Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tahukah Moms bahwa ada begitu banyak hal di sekitar kita yang bisa merusak kesehatan kulit? Pada urutan kedua setelah matahari, polusi bisa merusak dan mendorong penuaan pada kulit.
Sejauh ini, ada 3 jenis polusi yang bisa memengaruhi kesehatan kulit kita sehari-hari, yakni polusi indoor, polusi outdoor, dan polusi digital, seperti yang telah dijelaskan oleh Elisa Hadiyati Nurwono, marketing manager Fresh Indonesia, serta Lev Glazman dan Alina Roytberg founder Fresh, saat peluncuran Fresh Kombucha Facial Treatment Essence beberapa waktu lalu.
Mau tahu lebih banyak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini Moms!
Polusi indoor
Siapa bilang di rumah bebas polusi? Faktanya, ada banyak polusi yang bisa ditemukan di rumah, lho. Berbagai polusi yang disebut sebagai polusi indoor ini bahkan mampu memengaruhi kesehatan kulit Anda, Moms. Melansir The Independent, polusi indoor bisa berupa debu, kotoran, gas, dan paparan sinar matahari.
Mengutip Dr. Adil Sheraz, konsultan dermatologis dan juru bicara British Skin Foundation, dari The Independent, polucyclic aromatic hydrocarbons (PAH) dapat memberikan efek berbahaya pada kulit. Ia mengatakan bahwa debu rumah tangga mengandung PAH dan umumnya masuk ke rumah melalui ventilasi. Ia juga mengatakan bahwa kamar tidur memiliki kadar PAH yang tertinggi, terutama pada karpet dan gorden.
Selain itu, jika Anda merokok di rumah, maka hal ini juga dapat menjadi sumber polusi indoor bagi Anda. Asap rokok bisa memperparah berbagai kondisi kulit, seperti psoriasis, jerawat, kerutan, garis halus, dan penuaan dini.
Polusi outdoor
Polusi outdoor dapat berupa paparan sinar matahari dan polusi udara. Berbagai jenis sumber polusi udara outdoor disebabkan oleh asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan industri. Selain itu, asap rokok, debu, serta debu serbuk sari juga dapat menjadi polusi yang memengaruhi kesehatan kulit Anda.
Polusi udara outdoor mengandung besi-besian, hidrokarbon, dan sumber kontaminasi lain yang ukurannya lebih kecil dari 2,5 micron (PM2,5). Partikel ini menyebabkan stres yang memicu inflamasi sehingga bisa mendorong penuaan dini, dermatitis atopik, kanker kulit, psoriasis, dan kulit berjerawat.
Polusi digital
Di kehidupan modern ini, rasanya sulit ya, melepas rutinitas dari perangkat digital, mulai dari laptop hingga ponsel. Ya, terlebih lagi di masa pandemi ini. Rutinitas work from home tentu menuntut kita untuk terus terpapar dengan layar perangkat. Padahal, setiap layar perangkat digital memancarkan cahaya biru alias blue light atau high-energy visible light.
Paparan kulit terhadap cahaya biru ini dapat mempercepat proses penuaan kulit, seperti kerutan, garis halus, hiperpigmentasi, inflamasi, dan pelemahan skin barrier. Pasalnya, blue light dapat menekan proses pelepasan melatonin pada tubuh, sehingga bisa memengaruhi siklus tidur dan insomnia. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Wayhomestudio/Freepik)