Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menjadi ibu bekerja memang tak mudah. Selain harus lihai membagi konsentrasi dan tenaga antara pekerjaan rumah tangga dengan tugas kantor, Moms juga mungkin sering dihadapkan dengan drama anak menangis ketika ditinggal bekerja.
Mengatasi Si Kecil yang kerap menangis atau bahkan mengamuk ketika ditinggal bekerja memang tak mudah. Sering kali pengalaman semacam ini membuat Anda serba salah. Ada rasa tak tega saat meninggalkan anak dalam kondisi menangis. Di sisi lain, Anda juga punya tanggung jawab di tempat bekerja.
Bagian dari separation anxiety
Pada dasarnya, wajar apabila Si Kecil enggan berpisah dengan ibunya. Rasa enggan berpisah ini didasari fakta bahwa anak sayang dan membutuhkan Moms. Bagaimanapun juga, Moms merupakan salah satu sosok terdekat dalam kehidupannya.
Namun fenomena anak sering mengamuk saat ditinggal bekerja juga bisa menjadi bagian dari separation anxiety. Istilah separation anxiety digunakan untuk menggambarkan rasa takut atau kecemasan yang berlebihan saat harus berpisah dengan sesuatu atau seseorang. Dalam hal ini, anak mungkin mengalami separation anxiety ketika harus berpisah dengan ayah dan ibunya walau hanya untuk sementara waktu.
Seperti dilansir situs HealthyChildren.org, separation anxiety bisa terjadi sejak bayi atau memasuki usia balita. Biasanya, bayi mulai menyadari rasa kehilangan ketika memasuki usia 9 bulan. Tapi ada juga bayi yang mulai menunjukkan tanda-tanda separation anxiety saat masih berusia 4 atau 5 bulan.
Oh ya, selain rewel berlebihan, menangis, dan mengamuk, separation anxiety juga bisa menimbulkan gejala fisik, yaitu sakit kepala. Oleh sebab itu, masalah ini perlu segera ditangani agar tidak bertambah parah. Dalam kondisi lanjut, separation anxiety bisa membuat Si Kecil benar-benar tak mau berpisah dengan orang tuanya, enggan meninggalkan rumah, atau bermimpi buruk.
Agar anak tidak mengamuk
Walau tidak mudah, Moms bisa menghapus "kebiasaan" mengamuk Si Kecil saat ditinggal bekerja. Anda bisa mencoba melakukan beberapa langkah berikut ini guna membiasakan anak untuk tidak menangis atau rewel ketika harus pergi meninggalkan rumah.
1. Perpisahan singkat
Jadikan rutinitas berangkat kerja Anda sebagai momen perpisahan yang singkat tapi berkesan. Misalnya, Anda cukup mencium pipi Si Kecil atau memberikan mainan kesayangannya, lalu melambai dan pergi. Berlama-lama saat pamit justru akan membuat anak semakin enggan melepas Anda pergi.
2. Konsisten
Usahakan untuk selalu melakukan ritual yang sama saat Anda pergi atau berangkat kerja. Rutinitas akan menghilangkan rasa sakit hati karena ditinggal. Selain itu, rutinitas yang sama secara konsisten secara bertahap akan membangun rasa percaya anak terhadap Moms. Ia tahu bahwa Anda pergi untuk kembali lagi.
3. Beri perhatian
Saat akan meninggalkan rumah, Anda juga perlu memberikan perhatian penuh terhadap Si Kecil. Ucapkan selamat tinggal dengan penuh rasa kasih sayang sehingga anak tahu bahwa Anda tetap menyayanginya walau harus pergi meninggalkan rumah.
4. Jelaskan dengan spesifik, tapi dengan gaya anak
Anda juga perlu menjelaskan kapan Anda pulang. Alih-alih menyebut jam kepulangan, Moms bisa menjelaskannya dengan gaya bahasa anak-anak. Misalnya, Anda bisa mengatakan kepada Si Kecil bahwa Anda akan pulang pada sore hari atau setelah Si Kecil tidur siang. Jika Moms bepergian untuk tugas di luar kota selama beberapa hari, Anda bisa mengatakan kepada Si Kecil bahwa Anda akan kembali ke rumah setelah anak tidur malam 3 kali.
5. Berlatih berpisah
Banyak cara untuk melatih anak untuk berpisah dengan Anda sementara waktu. Misalnya, dengan menitipkan Si Kecil di rumah tante atau kerabat selama beberapa jam.
6. Pastikan Anak nyaman dengan pengasuhnya
Saat ditinggal bekerja, Si Kecil membutuhkan sosok yang bisa menemaninya di rumah, Oleh sebab itu, Moms perlu memastikan anak berada di tangan orang yang tepat, misalnya pengasuh yang memang telaten dan menyayangi Si Kecil. Dengan begitu, anak bisa sedikit melupakan rasa kehilangan karena ditinggal bekerja. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)