Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Cacar Monyet Lebih Parah pada Anak, Waspadai Gejalanya!

Cacar Monyet Lebih Parah pada Anak, Waspadai Gejalanya!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah serangan COVID-19, dunia kembali digegerkan dengan serangan cacar monyet atau dikenal juga dengan monkeypox. Bagaimana tidak geger, gejala cacar monyet ini memang lebih menyeramkan daripada cacar air biasa.

Apa sih penyebab cacar monyet? Benarkah penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia? Apa saja gejalanya dan seberapa luas penyakit ini sudah menyebar di Indonesia? Jangan panik dulu Moms, yuk, kenali serba-serbi cacar monyet dan lindungi keluarga dari serangannya.

Apa penyebab cacar monyet?

Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan RI, cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang disebabkan oleh monkeypox virus, yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Perlu Moms ketahui, genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar smallpox).

Kenapa dinamai cacar monyet? Penyakit yang ditemukan di Denmark pada tahun 1958 ini memang pertama muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Sejak saat itu, penyakit ini disebut cacar monyet atau monkeypox.

Bagaimana penularan cacar monyet?

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, artinya dapat ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Di Afrika, cacar monyet telah ditemukan pada banyak spesies hewan, seperti monyet, tupai, tikus Gambia, dan yang menjadi induk virus ini adalah rodent atau tikus.

“Biasanya cacar monyet ini menular dari hewan ke manusia karena kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi di kulit. Bisa juga dari manusia ke manusia, tapi mekanismenya masih diinvestigasi. Kemungkinan dari droplet pernapasan, cairan, tubuh, kontak dengan lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi,” jelas dr. Adam Prabata, dokter umum dan edukator kesehatan, di konten Instagram-nya (27/05/2022).

Dokter Adam juga menyebutkan pada situasi sekarang, penularan terjadi pada kontak erat fisik dengan orang yang bergejala. Bisakah ditularkan dengan mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi? Laman Covid19.kemkes.go.id menyebutkan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush meat) bisa menjadi cara penularan juga, lho! Bahkan ibu hamil yang terinfeksi cacar monyet juga bisa menularkan ke janinnya melalui plasenta atau kontak selama persalinan.

Angka cacar monyet di Indonesia

Dunia memang sedang geger dengan meningkatnya angka cacar monyet, namun berita baiknya: belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. “Berdasarkan laporan WHO per tanggal 21 Mei 2022, laporan adanya kasus monkeypox baru muncul di beberapa negara non-endemis antara lain Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan AS,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.

Apa saja gejala cacar monyet?

Menurut WHO, gejala cacar monyet agak mirip dengan cacar air, namun secara klinis lebih ringan. Masa inkubasi (interval dari terinfeksi sampai timbul gejala) sekitar 6-16 hari, tetapi bisa berkisar antara 5-21 hari. Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda, Kemenkes menyarankan untuk mengantisipasi beberapa gejala cacar monyet di tiap fase.

Fase prodomal (awal): Demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, lemas.

Fase erupsi: Muncul ruam atau lesi pada kulit (biasanya dimulai dari wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap). Ruam atau lesi dimulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras, hingga keropeng lalu rontok. Serangan infeksi cacar monyet sampai lesi hilang dan rontok biasanya terjadi selama 14-21 hari.

Benarkah lebih parah pada anak?

Benar. Walau cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya, namun kasusnya bisa lebih parah terjadi pada anak-anak, status kesehatan pasien, tingkat keparahan komplikasi, dan tingkat paparan virus. Cacar monyet bisa menyebabkan kematian, namun hanya terjadi pada kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan. Kebanyakan kasus kematian akibat cacar monyet terjadi pada anak-anak.

Siapa yang banyak terkena cacar monyet?

Menurut informasi dr. Adam, peningkatan kasus cacar monyet saat ini kebanyakan terjadi pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis. Apakah artinya cacar monyet menular melalui hubungan seksual? Dokter Adam menyebutkan sebelumnya cacar monyet diketahui tidak menular melalui hubungan seksual, namun saat ini kemungkinan tersebut sedang diselidiki Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jadi, selalu waspada dan terapkan gaya hidup sehat ya, Moms dan Dads! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)