Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bagi para wanita usia produktif, menopause adalah hal yang sering disepelekan dan bahkan tabu untuk dibicarakan. Padahal, kondisi medis ini pasti terjadi dan perlu dipersiapkan dengan baik. Informasi seputar menopause semakin penting untuk diketahui karena Moms juga perlu mengantisipasi menopause dini.
Apa saja yang perlu diwaspadai dari menopause dini? Apa saja gejalanya dan bagaimana mencegahnya? Untuk menjawabnya, M&B telah bertanya dengan dr. Ruswantriani, SpOG, dokter spesialis kebidanan & kandungan RS EMC Sentul. Simak penjelasan dokter yang akrab disapa dr. Tria ini yuk, Moms.
Mengenal menopause
Moms mungkin sudah paham definisi dari menopause, yaitu suatu masa berhentinya kehidupan reproduksi yang ditandai dengan berhentinya haid. Menurut dr. Tria, ada pengertian lebih spesifik mengenai menopause. “WHO menyebutkan menopause adalah berhentinya fungsi reproduksi karena produk hormon-hormon perempuan menurun. Disebut menopause kalau 12 bulan berturut-turut tidak haid,” ujar dr. Tria saat Instagram Live “Antisipasi Menopause Sejak Dini” bersama Novita Angie, Editor in Chief Mother & Beyond.
Kapan sih menopause terjadi? “Umumnya wanita menopause di usia 45 sampai 55 tahun, tapi ada penelitian di RSCM pada 2015, itu rata-rata wanita Indonesia menopause di usia 48 tahun dengan plus minus 5 tahun,” papar dr. Tria.
Dokter Tria menjelaskan kalau menopause terbagi menjadi 3 fase, yaitu premenopause atau perimenopause, menopause, dan pasca menopause. Untuk mempersiapkan datangnya menopause, Moms perlu mengenali fase perimenopause yang terjadi 2 sampai 5 tahun sebelum menopause.
“Gejala perimenopause ada beberapa, gejala awalnya adalah perubahan pola haid. Haid bisa menjadi lebih sedikit atau banyak dibanding biasanya, lamanya haid juga bisa jadi lebih pendek. Gejala lainnya adalah muncul keluhan subjektif, seperti badan terasa panas, mood swing, mudah marah atau tersinggung, libido turun, dan vagina kering,” papar dr. Tria.
Menopause dini
Jika menopause umumnya terjadi di usia 45-55 tahun, maka yang dimaksud menopause dini adalah terjadinya menopause sebelum usia 40 tahun. “Penyebabnya macam-macam. Bisa jadi karena ada operasi sebelumnya (misalnya operasi pengangkatan indung telur atau operasi pengangkatan rahim), penggunaan obat-obatan (seperti kemoterapi), ada penyakit autoimun tertentu, epilepsi, penyakit genetik atau keturunan, juga karena pola makan dan pola hidup yang kurang baik,” jelas dr. Tria.
Menurut dr. Tria, usia menopause kini semakin lama semakin bergeser menjadi lebih cepat. Untuk itu sangat disarankan untuk mengantisipasi menopause dini dengan memodifikasi gaya hidup, seperti menghindari makanan cepat saji dan perlu rutin berolahraga.
Mitos fakta menopause dini
Bicara soal menopause dini, hal tersebut mungkin tak lepas dari berbagai mitos. Untuk itu M&B telah menanyakan fakta di balik mitos-mitos seputar menopause dini yang banyak beredar. Ini jawaban dr. Tria, Moms.
1. Obat pelangsing meningkatkan risiko menopause dini.
Fakta! Menurut dr. Tria, ternyata sudah ada penelitian yang menyebutkan penggunaan obat-obatan pelangsing dapat menyebabkan menopause dini. Maka lebih aman untuk merampingkan tubuh dengan cara aman dan sehat ya, Moms. Hindari menggunakan obat-obatan pelangsing.
2. Semakin cepat haid pertama semakin cepat menopause.
Ini cuma mitos, Moms! dr. Tria bilang tidak ada hubungannya antara usia haid pertama dengan usia menopause.
3. Perempuan infertil lebih cepat menopause.
Ini juga hanya mitos! Menurut dr. Tria, kesuburan wanita tidak serta-merta menyebabkan menopause dini atau menopause lebih cepat.
4. Tubektomi artinya menopause.
“Ini salah kaprah. Orang sering takut kalau tubektomi (steril) jadi menopause, padahal organ yang berkaitan dengan steril dan menopause itu berbeda. Kalo steril itu yang dipotong atau diikat saluran telur, ini fungsinya hanya tempat bertemunya sel sperma dan sel telur. Orang yang disteril akan tetap haid, karena steril itu tidak mengganggu indung telur,” papar dr. Tria.
5. IUD menyebabkan menopause dini.
Tentu saja tidak! Justru ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa penggunaan alat KB hormonal bisa menunda menopause. Contoh alat KB hormonal adalah IUD hormonal, pil KB, dan suntik KB. Walau begitu, bukan berarti penggunaan alat kontrasepsi non-hormonal (seperti IUD) bisa menyebabkan menopause dini, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)