Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Hampir setiap orang atau sekitar 98% masyarakat di Indonesia diketahui pernah mengalami cacar air di usia anak-anak dan remaja. Cacar air pada usia anak-anak memang lebih mudah disembuhkan. Namun, tahukah Anda bahwa infeksi yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini dapat kembali aktif pada saat dewasa atau usia lanjut kelak?
Virus cacar air yang kembali aktif saat usia lanjut dapat berkembang menjadi herpes zoster, dan dikenal dengan cacar ular atau shingles. Herpes zoster memiliki dampak yang sangat serius. Selain rasa nyeri yang berkepanjangan, penyakit ini juga dapat mengakibatkan komplikasi pada organ bagian dalam, dari infeksi pada mata, kelumpuhan otot, hingga radang otak.
Infeksi herpes zoster ini umumnya terjadi pada usia 45-64 tahun. Namun, menurut dr. Hanny Nilasari, SpK(K) dari kelompok studi Herpes, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, kini mulai terjadi pergeseran usia penderita herpes zoster. “Sejak tahun 2009-2013, terjadi pergeseran usia pada penderita yang lebih muda. Penyakit ini memang bisa saja terjadi pada semua usia, dan biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan imunitas, seperti usia lanjut, pasien dengan kanker, pasien kemoterapi, dan penderita HIV,” ungkap dr. Hanny dalam sebuah seminar media Selasa (24/06).
Gejala penyakit ini seringkali sulit diprediksi karena terlalu umum. Selain itu, virus varicella zoster yang menyebabkan infeksi ini juga tidak dapat terdeteksi kemunculan dan kapan dapat aktif kembali. Bedanya dengan cacar air, herpes zoster hanya mengenai satu sisi bagian tubuh saja, tidak menyebar ke seluruh tubuh seperti pada kasus cacar air. Gejala yang sering dialami, rasa baal, rasa tidak tahan dengan sinar matahari, peningkatan sensitivitas pada rasa nyeri dan sentuhan ringan, atau disebut Allodynia, serta terjadi ruam selama 2-4 minggu. Tingkat keparahan dari masing-masing penderita pun berbeda, tergantung dari sitem imun yang dimiliki.
Menurut Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACP, Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI, untuk mengatasi penularan virus ini dapat dilakukan dengan pencegahan. “Pencegahan bisa dengan meningkatkan sistem imun, agar terhindar dari penularan. Kita perlu menjalani gaya hidup sehat, hidup bersih, perhatikan gizi, terutama buah dan sayur, agar kekebalan tubuh tetap baik. Tidak lupa berolahraga dan cukup tidur. Tidak kerja terlalu berat. Selain itu, Anda juga bisa melakukan pemberian vaksin untuk mencegah penularan berbagai virus,” ungkap Prof. Samsuridjal. (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)