besar dalam munculnya penyakit jantung. Tapi memang perlu diakui, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini, seperti pola makan tidak sehat, mengalami obesitas, jarang berolahraga, dan punya kebiasaan merokok.

7. Buta warna

Buta warna merupakan kondisi mata yang tidak mampu melihat warna secara normal. Penderita buta warna akan sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total). Pada sebagian besar kasus, penyakit buta warna diturunkan dari orang tua ke anak. Buta warna turunan pada umumnya memengaruhi kedua mata. Tingkat keparahan buta warna pada penyakit turunan bisa ringan, sedang, hingga berat dengan derajat keparahan yang tidak akan berubah hingga akhir hidup penderitanya.

8. Gangguan mental

Orang yang menderita gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, autisme, ADHD, gangguan cemas, sindrom Down, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD) kemungkinan besar memiliki orang tua atau saudara yang juga menderita gangguan serupa. Meski begitu, gangguan mental juga bisa dipicu oleh faktor lain, seperti stres, trauma, atau tekanan psikologis yang berat. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)