Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mimpi basah merupakan peristiwa ejakulasi atau orgasme yang terjadi tanpa disengaja saat seseorang tengah tertidur. Saat mengalami mimpi basah, orang yang tertidur akan mengeluarkan air mani. Umumnya, seseorang akan mengalami mimpi basah apabila sudah melewati masa pubertas dan testis mampu menghasilkan sperma.
Akan tetapi, mimpi basah tidak terbatas dialami remaja atau mereka yang baru puber saja, lho. Pria dewasa dan sudah menikah pun bisa mengalami mimpi basah.
Pada umumnya, mimpi basah terjadi saat seseorang bermimpi erotis. Namun, bukan berarti hal tersebut menjadi satu-satunya pemicu mimpi basah. Tak jarang, seseorang tak mampu mengingat apa yang dimimpikannya sehingga memicu terjadinya mimpi basah. Oleh sebab itu, dokter biasanya menyebut mimpi basah sebagai “emisi nokturnal” atau orgasme saat tidur.
Ada banyak mitos yang beredar soal mimpi basah, misalnya mimpi basah hanya terjadi pada remaja laki-laki atau mimpi basah bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Daripada bingung, cek fakta-fakta seputar mimpi basah berikut ini!
1. Terjadi karena tubuh memproduksi hormon testosteron
Ketika laki-laki melewati masa pubertas, tubuh mulai memproduksi hormon testosteron. Setelah tubuh membuat testosteron, sperma bisa dilepaskan. Hal ini berarti seorang laki-laki bisa membuahi sel telur wanita jika memutuskan untuk memiliki keturunan suatu saat nanti.
Selama masa pubertas, laki-laki mulai mengalami ereksi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, misalnya saat menonton televisi atau ketika mandi. Laki-laki bahkan bisa mengalami ereksi ketika tidur.
Air mani bisa menumpuk dalam tubuh. Dan salah satu cara keluarnya air mani adalah dengan mimpi basah. Seseorang tak perlu melakukan masturbasi untuk mengalami mimpi basah dan bisa ejakulasi tanpa perlu menyentuh penis.
2. Tidak selalu berhubungan dengan mimpi erotis
Belum ada bukti nyata bahwa mimpi basah berhubungan langsung dengan mimpi erotis atau jenis mimpi lainnya. Belum jelas juga apakah mimpi basah berkaitan dengan hasrat atau kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi.
Isi mimpi yang dialami saat tidur tidak selalu mencerminkan pengalaman atau preferensi seksual Anda. Sifat erotis dari mimpi tidak selalu mencerminkan keinginan yang mendasarinya. Dan sangat normal jika Anda tidak bisa mengingat mimpi yang Anda alami setelah bangun tidur.
3. Pria dewasa juga bisa mengalami mimpi basah
Ya, mimpi basah tidak hanya dialami remaja laki-laki saja. Sangat mungkin seorang pria dewasa juga mengalami fenomena serupa, terutama jika Anda tidak melakukan masturbasi atau berhubungan seks. Namun satu hal yang perlu diingat, mimpi basah tidak mengindikasikan bahwa seorang pria tidak cukup mendapatkan seks atau tidak bahagia dengan pasangannya.
4. Bukan patokan kualitas sperma
Sering atau tidaknya Anda mengalami mimpi basah tidak berkaitan langsung dengan kualitas sperma. Lain halnya dengan masturbasi yang berlebihan memang menurut beberapa sumber bisa menurunkan viabilitas sel sperma yang matang di saluran sperma sehingga menyebabkan potensi kehamilan menurun saat melakukan hubungan seks.
Selain itu, masturbasi yang berlebihan juga bisa meningkatkan ambang batas rangsangan seks sehingga membuat Anda lebih sulit terpuaskan. Namun, untuk mengetahui secara pasti kualitas sperma, Anda perlu melakukan pemeriksaan khusus.
5. Wanita juga bisa mimpi basah
Meski jarang disadari, wanita juga bisa mengalami lubrikasi vagina saat tidur yang berhubungan dengan mimpi basah. Hanya saja, istilah mimpi basah lebih sering digunakan untuk kaum pria.
Pasalnya, gairah seksual yang terjadi saat tidur cenderung tidak menghasilkan orgasme. Hal ini mungkin juga jarang meninggalkan kelembapan di pakaian dalam atau tempat tidur seperti yang dialami pria. Namun mimpi basah pada wanita bisa meningkatkan pelumasan vagina.
6. Mimpi basah yang terlalu sering bisa diatasi
Frekuensi mimpi basah bisa dikurangi dengan meningkatkan aktivitas seksual dengan pasangan sehingga menghasilkan orgasme. Hal ini akan mengurangi ejakulasi saat tidur atau mimpi basah. Mengurangi kontak dengan alat kelamin atau tidur dengan posisi menyamping atau telentang juga bisa membantu mengurangi frekuensi mimpi basah. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: GPointStudio/Freepik)