Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Meskipun bukan makanan asli Indonesia, keju memiliki cita rasa dan tekstur yang sangat lezat. Oleh karena itu, wajar jika kini keju menjadi salah satu bahan makanan favorit masyarakat Indonesia, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, karena tak hanya lezat, keju juga kaya akan nutrisi.
Namun dengan kondisi perkembangan Si Kecil, apakah keju sudah bisa diberikan sejak ia masih bayi? Soalnya, keju terbuat dari susu sapi atau kambing yang diproses melalui proses fermentasi pada periode tertentu. Amankah keju untuk sistem pencernaan Si Kecil yang masih berkembang?
Mau tahu jawabannya, Moms? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Umur tepat untuk memberikan keju
Mengutip Healthline, beberapa ahli menyatakan bahwa keju aman diberikan sejak bayi berumur 6 bulan. Namun, beberapa ahli lainnya menyarankan untuk menunggu hingga Si Kecil berusia 8-10 bulan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), keju aman dan bisa ditambahkan ke menu MPASI Si Kecil mulai usia 7-8 bulan.
Namun, agar lebih aman, Moms perlu konsultasikan kondisi Si Kecil ke dokter sebelum memberikannya keju. Dokter mungkin akan memberikan panduan spesifik yang bisa Anda lakukan berdasarkan perkembangan Si Kecil yang unik. Di samping itu, sangat penting agar Moms menunggu 3-5 hari setelah memberikan keju kepada Si Kecil untuk melihat jika ada intoleransi atau reaksi alergi.
Manfaat keju untuk kesehatan bayi
Keju adalah salah satu sumber makanan yang sangat bernutrisi, sehingga mampu membantu melengkapi kebutuhan gizi Si Kecil, contohnya cottage cheese yang full fat kaya akan kalsium, protein, fosfor, selenium, vitamin A, vitamin B12, riboflavin, dan tentu saja lemak sehat.
Kalsium pada keju sangatlah penting karena bisa mendorong perkembangan tulang jadi lebih kuat dan panjang. Sementara protein adalah salah satu gizi yang krusial karena dibutuhkan untuk membangun tubuh secara keseluruhan.
Adapun kalori dalam keju juga bisa membantu menyediakan cukup energi buat Si Kecil untuk bertumbuh dan beraktivitas, sedangkan lemak dibutuhkan untuk mendukung perkembangan otak bayi agar maksimal.
Baca juga: Rekomendasi Keju untuk Menu MPASI Bayi Anda
Keju yang aman untuk bayi
Kunci keamanan pemberian keju sebagai MPASI adalah jenisnya. Pilih yang full fat serta sudah dipasteurisasi. Moms bisa mulai dari varian yang lebih ringan sebelum memberikan keju yang lebih kuat. Beberapa jenis keju yang aman untuk diberikan kepada bayi antara lain adalah keju Colby, cheddar, Monterey Jack, mozzarella, parmesan, romano, cottage cheese, cream cheese, dan ricotta.
Hindari keju yang lembut, berumur lama, atau keju yang dimatangkan dengan jamur. Beberapa keju yang sebaiknya dihindari untuk bayi antara lain keju brie, Camembert, dan Roquefort. Keju jenis ini bisa mengandung Listeria, yaitu bakteri yang bisa memicu keracunan makanan pada Si Kecil. Selalu periksa penjelasan bahan dasar pada kemasan dan pastikan Moms memilih keju yang sudah dipasteurisasi.
Rekomendasi pengolahan keju untuk bayi
Dengan kemampuan makan dan memproses makanan yang masih berkembang, memberikan keju dalam bentuk utuh, besar, dan bulat bisa meningkatkan risiko tersedak. Keju berbentuk kubus juga bisa memberikan tantangan makan yang sama, sehingga perlu dihindari. Keju meleleh dan lentur, seperti mozzarella, juga rawan tersedak jika tidak dipotong menjadi kecil-kecil.
Beberapa rekomendasi pengolahan keju yang lebih aman untuk bayi, yakni:
- Dirobek-robek atau disuwir untuk melatih makan finger food
- Dipotong tipis-tipis agar mudah dikunyah
- Dilelehkan di atas sayuran atau makanan lainnya
- Dilelehkan dan dicampur dengan telur atau pancake
- Diparut dan disajikan bersama pasta
- Dioleskan pada roti atau kue (krim keju).
Sudahkah terjawab rasa penasaran Moms? Jadi, Anda enggak perlu ragu lagi untuk memberikan keju kepada Si Kecil, ya! (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Cookie_studio/Freepik)