Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Peran sebagai ibu yang dilakoni Niken Anjani (34) memang belum genap setahun. Tetapi, aktris yang telah berperan di banyak film ini sudah merasakan keseruan dari perkembangan Si Kecil, Anaia Alodie Adimaz. Dan dari banyaknya tantangan dalam menjalani tugasnya menjadi orang tua baru, Niken tetap mampu menemukan cara terbaik untuk mencintai dirinya sendiri.
Konsep self-love memang cukup penting bagi Niken Anjani. Mampu menerima segala hal yang ia miliki tanpa memedulikan komentar orang lain menjadi caranya untuk tetap waras sebagai dirinya sendiri maupun menjalankan kehidupan barunya sebagai seorang ibu. Dan tentu saja di balik kesibukan yang ada, Niken tetap menjadikan Anaia (10 bulan) sebagai prioritasnya.
Pengorbanan untuk bisa tetap maksimal dalam merawat Si Kecil, mencintai diri sendiri, sekaligus melakukan pekerjaannya sebagai aktris pun Niken lakukan. Meski tidak mudah, cara ini mungkin juga bisa Moms terapkan untuk menjadi penyeimbang dalam menjalani kehidupan. Banyak hal diceritakan Niken Anjani, Mom of The Month Februari 2022 ini, dalam wawancara eksklusif bersama Mother & Beyond berikut.
Bagaimana perasaan Anda berperan sebagai seorang ibu? Apa saja keseruan yang Anda alami?
Memang di fase awal kelahiran Anaia saya merasa overwhelmed karena kebingungan, terutama karena Si Kecil juga lahir di awal pandemi. Banyak hal terasa lebih ribet dan saya cukup kewalahan.
Tapi Alhamdullilah, saya sudah melewati banyak hal itu, jadi sekarang saya merasa bahagia dan sangat menikmati semua prosesnya. Salah satunya adalah saat proses menyusui dan tantangan lain yang saya jalani saat ini.
Dari semua itu, saya mengerti bahwa mau tidak mau, sebagai seorang ibu, kita harus belajar terus tentang setiap hal baru. Jadi, semua terasa menyenangkan, meskipun waktu istirahatnya jadi berkurang dibandingkan dengan sebelum punya anak.
Siapa saja support system yang membantu Anda merawat Si Kecil?
Nomor satu tentunya suami yang sangat supportive, kemudian ibu saya dan juga ada pengasuh yang membantu. Kita kayak Group of 4, yang saling komunikasi untuk membesarkan Anaia bersama-sama.
Jadi, ketika saya dan ayahnya bekerja, ada Oma dan dibantu pengasuh yang siap untuk menjaga. Anaia juga jadi lebih tenang karena ada yang menemaninya bermain dan mendampingi.
Apa yang berubah dari pribadi Anda sebelum dan setelah memiliki anak?
Menurut saya, tidak banyak perubahan dari sisi karakter atau kepribadian saya. Justru yang terasa adalah porsi me time jadi berkurang. Jika dulu dalam satu hari saya bisa melakukan banyak hal, mulai dari bekerja, bersosialisasi, family time, hingga me time, tapi sekarang, saat akan beraktivitas keluar, saya perlu menentukan apakah hari itu untuk bekerja atau hanya me time saja. Di luar itu, tentunya digunakan untuk mengasuh Anaia di rumah.
Pernahkah Anda pernah mengalami shaming setelah menjadi ibu? Bagaimana cara menanggapinya jika hal tersebut terdengar di telinga Anda?
Saya bersyukur karena di inner circle (lingkungan keluarga maupun teman), saya tidak mendapatkan shaming atau pendapat yang mungkin dirasa kurang nyaman. Tapi kalaupun ada, saya tidak memedulikan hal tersebut, termasuk yang ada di media sosial. Saya memilih untuk tidak membukanya daripada sakit hati dan jadi pikiran. Toh, saya juga sudah berkonsultasi dengan ahlinya sehingga tahu hal yang terbaik untuk anak saya.
