Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anda mungkin sudah sering mendengar tentang istilah pubertas. Lantas bagaimana dengan puber kedua? Apakah kondisi ini benar ada atau hanya sekadar istilah untuk mendeskripsikan perubahan sikap orang dewasa?
Pubertas adalah istilah yang digunakan untuk tahapan perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara seksual akibat adanya perubahan hormon. Pada anak perempuan, pubertas umumnya terjadi pada usia 8-14 tahun dan ditandai dengan pertumbuhan payudara serta menstruasi. Sedangkan pada anak laki-laki, pubertas bisa terjadi pada kisaran usia 12-16 tahun dengan ciri antara lain perubahan suara menjadi lebih berat serta munculnya rambut wajah.
Tentunya, orang dewasa tidak mengalami ciri pubertas seperti anak-anak lagi. Bahkan dalam dunia medis, tidak ada istilah puber kedua. Yang dimaksud puber kedua pada orang dewasa adalah krisis paruh baya atau midlife crisis. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang memasuki usia 40-50 tahun.
Penyebab krisis paruh baya
Krisis paruh baya yang dialami setiap orang pada umumnya berbeda-beda gejalanya. Ada yang merasa cemas, depresi, dan tidak percaya diri karena menyadari hidupnya semakin dekat dengan kematian.
Namun, sebagian orang justru merasa dirinya kembali menjadi muda. Ia pun cenderung lebih menjaga penampilan sehingga banyak orang yang mengatakan periode ini sebagai puber kedua.
Puber kedua juga bisa terjadi secara alami atau disebabkan oleh perubahan signifikan dalam hidup, seperti perceraian, kematian orang tua atau orang yang disayangi, dan kehilangan pekerjaan. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa dipicu oleh penurunan kemampuan fisik karena menderita penyakit tertentu.
Periode puber juga bisa disebabkan oleh perubahan drastis pada hormon reproduksi yang memengaruhi kesehatan dan produktivitas kerja. Pada wanita, kadar estrogen dan progesteron akibat perimenopause atau menopause juga bisa menyebabkan terjadinya krisis paruh baya.
Tanda-tanda krisis paruh baya
Ketika mengalami krisis paruh baya atau puber kedua, Anda mungkin akan merasakan banyak keraguan dalam hidup. Keraguan inilah yang mendorong orang untuk mencari makna dan tujuan hidup.
Selain muncul keraguan dalam hidup, ada beberapa hal yang bisa menjadi tanda puber kedua, yaitu:
- Penurunan kebahagiaan dan kepuasan hidup
- Tidak puas dan bosan akan hubungan, karier, atau kehidupan secara umum
- Perubahan suasana hati, termasuk mudah marah dan sedih
- Gelisah dan ingin melakukan hal-hal baru
- Ragu atau selalu mempertanyakan keputusan yang telah dibuat bertahun-tahun sebelumnya
- Sering melamun
- Bingung tentang diri sendiri atau arah dan tujuan hidup
- Meningkatnya konsumsi makanan dan minuman beralkohol
- Penurunan atau peningkatan hasrat seksual yang signifikan
- Perselingkuhan yang biasanya terjadi dengan seseorang yang usianya jauh lebih muda
- Lebih berambisi dalam mencapai suatu hal atau justru tidak memiliki ambisi sama sekali.
Perlu diketahui, puber kedua tidak selamanya bersifat negatif. Ada kalanya masa-masa ini membuat seseorang lebih bersemangat mencari jati diri atau melakoni petualangan baru dalam kehidupannya. Sebagian orang juga bersikap lebih bersemangat dan menjaga penampilan ketika memasuki periode krisis paruh baya.
Apa yang harus dilakukan?
Tidak sedikit orang yang merasa kebingungan saat memasuki krisis paruh baya. Mereka seperti serba salah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kehidupannya. Agar tetap bisa menjalani kehidupan dengan baik saat memasuki krisis paruh baya, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini.
- Menerima perasaan yang muncul
- Jika perlu, berbagilah dengan orang yang Anda percaya
- Renungkan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan
- Bersyukur dan tidak menyesali apa saja yang terjadi dalam kehidupan Anda
- Meluangkan waktu ekstra dengan pasangan atau anak-anak
- Tetapkan tujuan baru dalam hidup
- Mulailah melakukan kembali hal yang disukai atau hobi Anda.
(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Karlyukav/Freepik)