Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Kalimat yang Harus Dihindari untuk Membesarkan Anak yang Tangguh

Kalimat yang Harus Dihindari untuk Membesarkan Anak yang Tangguh

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, kita tentu tahu bahwa hidup itu penuh dengan tantangan. Hal ini pun nantinya pasti akan dihadapi anak. Sebagai orang tua, kita memang tidak memiliki kontrol akan tantangan yang akan dihadapi Si Kecil suatu saat nanti, namun bukan berarti kita tidak bisa mempersiapkannya untuk menjadi anak yang tangguh menghadapi segala tantangan dan masalah dalam hidupnya.

Bila Si Kecil menjadi anak yang tangguh, maka kelak ia pun akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tangguh, yang tahu bagaimana pulih dari kekecewaan atau keterpurukan terberat sekalipun, bukan hanya larut di dalamnya.

Nah, untuk membesarkan anak yang tangguh ini, segala hal yang Anda lakukan dan katakan dapat berdampak besar pada nilai-nilai yang dikembangkan anak. Maka penting diingat untuk membuat keseimbangan antara mendukung anak Anda dan membiarkannya menyelesaikan semua masalahnya sendiri. Perhatikan pula untuk tidak mengucapkan beberapa kalimat berikut ini jika Anda ingin membesarkan anak yang tangguh ya, Moms.

1. “Kamu akan baik-baik saja.” 

Ungkapan "kamu akan baik-baik saja" mungkin dimaksudkan sebagai upaya untuk menenangkan anak Anda. Namun sebenarnya ungkapan ini malah bisa membuat anak justru merasa tidak baik-baik saja bila ia merasa kesal atau frustrasi. Sebaiknya Moms memberi tahu anak Anda bahwa tidak masalah bila sedang memiliki emosi yang besar, dan yakinkan bahwa ia pasti bisa mengatasinya. Moms mungkin bisa mengatakan, "Mama tahu kamu kecewa, tidak apa-apa kok."

2. "Sini Mama bantuin!"

Sebagai orang tua, ada kalanya kita ingin sekali bisa membantu anak saat ia mengalami kesulitan. Namun ketahuilah Moms bahwa membiarkan Si Kecil mengalami situasi sulit akan mengajarinya bahwa ia dapat memecahkan masalahnya sendiri.

Pastikan Moms membuat keseimbangan antara membantu anak Anda dan menyelesaikan masalah Anda sepenuhnya. Bila ia kesulitan mengikat tali sepatunya, tunjukkan padanya bagaimana cara mengikat tali sepatu, lalu dorong ia untuk mencoba mengikatnya sendiri.

3. "Kayaknya ini terlalu sulit buat kamu, deh."

Terkadang anak memang ingin mencoba melakukan hal-hal yang belum siap atau bisa ia lakukan. Hal ini mungkin karena ia melihat Moms atau orang lain pernah melakukannya. Namun daripada mengatakan kalimat tersebut, lebih baik Moms berkata, "Mungkin kamu bisa mencoba melakukan hal lainnya, Nak." Pasalnya bila Moms mengatakan, "Ini terlalu sulit buat kamu," kalimat ini bisa berarti Moms berpikir anak Anda tidak mampu melakukan suatu hal. Jadi fokuslah untuk mengarahkan perhatiannya ke aktivitas yang lebih sesuai untuk perkembangannya. Dengan beberapa kali latihan, pasti nantinya Si Kecil bisa melakukan tugas sulit lainnya.

4. "Hati-hati ya, Nak!"

Sebagai orang tua tentu Moms ingin selalu Si Kecil berada di situasi yang aman. Tak heran jika Anda mungkin mengingatkan anak untuk berhati-hati setiap saat. Namun menyuruhnya untuk selalu berhati-hati justru dapat mengirim pesan kepada anak bahwa ia sebenarnya sedang tidak aman.

Jika Moms berpikir Si Kecil mungkin terluka saat menaiki perosotan atau tangga saat bermain, cobalah berdiri di dekatnya bila ia membutuhkan bantuan Anda. Hal ini akan mendorong kemampuannya untuk menentukan kapan situasi tidak aman dan kapan boleh mengambil sedikit risiko.

5. "Ini gampang kok, kamu pasti bisa melakukannya."

Ungkapan ini memang tampak bisa membesarkan hati anak Anda. Tetapi dengan memberi tahu Si Kecil bahwa sesuatu yang tampaknya menantang baginya adalah hal yang mudah dilakukan terkadang justru menghilangkan keinginan Si Kecil untuk mencoba. Sebaiknya Moms mengatakan, "Mama tahu ini sulit, tapi Mama yakin kamu bisa melakukannya." Dengan begitu Moms bisa menekankan kemampuan anak untuk mengatasi hal-hal yang sulit.

6. "Aku nyerah, deh."

Menjadi orang dewasa yang tangguh merupakan salah satu cara terbaik untuk membesarkan anak yang tangguh pula. Namun tak ada salahnya bila Moms dan Dad membiarkan anak Anda untuk melihat perjuangan atau tantangan yang Anda lalui dan bagaimana Anda menanganinya dengan tenang, misalnya dengan berkata, "Mama kayaknya perlu istirahat sebentar sebelum mencobanya lagi," kemudian Anda mengambil napas dalam-dalam, melangkah keluar sejenak, menenangkan diri, dan mencoba lagi setelah gagal.

7. "Kamu terlalu pemalu/pemalas..."

Hindari memberi label negatif pada anak. Jika Moms mengatakan kepada anak Anda bahwa ia pemalu atau pemalas, ada kemungkinan ia akan mulai bertingkah seperti itu, meskipun ia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Bila ia memilih untuk tidak bergabung dengan teman-temannya saat bermain, sebaiknya Moms mengatakan "Kenapa kamu tidak ikut main dengan teman-teman kamu? Ada yang mau diceritain ke Mama?"

Cobalah untuk menemukan inti dari perilaku buruk anak. Cari tahu mengapa sebenarnya anak Anda bertindak seperti demikian, kemudian sarankan cara untuk lebih memahami perasaannya dan memperbaiki situasi tersebut. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Pressfoto/Freepik)