Type Keyword(s) to Search
KID

Jangan Sampai Dilakukan! 10 Kesalahan Orang Tua Menghadapi Anak Praremaja

Jangan Sampai Dilakukan! 10 Kesalahan Orang Tua Menghadapi Anak Praremaja

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms tentunya pernah jadi anak praremaja. Tapi, tetap saja, banyak hal yang bikin kita terkaget-kaget ketika jadi orang tua, ya Moms. Ingat-ingat deh, dulu saat praremaja, Moms pasti ingin sekali dimengerti, kan. Tapi sekarang kok, untuk mencoba mengerti anak praremaja Anda rasanya susah sekali, ya.

Anak-anak usia praremaja memang cenderung ingin menjalani hidup secara mandiri. Mereka juga mencoba untuk mencari jati diri dan kadang hal ini membuat orang tua merasa tidak tenang.

Sebagai orang tua, Moms tentunya ingin yang terbaik, juga ingin membimbing anak menghadapi masa praremajanya. Sayangnya, secara tak sadar, orang tua kadang justru melakukan beberapa kesalahan yang justru membuat anak menutup diri, menjauh, bahkan tak respek pada orang tuanya.

Tentunya Moms tak ingin hal ini terjadi, kan. Hmm, apa saja ya, kesalahan-kesalahan orang tua dalam menghadapi anak praremaja yang kerap membuat mereka menjauh? Simak yuk, Moms!

1. Suka melebih-lebihkan ataupun meremehkan

Dilansir dari Verywell Family, salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang tua adalah terlalu atau kurang memperhatikan masalah anak praremajanya. Tak jarang, hal yang Moms anggap sepele, ternyata merupakan masalah besar buat anak, begitu pula sebaliknya. Ingat Moms, melebih-lebihkan ataupun meremehkan masalah anak bisa membuat ia merasa sedih, kecewa, bahkan sakit hati, lho.

2. Banyak bicara sedikit mendengar

Ayo, ngaku deh, siapa yang sering seperti ini? Padahal, terlalu banyak bicara, apalagi dengan nada tinggi dan sedikit mendengarkan, justru bisa membuat orang tua makin sulit berkomunikasi dengan anak, lho.

Bisa saja, anak yang tadinya ingin curhat banyak dengan orang tua jadi mengurungkan niatnya dan memilih diam daripada harus mendengar “ceramah” panjang. Ingat, mendengarkan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan orang tua buat anak, terutama jika anak ada di usia praremaja.

3. Memberikan penilaian tanpa diminta

Anak-anak praremaja sangat sensitif terhadap kritik. Bahkan, bisa saja yang Moms anggap adalah sebuah saran untuk membantu, buat anak itu adalah bentuk ketidaksetujuan Moms terhadapnya. Untuk hal-hal yang bersifat prinsip, tentu Moms boleh memberi penilaian, tapi untuk hal-hal yang tidak mendasar, lebih baik Moms menahan diri dan menunggu ia sendiri yang meminta pendapat Anda, ya.

4. Menggoda berlebihan

Mungkin maksud Moms adalah bercanda atau supaya akrab, tapi kadang anak yang tengah mencari jati diri serta masih belajar untuk menghargai dirinya ini malah tersinggung. Mungkin saja sih, dari luar ia terlihat tidak keberatan, tapi siapa yang tahu apa yang ada di dalam hati dan pikirannya?

5. Memberi solusi tanpa tahu masalahnya

Baru saja anak bicara A, Moms sudah memberikan solusi hingga Z dengan alasan “sudah banyak makan asam garam kehidupan”. Padahal, Anda belum mendengarkan sepenuhnya apa masalah yang sedang ia hadapi.

Akibatnya, solusi yang Moms berikan bisa saja tidak berhubungan dengan inti permasalahan. Jadi, tahan diri dan dengarkan dulu hingga selesai ya, Moms. Sekali lagi, anak praremaja lebih butuh didengarkan.

6. Harapan tak realistis

Sebagai orang dewasa, mungkin Anda berpikir kehidupan remaja adalah hal yang mudah sehingga “menuntut” anak untuk selalu menjalani hidup dengan ringan dan menyenangkan. Padahal, bagi anak yang jiwanya sedang bergejolak, kehidupannya mungkin seperti “dunia akan berakhir”.

Memaksa anak untuk menjalani kehidupan seperti ekspektasi orang tua bisa membuat anak menganggap bahwa rasa sedih itu adalah perasaan yang tak normal bagi anak praremaja, sehingga ia cenderung menutupi kesedihannya dan menghindar dari orang tua ketika mengalami masalah.

7. Melawan balik

Emosi praremaja memang sedang tinggi, apalagi jika ia tengah mengalami masalah sulit. Tak jarang, Moms jadi terlibat perdebatan sengit tanpa ujung dengan anak. Tak hanya melelahkan bagi Anda, hal ini juga bisa membuat ia menjauh dari Anda, lho.

Ada baiknya Moms mendengarkan lebih dahulu apa yang dikatakan anak Anda dan mencari tahu apakah perdebatan itu perlu dilakukan atau tidak. Selain itu, Moms juga perlu tahu waktu yang tepat untuk mundur dan menenangkan diri, ya.

8. Terlalu bebas

Terlalu banyak aturan tentu akan mengekang dan tak menyenangkan, tapi bebas tak bersyarat juga tak baik lho, Moms. Meski Anda ingin memberi anak kebebasan untuk berekspresi dan berpendapat, tentu saja perlu ada aturan dan batasan, karena anak juga harus mencoba melatih moral dan kemampuannya untuk membuat pilihan yang tepat.

9. Minta dihormati tapi lupa menghormati

Anak memang berasal dari rahim kita, tapi bagaimanapun, ia adalah individu berbeda yang memiliki hak untuk dihormati privasinya, pendapat, juga ide-idenya. Moms memang lebih tua dan sudah mengalami banyak hal, tapi jangan lupa juga untuk menghormati dan menghargai anak Anda. Dengarkan ia saat berbicara, hormati pendapatnya tanpa perlu disela. Pasti ia akan merasa nyaman kok, untuk jujur dan dekat dengan Anda.

10. Menyepelekan koneksi dengan anak

Selama masa transisi menuju dewasa, anak tentu masih membutuhkan bimbingan dari orang tuanya. Moms boleh saja memberi anak lebih banyak kebebasan, tapi penting juga untuk mengingatkan ia bahwa Anda selalu ada untuknya.

Mengajak anak makan atau berbelanja berdua di akhir pekan, menonton serial favorit di rumah, atau sekadar meninggalkan note kecil sebelum Anda berangkat ke kantor juga bisa menjaga koneksi antara Anda dan anak tetap terjalin erat. (M&B/Nanda Djohan/SW/Foto: Freepik)