Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Posisi Janin Sungsang, Bolehkah Dipijat? Ini Jawaban Dokter

Posisi Janin Sungsang, Bolehkah Dipijat? Ini Jawaban Dokter

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms mungkin paling deg-degan kalau mendengar “bayi sungsang” saat hamil. Enggak heran, karena posisi janin sungsang memang kerap dikaitkan dengan berbagai mitos, salah satunya harus melahirkan secara caesar.

Ketika mengetahui posisi janin sungsang, banyak yang mencoba untuk mengembalikan posisi janin dengan cara pijat. Sebenarnya, aman atau tidak sih bumil pijat sungsang? Untuk menjawabnya, M&B telah bertanya pada dr. UF Bagazi, SpOG, dokter spesialis kebidangan & kandungan dari Brawijaya Hospital Antasari. Simak penjelasan dr. UF berikut ini, Moms!

Apakah sungsang sering terjadi?

“Posisi bayi masih suka berputar-putar sejak awal kehamilan sampai dengan usia 7 bulan. Setelah 7 bulan, kepalanya relatif akan menjadi bagian terendah, terjadinya kurang lebih sekitar 95-97 persen. Sisanya bisa sungsang, melintang, dan lain-lain. Itu kira-kira porsinya kecil atau hanya sekitar 3 persen,” jelas dr. UF.

Ditambahkan oleh dr. UF, sekitar 33 persen kehamilan kemungkinan terjadi posisi sungsang sampai dengan usia 28 minggu, sedangkan usia 32-34 minggu itu kemungkinannya tinggal 7-15 persen. Usia tersebut masih wajar terjadi sungsang, tapi berbeda kasusnya jika kehamilan sudah di atas 34 minggu.

“Kalau lewat dari 34 minggu dan masih sungsang, maka sudah boleh berdiskusi dengan dokternya mengenai persalinan apa yang terbaik, karena begitu masuk di 36 minggu, chance (kesempatan) bayi untuk berputar ke posisi normal hanya 2 persen,” urainya.

Menurut dr. UF, posisi sungsang sendiri ada 3 macam. “Ada yang kakinya keluar, ada pantat dan kaki, ada yang pantatnya full menutupi panggul bawah ibunya,” jelasnya. Selain sungsang, sering juga ditemukan posisi melintang (kepala bisa di sebelah kanan, kaki di kiri. Bisa punggung menghadap bawah, bisa menghadap atas). “Itu semua mempunyai keadaan yang tidak menguntungkan jika bersalin, bisa ketubannya pecah, risikonya sangat bahaya untuk janinnya.”

Uniknya, risiko sungsang meningkat ketika ibu hamil juga pernah sungsang saat masih di perut ibunya. Ini juga lebih sering terjadi pada kehamilan pertama atau premigravida.

Bolehkah pijat sungsang?

“Sebetulnya bisa, ini namanya ECV atau external cephalic version. Ini bukan pijat, tetapi manuver yang dilakukan oleh dokter spesialis di rumah sakit yang ada kamar operasi, ICU, dan dokter anestesi saat melakukan itu,” jelas dr. UF. Dengan kata lain, ini bukan pijat biasa, melainkan tindakan dari dokter.

Pijat ECV ini umumnya dilakukan di usia kehamilan 36-37 minggu, karena bayinya sudah mampu untuk hidup di luar (jika harus dilahirkan saat itu juga). Walau sudah dilakukan oleh dokter spesialis yang berpengalaman, tetap ada risiko dari ECV atau pijat sungsang ini.

Menurut dr. UF, ECV bisa saja menyebabkan plasenta lepas, bisa semakin banyak lilitan di leher atau bagian lainnya, atau ketubannya pecah. Jika itu terjadi, maka langsung dilakukan tindakan darurat, yaitu operasi caesar.

Bagaimana jika pijat sungsang tradisional? Pijat tradisional untuk mengembalikan posisi sungsang tidak bisa dan tidak boleh dilakukan. “Pada saat dokter memutar janin dengan ECV, itu dokter menggunakan USG. Begitu lepas ketahuan bahwa ada pendarahan di dalam plasentanya lepas, sebelum bayinya meninggal, segera dilahirkan. Jadi kalau dipijat atau diputar oleh dukun bayi atau apa, itu sangat berbahaya sekali, tidak boleh dilakukan,” tegas dr. UF.

Bolehkah pijat atau urut saat hamil?

“Yang namanya pijat saat hamil itu boleh, tetapi lokasi yang dipijat di mana dulu? Kalau intervensi pijat itu untuk kehamilannya, untuk perutnya, itu tidak boleh. Karena di perut ada air ketuban, ada janin, ada plasenta, yang mana itu tidak kelihatan dengan mata telanjang, harus dengan USG. Jadi untuk pijat daerah perut, ada risiko terjadi pelepasan plasenta. Nah, selama pijatnya pijat ibu hamil, misal bagian kaki ke bawah, pundak, punggung atas, tangan, silakan saja. Pastikan saja pijatnya bukan bagian perut atau intervensi yang bisa menyebabkan kontraksi, pecah ketuban, lepas plasenta, dan risiko lainnya,” saran dr. UF.

Sering sujud, posisi janin kembali normal?

Moms mungkin sering mendengar kalau ibu sering melakukan posisi sujud bisa mengembalikan posisi janin agar tidak sungsang lagi. Benarkah itu? Menurut dr. UF, posisi sujud atau dikenal dengan niches position memang sering dilakukan. Niches position bisa dilakukan dengan harapan ada tekanan di bagian perut diafragma sehingga seolah-olah ada tekanan yang mendorong janin untuk berbalik atau berputar.

“Nah, keberhasilannya ini dalam penelitian tidak terbukti, tetapi juga tidak berbahaya. Jika itu dikerjakan, baik-baik saja. Namun jika tidak dikerjakan, tidak apa-apa. Dan kalau tidak salah, dalam gerakan prenatal yoga posisi-posisi seperti itu juga diajarkan untuk memperbaiki posisi bayi,” jelas dr. UF.

Jika Anda sedang mengalami kehamilan dengan posisi janin sungsang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Namun, jangan pernah mencoba pijat tradisional untuk mengubah posisi janin ya, Moms. (M&B/Tiffany/SW/Foto: Freepik)