Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kondisi kesehatan bayi tak jarang cukup sulit untuk terdiagnosis dengan kasat mata. Moms perlu memperhatikan perilaku Si Kecil, seperti jadi mudah rewel dan menangis karena merasa tidak nyaman. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui kondisi kesehatannya dari proses BAB, contohnya saat fesesnya berbusa.
Penyebab BAB bayi berbusa
Feses bayi yang berbusa tentunya bisa menimbulkan rasa khawatir Moms akan risiko masalah kesehatan yang dialami Si Kecil. Namun nyatanya, BAB bayi yang berbusa tidak selalu berkaitan dengan kondisi yang berbahaya, kok. Ada beberapa penyebab dari BAB bayi yang berbusa, seperti dalam penjelasan berikut ini.
1. Kandungan dari ASI
ASI merupakan asupan utama Si Kecil sejak lahir hingga usia 6 bulan. Saat menyusui, mungkin saja asupan foremilk dan hindmilk tidak seimbang, sehingga menyebabkan feses bayi menjadi berbusa. Hal ini pun tergolong wajar terjadi, karena foremilk (cairan ASI yang rendah kalori dan tinggi laktosa) belum tercerna dengan baik oleh tubuh bayi.
Adapun hindmilk (cairan yang mengandung lebih banyak kalori dan lemak) membuat feses berwarna kuning dan lebih padat. Jadi, untuk mengatasi feses yang berbusa, Moms bisa menyusui selama 5-10 lebih lama sampai memindahkan bayi menyusu di payudara Anda yang satunya. Dengan begitu, Si Kecil akan mendapatkan lebih banyak lemak atau jumlah hindmik seimbang dengan foremilk.
2. Infeksi
Si Kecil juga bisa mengalami infeksi akibat paparan bakteri, virus, ataupun munculnya parasit. Hal ini akan berpengaruh pada frekuensi BAB yang membuat konsistensinya juga berubah menjadi tampak encer, berbusa, ada lendir, hingga dapat disertai dengan darah. Jika kondisi ini terjadi, Moms bisa membawa bayi Anda ke dokter untuk segera mendapat penanganan medis.
3. Alergi susu sapi
Ada kemungkinan alergi susu sapi terjadi jika Si Kecil tidak bisa mendapatkan ASI dan Anda memberikannya susu formula. Hal ini dapat menimbulkan reaksi alergi, termasuk fesesnya yang berbusa dan berwarna hijau terang. Jika bayi Anda tidak mengalami demam, muntah, serta muncul ruam kulit, maka kondisi ini tergolong normal. Namun, sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengganti susu yang akan diberikan kepada Si Kecil.
4. Efek operasi
Bayi Anda juga bisa mengalami masalah pada kesehatan saluran cernanya, hingga memerlukan tindakan operasi. Hal ini dapat menyebabkan kondisi short bowel syndrome dan dapat menyebabkan feses menjadi encer dan berbusa. Penyebabnya adalah kondisi usus yang tidak mampu menyerap makanan, cairan, dan elektrolit dengan baik, sehingga membuat Si Kecil mengalami dehidrasi dan malnutrisi.
5. Penyakit Celiac
Di fase MPASI, bayi dapat mengalami penyakit autoimun seperti celiac. Kondisi ini dipicu oleh gluten yang didapat, seperti tepung. Salah satu gejala yang muncul adalah feses bayi menjadi berbusa. Selain itu, bayi juga tidak mengalami kenaikan berat badan yang optimal, mengalami perut kembung, dan muncul ruam kulit.
Cara mengatasi BAB bayi yang berbusa
Untuk mencegah BAB bayi berbusa, Moms tentu perlu menjaga asupan nutrisi, baik dari ASI maupun MPASI, yang diberikan. Selain itu, jaga juga kebersihan botol, alat makan, dan perlengkapan bayi lainnya yang biasa masuk ke dalam mulut Si Kecil.
Adapun cara untuk mengatasi kondisi ini, Moms tidak perlu memberikan bayi obat antidiare, karena ini merupakan dua kondisi yang berbeda. Apabila feses bayi berbusa disertai dengan demam dan Si Kecil jadi mudah rewel, segera konsultasikan kepada dokter anak agar ia bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: PCH.Vector/Freepik)