Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Memelihara kucing di rumah memang menjadi aktivitas yang menyenangkan. Kucing pun bisa menjadi teman bermain untuk anak. Namun, Moms tetap perlu mengawasi Si Kecil karena kucing dapat menyebarkan penyakit lewat sentuhan, gigitan, atau cakarannya. Dan karena sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang, Si Kecil pun lebih rentan terpapar penyakit dari kucing tersebut.
Seperti hewan lainnya, tubuh kucing merupakan tempat bertumbuhnya virus, bakteri, dan parasit. Berbagai mikroba tersebut dapat menimbulkan infeksi pada tubuh manusia dan memunculkan sejumlah penyakit, terutama pada anak-anak. Penyakit tersebut di antaranya adalah:
1. Infeksi cakaran atau gigitan kucing
Bakteri Bartonella henselae merupakan salah satu bakteri yang bisa menginfeksi kucing. Apabila Si Kecil terkena cakaran atau gigitan dari kucing, maka ia bisa ikut terinfeksi bakteri tersebut. Gejala yang timbul di antaranya adalah demam, sakit kepala, kelelahan, hingga nyeri dan bengkak pada kelenjar getah bening.
2. Kurap
Masalah infeksi kulit berupa kurap juga bisa ditularkan kucing kepada anak. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa jenis jamur yang ditemukan di tanah yang bisa menempel di kulit atau bulu kucing. Ketika tangan Si Kecil menyentuh hewan yang terinfeksi, maka ia bisa terkena kurap tersebut.
3. Rabies
Salah satu penyakit serius dan berbahaya dari kucing ke anak-anak adalah rabies. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh anak melalui gigitan atau luka yang terkontaminasi air liur hewan yang terinfeksi. Kucing yang tidak divaksinasi dan yang dibiarkan berkeliaran di luar ruangan memiliki risiko tinggi terkena infeksi rabies.
4. Salmonellosis
Penyakit bernama salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang juga bisa menular dari kucing pada anak akibat infeksi bakteri Salmonella. Gejala yang muncul jika Si Kecil mengalaminya berupa demam, diare, dan sakit perut. Kondisi ini mulai muncul pada 6 jam hingga 4 hari setelah infeksi terjadi, tetapi kondisi anak pada umumnya akan membaik setelah 4-7 hari.
5. Infeksi Campylobacter
Infeksi lain juga bisa disebabkan oleh paparan bakteri Campylobacter yang hidup di dalam saluran pencernaan kucing, anjing, dan hamster. Si Kecil bisa terkena penyakit ini jika ia tidak mencuci tangan setelah tidak sengaja menyentuh feses kucing. Bakteri ini juga akan bisa menempel di barang-barang dan mainan yang terkontaminasi feses. Infeksi ini menyebabkan diare, sakit perut, serta demam, dan bisa menular pada anggota keluarga lainnya.
6. Toksoplasma
Masalah kesehatan lain yang juga bisa menular dari feses kucing adalah toksoplasma, yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Infeksi parasit ini sebenarnya dapat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh sehingga tidak menimbulkan gejala. Namun, pada orang dengan imunitas rendah, seperti anak-anak dan ibu hamil, infeksi ini bisa menimbulkan kondisi yang serius. Gejala yang muncul di antaranya adalah kelelahan, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, hingga keguguran.
7. Toksokariasis
Kucing juga bisa mengalami toksokariasis yang disebabkan oleh cacing gelang Toxocara dan biasanya ada di kotoran kucing. Apabila anak terpapar penyakit ini, maka ia bisa menderita demam, batuk atau mengi, ruam, pembesaran hati, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk mencegah berbagai penyakit tersebut, Moms perlu melakukan pemeriksaan serta vaksinasi pada kucing peliharaan Anda secara rutin. Segeralah bawa kucing ke dokter jika muncul tanda-tanda infeksi atau kondisi lain yang tidak wajar. Dengan begitu, kucing peliharaan tetap sehat dan bisa menjadi teman bermain yang menyenangkan buat Si Kecil (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)