Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Hati-Hati! Ini 7 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi Wanita

Hati-Hati! Ini 7 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi Wanita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sistem reproduksi wanita cenderung rapuh sehingga rawan terkena berbagai penyakit, terutama penyakit pada sistem reproduksi. Gangguan kesehatan pada sistem reproduksi wanita tidak boleh disepelekan, karena bisa memengaruhi kesuburan dan kehamilan. Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres berlebihan serta gaya hidup dan pola makan yang buruk.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut ini beberapa penyakit yang sering menyerang sistem reproduksi wanita.

1. Endometriosis

Endometriosis adalah salah satu gangguan kesehatan pada sistem reproduksi yang menyerang rahim wanita, tempat bertumbuhnya janin selama masa kehamilan. Endometriosis terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim, atau disebut jaringan endometrium, tumbuh di tempat lain di luar rahim, seperti di ovarium, usus, belakang rahim, atau kandung kemih.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab endometriosis masih belum diketahui secara pasti, tapi beberapa kemungkinan penyebab bisa meningkatkan risiko endometriosis, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh, genetik, implantasi bekas luka bedah, perubahan sel embrio, dan retrograde menstruation.

Gejala endometriosis bisa sangat bervariasi, beberapa wanita bisa mengalami gejala ringan, tetapi yang lainnya bisa mengalami gejala sedang hingga berat. Beberapa gejala endometriosis misalnya nyeri saat berhubungan seksual, ketidaknyamanan saat buang air besar, nyeri pada panggul dan perut bagian bawah, perdarahan menstruasi yang berat, dan infertility.

Baca juga: Ini yang Perlu Moms Ingat saat Hamil dengan Endometriosis

2. Fibroid uterus

Fibroid uterus, disebut juga mioma, adalah tumbuhnya tumor non-kanker di bagian dalam atau luar rahim, yang cukup umum menyerang wanita pada usia subur. Masalah ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim dan bahkan hampir tidak pernah berkembang menjadi penyakit kanker.

Meskipun begitu, tumor non-kanker ini dapat tumbuh membesar yang bisa menyebabkan perdarahan berat saat menstruasi, nyeri saat buang air dan berhubungan seks, serta sakit punggung bawah.

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab fibroid rahim, tapi ada dua faktor yang dapat meningkatkan risiko, yakni gangguan hormonal dan genetik. Bila Anda mengalami gejala yang merujuk pada fibroid uterus, sebaiknya konsultasikan pada dokter spesialis kandungan untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.

3. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), atau sindrom ovarium polikistik, adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang dapat menyebabkan sulit hamil. Berdasarkan studi dalam Oxford Academic Journals, umumnya sindrom ovarium polikistik lebih sering menyerang wanita pada usia subur atau di usia 15-44 tahun.

Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika ovarium memproduksi lebih banyak hormon pria atau hormon androgen daripada biasanya, yang bisa menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.

PCOS menyebabkan berkembangnya banyak kista (kantung-kantung berisi cairan) di ovarium, yang membuat sel telur tidak berkembang dengan baik dan membuat Anda sulit hamil.

Wanita dengan riwayat keluarga (genetik) PCOS, resistensi insulin, dan kelebihan berat badan (obesitas) lebih mungkin mengalami penyakit pada sistem reproduksi wanita ini.

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan, munculnya jerawat yang parah, dan munculnya gejala fisik seperti pria, termasuk tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan tubuh, serta mengalami kebotakan pola pria (male pattern baldness), bisa menjadi beberapa gejala PCOS.

4. Kanker ginekologi

Penyakit pada sistem reproduksi wanita berikutnya adalah kanker ginekologi, jenis kanker yang dimulai dan terjadi pada sistem reproduksi wanita. Pertumbuhan sel abnormal pada rahim tentu saja bisa memengaruhi kesuburan dan membuat Anda sulit hamil.

Ada 5 jenis kanker ginekologi yang dibedakan berdasarkan tempat dimulai dan terjadinya pertumbuhan sel kanker, yakni:

  • Kanker serviks: Pertumbuhan sel kanker yang dimulai di leher rahim (serviks), yang berada di ujung rahim.
  • Kanker ovarium: Pertumbuhan sel kanker yang dimulai di ovarium.
  • Kanker rahim: Pertumbuhan sel kanker yang dimulai di rahim, tempat bertumbuhnya janin saat di dalam kandungan.
  • Kanker vagina: Pertumbuhan sel kanker yang dimulai di vagina, saluran berlubang seperti tabung yang terletak di antara bagian bawah rahim dan bagian luar tubuh.
  • Kanker vulva: Pertumbuhan sel kanker yang dimulai di vulva, bagian luar organ genital wanita.

5. Penyakit menular seksual (PMS)

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit pada sistem reproduksi yang dapat terjadi karena berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri, virus, dan parasit.

Faktanya, penyakit menular seksual dapat dialami oleh pria maupun wanita, tetapi dalam banyak kasus masalah kesehatan yang ditimbulkannya bisa lebih parah pada wanita. Seorang wanita hamil yang menderita penyakit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada janin di dalam kandungan.

Penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri atau parasit dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Namun, masih belum tersedia obat untuk penyakit menular seksual yang disebabkan karena virus, tetapi obat antivirus bisa membantu mengendalikan gejalanya.

6. Interstitial cystitis

Interstitial cystitis adalah kondisi yang terjadi ketika kandung kemih mengalami nyeri kronis akibat peradangan dan iritasi, yang mengakibatkan ketidaknyamanan atau nyeri di kandung kemih dan daerah sekitar panggul.

Gejala interstitial cystitis bisa sangat bervariasi. Beberapa wanita mungkin mengalami beberapa gejala, tetapi beberapa wanita lainnya mungkin sama sekali tidak mengalami gejala. Beberapa gejala interstitial cystitis yang bisa Anda alami, seperti sering buang air kecil, merasakan ketidaknyamanan, serta nyeri hebat di sekitar daerah panggul dan kandung kemih.

7. HIV/AIDS

HIV atau human immunodeficiency virus adalah jenis virus yang menyerang sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh. HIV secara spesifik menyerang sel CD4, yang bertugas melawan infeksi.

Seiring berjalannya waktu, HIV bisa menghancurkan begitu banyak sel-sel hingga tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi. Ini dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), merupakan tahap akhir dari infeksi HIV, ketika sistem kekebalan tubuh sudah sangat parah. Jika sudah begini, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit pada sistem reproduksi wanita.

Tubuh manusia tidak dapat menyingkirkan virus HIV. Itu berarti penderitanya akan memilikinya seumur hidup. Masih belum ada obat khusus yang dapat mengobati HIV/AIDS sepenuhnya, tetapi rutin mengonsumsi obat antiretroviral dapat membantu mengendalikan dan menonaktifkan virusnya.

Penularan virus HIV ini bisa terjadi melalui berbagai cara, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom, penggunaan alat suntik secara bersama-sama, transfusi darah, ditularkan dari ibu hamil kepada janin melalui plasenta, persalinan, dan menyusui. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Nikitabuida/Freepik)