Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Penting untuk Bayi Baru Lahir, Bolehkah Kolostrum Dipompa?

Penting untuk Bayi Baru Lahir, Bolehkah Kolostrum Dipompa?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Para ahli setuju bahwa kolostrum tak kalah penting dari ASI. Pasalnya, kolostrum mengandung protein, karbohidrat, dan antibodi yang lebih banyak dibandingkan ASI biasa. Kolostrum juga lebih mudah diserap dan dicerna tubuh Si Kecil, sehingga bisa membantu menyiapkan perutnya untuk menerima ASI kelak.

Oleh karena itu, wajar jika banyak ibu yang tergoda untuk memompa kolostrum agar tak terlewat untuk memberikannya kepada Si Kecil. Namun, apakah kolostrum boleh dipompa? Yuk, ketahui jawabannya pada penjelasan berikut, Moms!

Kolostrum adalah…

Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu memahami kolostrum itu sendiri. Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali setelah persalinan. Namun pada beberapa kasus, kolostrum juga sudah mulai merembes keluar payudara saat hamil, terutama di masa menjelang persalinan. Pasalnya, kolostrum sudah mulai diproduksi sejak usia kandungan menginjak 7 bulan hingga 2-4 hari setelah persalinan.

Kolostrum berwarna kekuningan dan punya tekstur kental. Setelah beberapa hari, kolostrum akan digantikan oleh ASI transisi dahulu sebelum ASI yang sebenarnya keluar. Sejak itu, ASI akan menjadi lebih encer dan berwarna keputihan. Beberapa kandungan gizi yang ada dalam kolostrum antara lain immunoglobulin (antibodi), karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin A, B, dan K, serta kalium, zinc, dan kalsium yang dibutuhkan oleh Si Kecil.

Tidak disarankan selama hamil

Meski kolostrum sudah mulai merembes keluar sejak masa kehamilan, Moms tidak disarankan untuk memompanya sebelum persalinan. Mengutip Parents, memompa kolostrum saat masa kehamilan dapat memicu persalinan.

“Memompa kolostrum saat hamil tidak diperlukan, dan meskipun tidak selalu, hal ini memiliki kecenderungan untuk menginduksi persalinan, terutama jika Anda berisiko bersalin prematur,” tutur Kristin Gourley, IBCLC, konsultan laktasi di Lactation Link. Ia menjelaskan, bahwa stimulasi apa pun pada payudara dapat memicu persalinan. “Stimuasi payudara akan melepaskan oksitosin, yakni hormon yang akan memicu kontraksi,” kata Kristin.

Meskipun begitu, menurut Andrea Syms-Brown, IBCLC, konsultan laktasi asal New York, memompa kolostrum saat hamil bisa dilakukan jika Anda menyadari adanya masalah yang bisa membuat Si Kecil dan Anda terpisah setelah persalinan. “Dengan cara ini, Si Kecil tetap dapat ternutrisi segera setelah lahir,” kata Andrea.

Cara tepat memompa kolostrum

Jika memompa kolostrum saat hamil tidak disarankan, bagaimana dengan setelah melahirkan? Menurut Kristin, memompa setelah persalinan dapat menjadi langkah penting pada kasus tertentu, termasuk Ketika Si Kecil kesulitan melekat (latch on) ataupun ketika Anda dan Si Kecil terpisah.

Tentang cara terbaik untuk melakukannya, para ahli setuju bahwa memompa manual dengan tangan adalah opsi pertama. Soalnya, volume kolostrum sangat kecil dan bergerak dengan lambat, sehingga pijatan dan kehangatan tangan dapat lebih efektif dibandingkan dengan mesin.

Caranya, Moms bisa pijat payudara dan areola secara lembut, dari arah ketiak menuju puting. Namun jika Moms ingin menggunakan mesin pemompa ASI, Moms bisa pijat payudara selama 2-3 menit sebelumnya dan selama memompa.

Setelah Moms berhasil memompa kolostrum, jangan lupa untuk menyimpannya di tempat kedap udara. Kolostrum bisa disimpan di dalam kulkas ataupun freezer jika mau diberikan 2-3 hari setelah dipompa. Selain itu, jangan panaskan kolostrum untuk mencairkannya karena dapat merusak kandungan gizinya. Alih-alih, Moms bisa cairkan kolostrum di suhu ruangan selama 20 menit. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: asawinklabma/123RF)