Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebagai seorang ibu, kata-kata yang Moms lontarkan memiliki kekuatan tersendiri. Apa yang Anda ucapkan pada anak Anda bisa sangat membangun dan membuat semangat pada Si Kecil, mengajarkan ia untuk mencintai dirinya sendiri dan orang lain, atau bahkan bisa menjatuhkan Si Kecil serta mengajarkan penilaian yang salah dan intoleransi.
Jadi, sudah menjadi tanggung jawab Moms sebagai ibu untuk memperhatikan kata-kata yang Anda ucapkan pada anak Anda. Melansir laman Motherly, berikut ini adalah kata-kata penting yang sebaiknya Anda ucapkan dan Anda hindari saat berbicara dengan anak, Moms.
Katakan ini, Moms!
1. "Mama sayang kamu, Nak"
Moms pasti sering mengutarakan frasa ini pada Si Kecil. Kata-kata “I love you” yang berarti aku cinta kamu atau aku sayang kamu, yang Moms lontarkan pada anak Anda bisa sangat membantu, terutama saat Si Kecil mengalami kegagalan dalam suatu hal.
2. "Maafkan Mama ya, Nak"
Tak ada orang tua yang sempurna. Ketika Moms kehilangan kendali, mungkin sampai meneriaki anak atau membuatnya merasa tak adil, tak ada salahnya jika Moms meminta maaf pada anak Anda. Dengan mengatakan kata-kata tersebut, ini menunjukkan kepada anak Anda bahwa Moms adalah manusia yang memiliki kesalahan, sekaligus mencontohkan cara berempati yang Anda harapkan dimiliki Si Kecil.
3. "Menurut kamu, kenapa bisa begitu?"
Anak-anak pasti sering menanyakan berbagai hal, “Kenapa begini atau begitu?”, “kenapa gajah besar?”, dan lain-lainnya. Untuk menjawab pertanyaannya, Moms bisa menanyakannya kembali mengapa ia berpikir gajah itu besar, atau mengapa kita harus berpegangan tangan saat menyeberang jalan atau pertanyaan “kenapa” lainnya. Hal ini bertujuan untuk membuat Si Kecil mulai memproses jawaban, membangun kepercayaan diri, dan menginspirasinya untuk lebih mandiri.
4. "Mama perhatikan kamu...."
Untuk meningkatkan kepercayaan diri anak Anda, Moms tidak hanya bisa langsung memberi pujian untuk Si Kecil, misalnya “Good job” atau “Kamu keren!”, tapi anak Anda juga senang ketika kemampuannya disadari atau diakui oleh Anda. Misalnya, Anda bisa katakan, “Mama perhatikan kamu makin pintar main pianonya”, “Mama lihat sekarang kamu selalu cuci tangan sebelum makan nih, tanpa perlu mama ingetin”, dan kalimat lainnya. Dengan berkata demikian, Moms bisa memperkuat perilaku positif anak yang Anda harapkan.
5. "Mama kasih waktu 5 menit ya, Nak"
Menghadapi transisi dari satu hal ke hal lainnya atau satu aktivitas ke aktivitas lainnya bisa menjadi perihal sulit bagi balita. Maka, dengan memberi anak Anda peringatan 5 menit, hal tersebut bisa membantunya mempersiapkan transisi ke hal berikutnya, misalnya dari waktu mandi ke waktu tidur malam. Dengan peringatan ini, Moms membantu anak Anda menyelesaikan proyeknya dan secara mental mempersiapkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini juga tentu saja bisa membantu mengurangi resistensi dan amukan ketika transisi tersebut terjadi.
Hindari mengatakan ini!
1. Membanding-bandingkan anak
“Kenapa sih kamu tidak bisa rajin seperti kakakmu?” Membanding-bandingkan anak Anda dengan saudara kandungnya atau anak lain justru hanya akan menciptakan persaingan dan permusuhan. Pada akhirnya apa yang Moms harapkan dari anak Anda (untuk lebih rajin belajar, misalnya) mungkin saja akan lebih sulit tercapai.
2. Mempermalukan anak
Meneriaki atau memarahi anak di depan umum, atau menjelek-jelekan pilihan anak, termasuk dalam tindakan mempermalukan anak. Saat anak dipermalukan, ia akan merasa buruk tentang dirinya sendiri atau bahkan tentang Anda, orang tuanya. Rasa malu ini bisa terinternalisasi selama bertahun-tahun. Jadi, jangan pernah mempermalukan anak Anda ya, Moms.
3. Memuji anak secara berlebihan
“Kamu keren banget! Mengagumkan sekali penampilan kamu! Kamu the best pokoknya!” Kalimat ini pada intinya adalah menunjukkan rasa kagum dan bangga Anda pada Si Kecil. Namun lebih baik Moms tidak memujinya secara berlebihan, dengan begitu anak bisa lebih percaya dengan feedback yang Moms berikan, tidak membuatnya merasa puas diri, dan membuat anak merasa lebih nyaman saat ia mengambil risiko.
4. Menyebut anak Anda sebagai sahabat
Anak-anak pada dasarnya membutuhkan Anda sebagai figur orang tuanya, bukan sahabat. Bila Moms menempatkan Anda dan anak Anda sebagai sahabat, hal ini justru bisa membuat batasan yang membingungkan. Sahabat adalah sosok yang Anda percaya, sosok yang bisa Anda andalkan, dan sosok yang Anda cari ketika sedang membutuhkan. Sedangkan peran tersebut sebenarnya tidak bisa Anda harapkan dari anak Anda.
5. Bersikap jahat pada anak
Hindari mengejeknya dengan kata-kata yang membuat Si Kecil bisa sakit hati. Dengan tidak bersikap jahat pada anak, itu berarti Moms tidak bertindak kasar kepadanya, mengejeknya, atau bahkan memukulnya, serta perilaku lain yang berasal dari kemarahan dan/atau kebencian. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Master1305/Freepik)