Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, apakah Anda pernah mendengar soal kista dermoid? Kista dermoid adalah pertumbuhan tumor jinak yang berisi jaringan kulit, akar rambut, dan cairan yang dapat terbentuk di bagian tubuh mana pun, seperti di dalam tulang belakang dan di ovarium. Namun dalam banyak kasus, kista dermoid lebih sering ditemukan di area wajah.
Dikutip dari WebMD, kista dermoid terjadi ketika struktur kulit yang seharusnya berada di lapisan luar kulit justru membentuk kantong kista di dalam kulit. Dengan kata lain, kista dermoid terjadi karena adanya susunan kulit yang tidak tumbuh dengan baik dan normal selama masa perkembangan janin.
Inilah yang kemudian membuat kista dermoid sering disebut sebagai kondisi bawaan lahir. Biasanya, kista dermoid dapat langsung terlihat segera setelah bayi lahir atau bisa juga setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah bayi lahir.
Kista dermoid sendiri umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap membutuhkan penanganan medis tepat untuk mengobatinya, karena kondisi ini dapat menyebabkan gangguan serius dan infeksi bakteri bila kista pecah. Ada beberapa jenis kista dermoid berdasarkan lokasinya. Jenis yang lebih umum, meliputi:
1. Kista dermoid periorbital
Kista dermoid periorbital adalah jenis kista dermoid yang biasanya terbentuk di dekat sisi kanan pada alis kanan atau sisi kiri pada alis kiri. Ini mungkin saja tidak terlihat selama berbulan-bulan atau bahkan beberapa tahun setelah penderitanya lahir. Kista ini juga akan tampak sebagai benjolan yang lunak bila disentuh.
Kista dermoid periorbital terbentuk saat lapisan kulit tidak tumbuh dengan benar selama masa perkembangan janin. Ini memungkinkan terjadinya penumpukan sel-sel kulit dan jaringan lain, yang membentuk kantong kista pada permukaan kulit.
Gejala yang muncul bisa berupa permukaan kulit membengkak yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kulit kekuningan. Kista dermoid yang terinfeksi bisa terlihat sangat merah dan membengkak. Jika kista pecah, hal tersebut dapat menyebabkan infeksi dan peradangan parah. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan dan operasi untuk mengobati infeksi dan mengangkat kista.
2. Kista dermoid ovarium
Sesuai dengan namanya, kista dermoid jenis ini terbentuk di bagian dalam atau permukaan ovarium. Kondisi ini biasanya tidak memengaruhi fungsi ovarium. Seperti jenis kista dermoid lainnya, kista dermoid ovarium merupakan kondisi bawaan lahir. Namun, seseorang yang memiliki kista dermoid ovarium mungkin baru mengetahui setelah bertahun-tahun atau ketika menjalani pemeriksaan panggul oleh dokter. âââ
Kista dermoid ovarium terbentuk ketika tumpukan sel-sel kulit, jaringan, dan kelenjar lain muncul pada organ dalam atau ovarium. Jika kista telah tumbuh cukup besar, Anda mungkin merasakan nyeri di daerah panggul, terutama saat menstruasi.
Kista dermoid ovarium yang tidak segera diobati biasanya dapat tumbuh cukup besar (tidak bersifat kanker). Hal ini dapat memengaruhi posisi ovarium dalam tubuh dan bisa menyebabkan torsi ovarium, yang dapat menurunkan kemampuan untuk hamil.
3. Kista dermoid tulang belakang
Seperti namanya, kista dermoid tulang belakang terbentuk di tulang belakang dan biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kista dermoid jenis ini umumnya juga tidak menunjukkan gejala awal. Gejala baru muncul dan terasa setelah kista tumbuh cukup besar. Jenis kista dermoid ini dapat menekan tulang belakang yang bisa menyebabkan lengan dan kaki terasa sangat lemah dan kesemutan hingga sulit berjalan, sehingga operasi untuk mengangkat kista tetap diperlukan.
Kista dermoid tulang belakang umumnya terjadi pada awal perkembangan embrio, ketika bagian dari tabung saraf tidak tertutup sepenuhnya. Inilah yang memungkinkan munculnya kista pada tulang belakang.
ââBagaimana kista dermoid didiagnosis?
Pemeriksaan fisik akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kista dermoid periorbital atau kista serupa yang terbentuk di permukaan kulit. Dokter mungkin juga akan melakukan satu hingga dua tes imaging, CT-scan dan MRI scan, untuk mendiagnosis kista dermoid di tulang belakang dan area sensitif, seperti mata.
Sementara itu, pemeriksaan panggul mungkin dilakukan untuk mendiagnosis adanya kista dermoid ovarium. Tes lain yang mungkin digunakan dokter untuk mengidentifikasi jenis kista ini antara lain USG panggul, USG transvaginal, dan tes ââmenggunakan perangkat transduser.
Bagaimana pengobatan kista dermoid?
Di mana pun lokasinya, satu-satunya pilihan pengobatan untuk pasien kista dermoid adalah dengan melakukan operasi pengangkatan kista. Ada beberapa faktor kunci yang perlu dipertimbangkan sebelum operasi pengangkatan dilakukan, yaitu riwayat kesehatan, gejala, tingkat risiko atau adanya infeksi, keparahan kista, serta preferensi orang tua (pada pasien yang masih anak-anak). (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Jcomp/Freepik)
- Tag:
- kista dermoid
- kesehatan