Bagi saya juga, setiap orang memiliki kehidupan dan pengalaman yang berbeda-beda. Selama kita happy saat menjalani hidup dan bersyukur dengan apa yang kita punya, tidak perlu memusingkan dan mengurusi berbagai shaming yang ditujukan, terutama pada saya. Yang terpenting adalah saya fokus pada diri sendiri, anak, dan tentu keluarga saya. Untuk hal lainnya, ya cuek saja!
Selama kita happy menjalani hidup dan bersyukur dengan apa yang kita punya, tidak perlu memusingkan dan mengurusi berbagai shaming yang ditujukan. Yang terpenting adalah fokus pada diri sendiri, anak, dan keluarga.
Apa saja hal paling menyenangkan dan paling sulit menurut Anda sebagai seorang ibu?
Yang paling menyenangkan pastinya we get to spend some time with the baby. Kita benar-benar bisa bonding, bisa ngeliat perkembangannya. Semua itu menyenangkan.
Sedangkan yang paling saya tidak suka jadi seorang ibu adalah harus bangun malam, untuk menyusui ataupun memompa ASI. Ini jadi tantangan yang paling berat, karena saya ingin memberikan ASI eksklusif paling tidak sampai usia Anaia 1 tahun. Pernah satu waktu saya tidak menyusui ataupun memompa di malam hari selama beberapa bulan karena kelelahan. Tapi hal ini justru membuat ASI langsung tidak lancar selama beberapa hari berikutnya.
Meskipun berat, tentunya perlu komitmen yang terus saya jaga agar prosesnya berjalan lancar, karena saya mengerti fase ini tidak akan berlangsung selamanya, jadi saya pun ingin menikmatinya.
Apa arti mencintai diri sendiri bagi Anda?
Self-love bukan berarti egois. Self-love adalah memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri. Dan kita harus berusaha susah payah untuk tidak selalu menyenangkan orang lain.
Memang susah, tapi cara saya adalah mensyukuri segala sesuatu yang kita terima dan miliki. Jangan juga berprasangka buruk terhadap seseorang atau hal lainnya. Saya mencoba untuk terus berpikir secara positif terlebih dahulu.
Kemudian, jangan membandingkan hidup kita dengan orang lain. Karena setiap orang memiliki duka dan kebahagiaannya masing-masing. Jadi, nikmati saja apa yang kita miliki.
Self-love bukan berarti egois. Self-love adalah memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri. Salah satu caranya dengan mensyukuri segala sesuatu yang kita terima dan miliki.
Di media sosial, Anda sering mengunggah momen saat berolahraga. Apakah dilakukan untuk menjaga kebugaran saja?
Awalnya olahraga menjadi sarana untuk saya bersosialisasi dengan orang lain. Tapi, akhirnya berubah menjadi me time di masa pandemi ini. Bagi saya, olahraga juga menjadi hiburan sekaligus momen untuk menghilangkan rasa bosan selama di rumah saja. Olahraga sendiri punya manfaat untuk menambah hormon endorphine, sehingga membuat saya bisa merasa happy saat melakukannya secara rutin. Ini juga menjadi me time, di mana saya bisa menitipkan Anaia selama 2,5 jam untuk berolahraga pun sudah cukup untuk saya.
Selain olahraga, tidur dengan durasi yang cukup juga menjadi kunci untuk menjaga kebugaran tubuh. Dibandingkan me time, seperti menonton drakor di tengah malam, saya memilih untuk mengistirahatkan tubuh. Jadi, no begadang-begadang club.
Untuk saat ini pun saya tidak membatasi porsi makan demi kebugaran. Alasan utamanya tentu karena saya masih di fase memberikan ASI. Tapi makanan yang dikonsumsi pun tetap yang sehat agar bisa menjaga kualitas ASI serta kesehatan Anaia.
Ada tips buat para Moms supaya lebih mencintai dirinya sendiri?
Untuk bisa mencintai diri Moms sendiri kita harus belajar untuk bersyukur dengan apa pun yang kita punya. Dan juga tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Kalau sudah bisa melewati hal itu, proses mencintai diri sendiri tentu akan jadi lebih mudah untuk dijalani. (M&B/Vonia Lucky/ND/Foto dan Digital Imaging: Saeffie Adjie Badas)