Type Keyword(s) to Search
KID

Anak Praremaja Mulai Memberontak, Apa yang Mesti Dilakukan?

Anak Praremaja Mulai Memberontak, Apa yang Mesti Dilakukan?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, buah hati Anda kini sudah mulai memasuki usia praremaja. Dan sifat-sifatnya yang dulu sering lucu dan menggemaskan serta bikin Anda tertawa melihatnya, perlahan mulai beralih menjadi sifat-sifat anak praremaja umumnya. Salah satu sifat barunya yang membuat orang tua kadang jengkel dan pusing dibuatnya adalah anak mulai suka memberontak.

Yang perlu Moms ketahui, masa praremaja memang merupakan transisi dari masa kanak-kanak menjadi seorang remaja. Ini memang suatu proses alamiah yang banyak dilalui seorang anak menuju masa dewasa, Moms. Meskipun begitu, tak jarang masa ini akan menguji kesabaran Anda sebagai orang tua karena anak mulai berulah dan tidak mau menuruti perkataan Anda.

Memang, tidak semua anak praremaja memperlihatkan sikap memberontak secara signifikan, tetapi Moms mungkin saja menyadari perubahan sikap anak yang mulai sulit diatur maupun ogah-ogahan saat Anda memintanya melakukan sesuatu, sering komplain, dan mempertanyakan atau mengkritik cara orang tua melakukan sesuatu.

Penyebab anak praremaja mulai memberontak

Tidak sedikit orang tua yang bertanya-tanya, kenapa ya, sifat memberontak ini hampir selalu dialami oleh anak yang beranjak memasuki usia praremaja? Mengutip School of Parenting, menurut David Elkind, Ph.D, profesor perkembangan anak di Tuft University School of Medicine, Boston, fase memberontak pada anak praremaja berkaitan dengan perkembangan bagian otak yang disebut dengan prefrontal cortex.

Prefrontal cortex merupakan bagian otak yang berada di belakang dahi dan berfungsi sebagai pusat berpikir dan menilai. Elkind menjelaskan bahwa berkembangnya bagian ini membuat anak praremaja mulai mengembangkan cita-cita dan ide mereka sendiri. Dengan berkembangnya bagian ini, maka tentu saja ada yang berbeda dari cara berpikir antara anak balita dan anak usia praremaja.

Penyebab lainnya adalah perubahan hormon yang dialami anak. Perubahan hormon ini berdampak signifikan pada fungsi otak dan dapat memengaruhi neurotransmitter yang sedikit banyak akan berpengaruh pada mood atau suasana hati dan perilakunya.

Perbedaan pandangan juga bisa menjadi alasan lainnya. Anak praremaja mungkin akan mulai mempertanyakan aturan yang ditetapkan orang tua karena dirasakan sangat membatasinya. Keinginan anak untuk mulai mandiri juga sering kali membuat anak menjadi pemberontak terhadap aturan tertentu, sehingga tak jarang ia akan membantah omongan orang tua.

Cara menangani fase memberontak pada anak praremaja

Menangani perilaku memberontak pada anak praremaja memang bukan hal yang mudah. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi permasalahan pada anak praremaja ini Moms, yakni:

1. Tetap bersikap tenang. Anda mesti ingat bahwa anak praremaja tetaplah anak-anak. Untuk itu, Anda harus tetap tenang dan menahan diri. Hindari juga emosi berlebihan dan memarahi anak.

2. Mengajaknya bicara dari hati ke hati. Gunakan nada suara lembut untuk menanyakan apa yang ada di pikirannya dan tunjukkan kepedulian melalui nada bicara Anda. Berikan juga pemahaman kepada anak mengapa Anda tidak setuju dengan perilakunya tersebut serta pentingnya bersikap baik.

3. Hindari hukuman berat. Memberikan hukuman seperti melarangnya ke luar kamar atau rumah maupun tidak membolehkannya bermain dengan teman-temannya mungkin bukan cara yang relevan. Hukuman seperti ini malah hanya akan membuat anak makin memberontak.

4. Mencari jalan tengah. Penting bagi orang tua dan anak praremaja untuk mencari jalan tengah, misalnya anak boleh main games atau menonton film di malam hari setelah ia selesai mengerjakan semua tugas sekolahnya dan tidak boleh hingga larut malam karena ia harus istirahat dan bangun pagi keesokan harinya.

5. Jangan memperlakukannya sebagai anak kecil. Anak praremaja sedang dalam proses menuju kedewasaan. Karena itu, mulailah memperlakukan dan menghargainya sebagai orang dewasa dan bukan anak kecil lagi. Selain bisa membangun kepercayaan dirinya, hal ini pun bisa menumbuhkan tanggung jawab dan kesadaran anak untuk belajar berperilaku layaknya orang dewasa.

Yang penting untuk Moms pahami juga, perilaku memberontak pada anak praremaja ini hanyalah salah satu fase dalam hidup anak dan akan segera berakhir. Jadi tak perlu khawatir ya, Moms. (M&B/SW/Foto: Our-team/Freepik)