Type Keyword(s) to Search
KID

Begini Cara Membantu Anak Praremaja Menghadapi Drama Pertemanan

Begini Cara Membantu Anak Praremaja Menghadapi Drama Pertemanan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Drama atau konflik pertemanan merupakan hal yang umum dialami siapa saja, terutama oleh anak yang sedang beranjak remaja. Ya Moms, di rentang usia ini anak mulai mencari dan menonjolkan identitas dirinya. Namun di saat yang bersamaan, ia juga sangat senang menjadi bagian dari sebuah kelompok. Hal ini sering kali membuat drama pertemanan jadi sesuatu yang tak bisa dihindari.

Namun, membantu anak melewati momen-momen seperti ini bisa dipenuhi tantangan dan emosi. Sebagai orang tua, pasti Moms ingin membela anak dengan berbagai daya yang Anda miliki. Namun, jika kita terlalu ikut campur maupun emosional, ia malah tak bisa menghadapi peristiwa ini dengan baik lho, Moms.

Tak perlu khawatir Moms, karena berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak praremaja, seperti dikutip dari Parents.

1. Menjadi pendengar yang baik

Anak mungkin memiliki emosi yang sangat kuat soal masalah pertemanan yang ia miliki dan sering kali ia hanya perlu mengekspresikan dirinya dan merasa didengar. Buat waktu untuk mendengarkannya bercerita, Moms, dan Anda tak perlu selalu harus memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi anak.

2. Menganggap serius

Ingatlah bahwa masalah dan drama pertemanan yang berkaitan dengan anak sangatlah nyata dan serius baginya. Mungkin sebagai orang dewasa kita akan menganggap masalah tersebut sebagai hal konyol dan remeh. Namun, berpikir seperti itu malah bisa membuat Anda tak akan memahami permasalahan anak dan tidak bisa membantunya. 

3. Mengambil napas dalam

Melihat anak diperlakukan dengan buruk memang bisa bikin orang tua marah, sehingga memicu Anda untuk merespons dengan cara yang negatif. Tindakan yang didasarkan oleh perasaan marah, benci, dan balas dendam akan berujung pada aksi yang akan disesalkan di kemudian hari. Ingatlah, ia masih anak-anak, dan perilaku anak-anak tak bisa disamakan dengan perilaku Anda yang sudah dewasa.

4. Bereaksi dengan perlahan 

Anggap kekhawatiran anak dengan serius. Tetapi sering kali dengan tidak berbuat apa-apa, masalah akan dilupakan oleh anak atau ia akan mengatasinya dengan caranya sendiri. Intervensi langsung oleh orang tua harus menjadi upaya paling terakhir yang dilakukan.

5. Menjadi panutan

Anak-anak akan selalu mengamati Anda orang tuanya. Beri contoh dengan memperlihatkan cara Anda memperlakukan teman-teman Anda dan pastikan Anda memberikan contoh yang benar.

6. Mengingatkan tentang pertemanan yang nyata

Bisa dipercaya, saling menghormati, menjadi pendengar yang baik, dan suportif adalah beberapa contoh kualitas dari seorang yang diharapkan dalam sebuah pertemanan. Untuk itu, Moms perlu sering mengingatkan anak tentang hal tersebut.

7. Mencari tahu jika anak bagian dari masalah 

Perhatikan pesan, chat, dan media sosial anak. Pastikan perilakunya searah dengan ekspektasi Anda. Soalnya, anak yang paling baik pun bisa melakukan hal buruk di rentang usia ini, Moms. 

8. Mempertimbangkan waktu untuk rehat dari ponsel

Memberikan waktu bagi anak untuk “rehat” dari ponselnya bisa menghentikan pasokan emosi yang muncul dari drama pertemanannya. Cara ini bisa membantu anak untuk menenangkan diri ya, Moms.

Jika ia tak mau bercerita soal permasalahan ini kepada Anda dan lebih memilih untuk mengekspresikan emosinya saja, tak berarti Moms adalah orang tua yang buruk. Anda tetap bisa membantu anak dengan mencari cara agar ia bisa bercerita dengan orang dewasa lainnya. Jangan takut untuk meminta bantuan dari pihak konseling sekolah, keluarga, atau teman untuk menjadi teman cerita anak. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Master1305/Freepik)