Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan selama hamil, salah satunya adalah kualitas dan kecukupan gizi. Pasalnya, malnutrisi selama hamil dapat mendorong anak mengalami stunting kelak, seperti yang dijelaskan oleh dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, dokter spesialis gizi klinik, pada acara Virtual Press Conference "Rayakan Hari Gizi Nasional 2022, Royco Pertegas Komitmen Atasi Malnutrisi melalui Aksi dan Kolaborasi Strategis" pada beberapa waktu lalu.
Di antara begitu banyak zat gizi yang perlu dipenuhi, yodium merupakan salah satu yang sering terlewatkan. Ya, mineral ini memang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang kecil, namun manfaatnya begitu besar bagi ibu dan janin. Untuk itu, memenuhi asupan yodium saat hamil sangatlah penting. Masih penasaran? Simak penjelasannya berikut ini, Moms!
Makronutrien vs mikronutrien
Pada dasarnya, jenis nutrisi terbagi dua, yakni makronutrien dan mikronutrien. Baik makronutrien dan mikronutrien memiliki kegunaannya masing-masing, sehingga semuanya penting dan perlu dicukupi dalam porsi tertentu.
Seperti namanya, makronutrien atau zat gizi makro adalah gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Kelompok gizi ini terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Pada bumil, karbohidrat, protein, dan lemak tak hanya berguna untuk menjaga kesehatan ibu, tapi juga menyediakan energi bagi janin untuk berkembang serta membangun tubuhnya.
Berkebalikan dengan makronutrien, mikronutrien atau zat gizi mikro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil. Kelompok gizi ini terdiri atas vitamin dan mineral. Nah, salah satu mineral yang penting dan dibutuhkan selama hamil adalah yodium.
Manfaat yodium
“Mengingat masa emas pertumbuhan anak terhitung sejak 1.000 hari pertama, yaitu dari kandungan hingga berusia 2 tahun, ibu hamil harus teredukasi untuk mencukupi asupan makronutrien maupun mikronutrien, seperti yodium,” tutur dr. Diana. Sayangnya, tidak sedikit yang menganggap yodium tak sepenting zat gizi lain.
“Asupan yodium sering kali masih dikesampingkan karena kebutuhan per harinya sangat kecil. Padahal, lebih dari sekadar mencegah penyakit gondok, yodium berperan besar bagi tumbuh kembang anak, termasuk dalam mencegah stunting,” timpalnya.
Mengutip WHO, yodium sangatlah diperlukan saat hamil untuk menjaga kesehatan otak janin. “Yodium bisa mendukung pembentukan sel saraf dan otak janin, sehingga bisa mendorong bayi bertumbuh lebih cerdas,” kata dr. Diana.
Selain itu, yodium juga berfungsi besar untuk menjaga kesehatan metabolisme Anda selama hamil. Dilansir dari What to Expect, yodium mampu menjaga tiroid agar bisa berfungsi normal. Tiroid adalah kelenjar yang mengatur stabilitas hormon yang mengontrol metabolisme tubuh, detak jantung, suhu tubuh, dan fungsi tubuh lainnya.
Mengonsumsi cukup yodium selama hamil juga mampu memastikan Si Kecil tumbuh dengan kelenjar tiroid yang sehat dan berfungsi normal. Bayi yang lahir dengan kelenjar tiroid yang kurang berkembang cenderung tumbuh dengan IQ rendah, perlambatan perkembangan, tuli, perkembangan fisik yang abnormal, dan sebagainya.
Bumil butuh berapa banyak yodium?
Karena termasuk sebagai mikronutrien, yodium dibutuhkan sangat sedikit. National Institutes of Health’s Office of Dietary Supplements merekomendasikan agar perempuan mengonsumsi 150 mikrogram yodium per hari sebelum hamil, 220 mikrogram selama hamil, dan 290 mikrogram selama masa menyusui.
Tak perlu khawatir, karena memenuhi kebutuhan yodium tidaklah sulit. Ada banyak bahan makanan yang mengandung yodium, seperti ikan kod, yoghurt, susu, udang, dan keju. Selain itu, membumbui makanan dengan garam beryodium atau garam fortifikasi juga bisa membantu memenuhi kebutuhan yodium harian Anda. Seperempat sendok teh garam beryodium biasanya dapat memberikan 71 mikrogram yodium.
Makanan yang sudah terfortifkasi, seperti tepung atau roti, juga bisa membantu memenuhi kecukupan yodium Anda. Jika diperlukan, Moms bisa konsultasikan dengan dokter untuk mengonsumsi suplemen khusus. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Drobotdean/Freepik)