Type Keyword(s) to Search
TOODLER

5 Cara untuk Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Berkata Kasar

5 Cara untuk Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Berkata Kasar
Kids photo created by freepik - www.freepik.com

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pergaulan, televisi, dan penggunaan gadget kerap memengaruhi tingkah laku seorang anak. Tak jarang, Si Kecil jadi suka mengucapkan kata-kata kasar yang mungkin didengarnya dari tayangan televisi, internet, maupun lingkungan sekitar.

Moms mungkin kesal atau bahkan marah saat mendengar Si Kecil mengumpat dengan kata-kata kasar. Bahkan bisa jadi, Anda merasa malu karena kebiasaan berkata kasar juga dilakukan anak saat berada di tempat umum atau di hadapan orang banyak.

Faktanya, tidak mudah untuk menghilangkan kebiasaan berkata kasar yang dilakukan Si Kecil. Mungkin karena sering mendengar orang lain mengatakannya, ia jadi menganggap kata-kata tersebut wajar untuk digunakan. Jangan lupa, anak juga merupakan peniru ulung yang cenderung mengikuti hal-hal yang dianggapnya "menarik", termasuk marah-marah, mengumpat, dan berkata kasar.

Penyebab anak berkata kasar

Pada dasarnya, anak berkata kasar bukan sekadar karena meniru orang lain. Perilaku tersebut juga bisa dilakukan karena dorongan penyebab lainnya, seperti:

• Keinginan untuk mendapat perhatian dari orang tua

• Keinginan untuk dipandang berani oleh teman-temannya

• Menunjukkan emosi atau kekesalan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata

• Ingin terlihat keren pada jalur yang salah

• Ingin masuk menjadi bagian dalam suatu pergaulan

• Ingin membantah atau memberontak orang tua.

Mengatasi anak yang suka berkata kasar

Sebagai orang tua, tentunya Moms akan sulit menahan emosi saat Si Kecil berkata kasar. Sayangnya, amarah maupun hukuman tidak selalu bisa menjadi cara jitu untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Moms lakukan saat buah hati Anda mulai terbiasa mengumpat atau berkata kasar.

1. Tetap tenang dan jangan bereaksi berlebihan

Wajar jika Anda kaget ketika anak berkata kasar. Tapi tahan amarah Anda agar tidak terbawa emosi negatif. Jangan langsung berteriak memarahi Si Kecil. Pasalnya, anak akan merasa telah berhasil mendapatkan perhatian Anda jika Moms bereaksi berlebihan. Nah, nantinya ia akan menggunakan cara yang sama ketika ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya lagi.

2. Cari tahu alasannya

Tidak ada salahnya jika Moms bertanya kepada Si Kecil mengapa ia suka berkata kasar. Pertanyaan tersebut akan mendorong anak untuk mencoba memahami emosinya dan menyampaikan apa yang sebenarnya ia rasakan. Bisa saja ia berkata kasar karena tidak setuju dengan peraturan yang Anda terapkan di rumah. Jika sudah mengetahui alasannya, maka Moms bisa mencari solusi dari permasalahan yang dialami Si Kecil.

3. Beritahu Si Kecil jika perbuataannya itu tidak baik

Anak-anak memang perlu diberitahu mana tindakan yang baik dan mana yang tidak, terutama jika buah hati Anda masih berusia balita. Bukan hanya sekali, Moms perlu berulang kali mengingatkan Si Kecil bahwa perilaku seperti mengumpat atau berkata kasar adalah kebiasaan yang buruk. Biasanya, anak berkata kasar karena menirunya dari orang lain atau tayangan di televisi maupun internet. Untuk mengatasinya, Moms harus menyampaikan bahwa perilaku tersebut tidak pantas untuk ditiru.

4. Membangun empati anak

Cara lain untuk mengatasi anak yang suka berkata kasar adalah dengan membangun empatinya. Sebagai catatan, empati dapat dibangun dengan mengajak Si Kecil untuk memikirkan perasaan orang lain saat mendengar dirinya berkata kasar. Dengan begitu, ia akan berpikir sebelum melakukan perilaku buruk tersebut.

5. Memberikan konsekuensi

Konsekuensi dapat dilakukan dengan memberikan hukuman saat anak berbicara kasar. Beberapa jenis konsekuensi yang dapat diberikan, antara lain mengurangi waktu screen time atau mengurangi jatah bermainnya. Satu hal yang tak kalah penting, jangan memberikan konsekuensi atau hukuman yang mengarah pada kekerasan ya Moms. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)