Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Panduan Makan saat Sedang Isolasi Mandiri dari WHO

Panduan Makan saat Sedang Isolasi Mandiri dari WHO

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Di tengah kepungan COVID-19 seperti saat ini, menjaga tubuh tetap ternutrisi dengan baik adalah modal termudah agar kita bisa selalu sehat dan imunitas tetap kuat. Hal ini juga berlaku bagi Anda yang sedang isolasi mandiri, lho. Ya, sudah terinfeksi bukan berarti harus pasrah menunggu kesembuhan. Asupan bergizi tinggi dapat membantu mempercepat kesembuhan dan terbebas dari COVID-19.

Bingung makanan apa yang tepat dan penting untuk dikonsumsi selama isolasi mandiri (isoman)? Yuk, simak panduan World Health Organization (WHO) seputar makan dan nutrisi saat sedang isoman.

1. Kurangi konsumsi garam dan gula

• Saat masak dan menyiapkan makanan, batasi pemberian garam, gula, dan tambahan lain yang tinggi sodium (seperti kecap manis dan kecap asin).

• Batasi konsumsi garam harian agar tidak lebih dari 5 gram (sekitar 1 sendok teh) per hari, dan pilihlah garam beryodium.

• Moms juga sebaiknya menghindari makanan atau camilan tinggi garam dan gula, terutama makanan kemasan siap saji yang umumnya tinggi kadar garam dan gulanya.

• Akan lebih baik juga jika Moms dan keluarga mengonsumsi buah segar, bukan cokelat, kue, dan cookies.

• Tak hanya makanan, minuman tinggi gula seperti soda, jus buah kemasan, sirup, minuman yoghurt bergula, dan susu dengan tambahan rasa, sebaiknya juga dihindari atau sangat dibatasi.

2. Bijak mengonsumsi lemak dan minyak

• WHO menyarankan untuk lebih memilih makanan dengan lemak tak jenuh, seperti ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, kedelai, dan minyak jagung.

• Hindari makanan dengan lemak jenuh seperti daging berlemak, mentega, minyak kelapa, keju, dan krim.

• Mengonsumsi daging memang baik, tetapi hindari daging olahan karena umumnya tinggi kandungan gula dan garam. 

• Hindari lemak trans pabrikan seperti yang sering ditemukan pada makanan olahan, makanan siap saji, camilan kemasan, gorengan, makanan beku (pizza, pie), margarin, dan selai.

3. Konsumsi makanan segar

• Sangat disarankan untuk selalu memilih makanan segar, bukan makanan siap saji, olahan, kalengan, atau makanan dengan pengawet.

• Agar nutrisi lengkap, pastikan tubuh mengonsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan, whole grain (oatmeal, beras merah, millet), dan makanan hewani (daging, ikan, telur, susu rendah lemak).

• Setiap hari, makanlah 4 porsi buah, 5 porsi sayuran, 180 gram whole grain, 160 gram daging dan kacang-kacangan. Daging merah bisa dikonsumsi 1-2 kali per minggu, dan daging unggas bisa dikonsumsi 2-3 kali per minggu.

• Jangan masak sayuran dan buah hingga terlalu matang, karena banyak vitamin dan mineral penting yang hilang.

• Jika terpaksa mengonsumsi sayuran atau buah kalengan, pilih yang tidak mengandung tambahan gula dan garam.

4. Cukupi kebutuhan cairan

• Sangat penting untuk rutin mencukupi kebutuhan cairan tubuh, karena hal ini membantu menjaga suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, mengedarkan nutrisi ke seluruh tubuh, dan mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh.

• Minumlah air sebanyak 8-10 gelas per hari.

• Air mineral adalah pilihan terbaik, tapi Anda juga bisa mencukupi kebutuhan air dari sumber lainnya, seperti sayuran dan buah yang banyak kandungan airnya, juga air dari kuah makanan.

• Batasi konsumsi minuman berkafein dan hindari minuman yang terlalu tinggi gula ya, Moms.

5. Cari panduan dari pakarnya

Nutrisi dan hidrasi saat isolasi mandiri memang penting untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh, tapi beda orang tentu beda kebutuhannya. Bagi yang terkonfirmasi COVID-19 dan sedang isoman, WHO menyarankan untuk meminta bantuan pakar guna menjaga kesehatan Anda. Jika gejala tidak parah atau bahkan tanpa gejala yang masih memungkinkan isolasi mandiri di rumah, coba konsultasi online dengan dokter agar kesehatan Anda senantiasa terpantau ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)