Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Stroke Sejak Dini! Ini Kata Ahli tentang Faktor Risiko Stroke

Waspada Stroke Sejak Dini! Ini Kata Ahli tentang Faktor Risiko Stroke

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bukan tanpa alasan jika tanggal 29 Oktober lalu diperingati sebagai World Stroke Day atau Hari Stroke Sedunia. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar. Berdasarkan data yang dirilis American Heart Association, jumlah kematian akibat stroke di dunia sepanjang 2019 saja mencapai angka sekitar 18,6 juta.

Stroke merupakan salah satu penyakit berbahaya yang harus diwaspadai. Agar Anda bisa mengantisipasi serangan stroke sejak dini, simak penjelasan seputar stroke dari dr. Fran Efendy, Sp.N, neurologis RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, dalam Instagram Live bersama M&B beberapa waktu lalu.

Apa definisi stroke?

Berdasarkan pengertian secara medis, stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

“Stroke selalu berkaitan dengan gangguan sirkulasi pembuluh darah di dalam otak. Segala sesuatu kondisi yang disebabkan adanya sumbatan atau aliran darah yang tidak lancar dikategorikan sebagai stroke,” jelas dr. Fran.

“Aliran darah tidak lancar ini bisa disebabkan sumbatan atau karena pembuluh darah pecah. Kedua kondisi ini mengakibatkan aliran darah tidak lancar sehingga memicu gejala-gejala tertentu yang bisa diidentifikasi sebagai stroke,” lanjutnya.

Bagaimana gejalanya?

Dari Kementerian Kesehatan RI dan Germas (Gerakan Masyarakat), disepakati slogan “SeGeRa ke RS”. Jadi apabila Anda mengalami salah satu gejala berikut ini dalam kurun waktu 6 jam, maka dipastikan Anda terkena stroke dan harus segera mendapat penanganan di rumah sakit. Gejala yang dimaksud adalah:

  • SEnyum tidak simetris.
  • GErak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba.
  • BicaRA pelo/tiba-tiba tidak bisa berbicara/tidak mengerti kata-kata/tidak nyambung.
  • KEbas atau baal atau kesemutan separuh tubuh.
  • Rabun, pandangan satu mata kabur dan terjadi tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, sempoyongan).

Di usia berapa Anda rentan terserang stroke?

Tidak sedikit yang menilai bahwa stroke merupakan penyakit orang yang sudah tua. Benarkah begitu? “Secara epidemologi, stroke memang kebanyakan menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun,” ungkap dr. Fran.

“Namun paradigma kesehatan saat ini sudah bergeser. Usia dimulainya terkena stroke sudah lebih muda. Seperti yang kita ketahui, pola makan masyarakat di Indonesia sudah berubah menjadi tinggi kalori dan tinggi lemak, sehingga onset (serangan) saat stroke itu terjadi semakin lama semakin muda. Bahkan ada kondisi, baru berusia sekitar 20 tahun sudah terkena stroke,” imbuhnya.

Apa penyebab stroke?

Faktor-faktor penyebab stroke, khususnya bagi mereka yang berusia di bawah usia epidemiology of stroke, antara lain:

  • Beberapa penyakit keturunan atau genetik
  • Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak
  • Stres.

Faktor-faktor inilah yang memicu risiko darah tinggi dan kolesterol tinggi sehingga mengakibatkan stroke. Saat ini, faktor risiko yang biasanya ditemukan pada orang dewasa sudah mulai terlihat pada mereka yang berusia lebih muda. Selain itu, faktor risiko stroke juga semakin tinggi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

Apakah stroke hanya menyerang seseorang yang mengalami obesitas?

“Jawabannya adalah tidak, karena level kolesterol biasanya tidak menimbulkan gejala hingga seseorang mengalami komplikasi. Gula darah pun ada yang tidak menimbulkan gejala berarti sebelum terjadi komplikasi. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin walau tidak memiliki gejala sama sekali, terutama kimia darah seperti level kolesterol dan asam urat. Jadi muda dan kurus tidak selalu menjadi indikasi bahwa Anda sehat,” ujar dr. Fran.

“Orang yang tekanan darahnya rendah juga bisa terkena stroke karena faktor risiko bukan hanya hipertensi, tapi ada gula darah, level kolesterol, faktor risiko merokok, serta faktor risiko lain yang tidak bisa dihindari, seperti usia,” imbuhnya.

Pertolongan pertama saat stroke

Saat gejala “SeGeRa ke RS” terjadi, maka Anda perlu segera ke rumah sakit, tidak boleh ditunda lagi. Dengan begitu pasien bisa segera menjalani tes dan pengkajian dari dokter saraf sehingga Anda bisa mendapatkan penanganan serta terapi memadai.

Bagaimana mencegah stroke?

Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa diubah, seperti faktor genetik, jenis kelamin pria yang risiko lebih tinggi ketimbang wanita, dan usia di atas 40 tahun.

“Namun ada faktor-faktor risiko yang bisa diubah. Apabila Anda memiliki penyakit darah tinggi, kencing manis, atau kolesterol tinggi, punya kebiasaan merokok, malas berolahraga, maka kondisi ini bisa diubah. Misalnya, Anda punya tekanan darah tinggi maka konsumsi obat secara teratur, rajin kontrol ke dokter, dan usahakan parameter kesehatan Anda seideal mungkin,” jelas dr. Fran.

Apakah stroke bisa disembuhkan?

Stroke bisa disembuhkan asalkan pasien masih berada dalam golden period atau periode baku emas, yaitu periode enam jam saat terjadinya gejala stroke. “Ketika pasien stroke langsung dibawa ke rumah sakit dalam kurun waktu 6 jam saat terjadi gejala, maka ada terapi yang bisa diberikan dan terapi ini tidak bisa dilakukan setelah lewat 6 jam. Terapi tersebut bisa memberikan kemungkinan pasien untuk sembuh sempurna tanpa gejala sisa sebesar 16 persen,” kata dr. Fran.

Apabila pasien baru dibawa ke rumah sakit setelah periode emas, maka kemungkinan ia masih tetap memiliki gejala sisa. Pasien dapat melakukan fisioterapi untuk membantu menstimulus kekuatannya sedikit meningkat. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: 8Photo/Freepik)