Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Pentingnya Pemberian Vaksin bagi Anak Balita

Pentingnya Pemberian Vaksin bagi Anak Balita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pada awal Juli 2021, pemerintah menetapkan bahwa vaksin COVID-19 sudah bisa diberikan kepada anak berusia 12 tahun ke atas. Lantas bagaimana dengan Si Kecil yang usianya belum menginjak 12 tahun?

Tahukah, Moms? Pemberian vaksin tidak hanya bermanfaat untuk melindungi seseorang dari penyakit. Vaksinasi juga berguna untuk melindungi orang lain yang belum bisa mendapatkan vaksin melalui herd immunity atau kekebalan komunitas.

"Contohnya adalah pemberian vaksin COVID-19. Saat ini vaksin COVID-19 sudah bisa diberikan kepada anak berusia 12 tahun ke atas. Tetapi tentu saja masih ada populasi anak yang belum bisa mendapatkan vaksin tersebut," jelas dr. Ellen Wijaya, Sp.A, dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah (Puri Indah), dalam kegiatan Virtual Media Discussion RSPI bertajuk "Serba-serbi Vaksinasi Anak, Kunci Jitu Menjaga Imun Si Kecil" (14/7/2021).

"Namun dengan semakin banyaknya orang-orang yang sudah menerima vaksin, baik lansia, orang dewasa, dan anak-anak di atas usia 12 tahun, maka hal itu dapat memberikan perlindungan terhadap orang-orang yang belum bisa mendapatkan vaksin. Itulah mengapa vaksinasi bukan hanya penting bagi diri sendiri, tapi juga bisa membantu orang lain yang tidak bisa mendapatkan vaksin," lanjut dokter Ellen.

Tujuan vaksinasi

Perlindungan semacam ini tidak hanya berlaku untuk vaksin COVID-19, tapi juga vaksin rutin bagi anak yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Secara khusus, pemberian vaksinasi kepada anak sejak masih bayi bertujuan untuk:

• Pencegahan primer dari infeksi penyakit tertentu

• Meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit tanpa harus mengalami sakit

• Menurunkan infant mortality rate (IMR) dan memperpanjang life expectancy

• Mencegah anak mengalami resisten antibiotika

• Mewujudkan kekebalan komunitas (herd immunity).

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi dikelompokkan menjadi:

1. Imunisasi Program, yang terdiri dari:

• Imunisasi rutin, yaitu imunisasi dasar (<1 tahun) dan imunisasi lanjutan (ulangan imunisasi dasar)

• Imunisasi tambahan

• Imunisasi khusus.

2. Imunisasi Pilihan

Nah, IDAI juga sempat merevisi jadwal vaksinasi pada 2020. Jadwal vaksinasi 2020 memiliki beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan jadwal yang dirilis pada 2017. Salah satunya adalah pemberian vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) atau vaksin pneumokokus.

Berdasarkan jadwal versi 2017, vaksin PCV apabila ditujukan kepada bayi usia 7-12 bulan maka vaksin diberikan dua kali dengan interval 2 bulan dan booster pada usia lebih dari 12 bulan. Sedangkan merujuk jadwal versi 2020, vaksin PCV untuk usia 7-12 bulan, diberikan 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak minimal 2 bulan dari dosis sebelumnya.

Untuk jadwal lengkap vaksin versi 2020, Moms bisa langsung berkunjung ke laman IDAI. Atau Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter anak.

Jangan percaya mitos

Vaksinasi memiliki banyak manfaat. Sayangnya, tak sedikit ibu yang merasa khawatir untuk membawa buah hatinya ke rumah sakit, klinik, atau puskesmas untuk mendapatkan vaksinasi selama masa pandemi COVID-19. Menurut dokter Ellen, pemberian vaksinasi rutin bagi anak sesungguhnya cukup aman asalkan Moms mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

Selain itu, sebagian Moms juga masih percaya dengan mitos tentang vaksin yang beredar di masyarakat, seperti:

• Anak lebih baik mendapatkan kekebalan tubuh dari penyakitnya sendiri ketimbang melalui vaksin.

• Vaksin menyebabkan autisme.

• Vaksin mengandung zat berbahaya.

Faktanya, vaksinasi penting untuk mencegah anak mengalami sakit berat, cacat, dan kematian. Selain itu, pemberian vaksin merupakan bentuk tanggung jawab orang tua, pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat untuk membentuk generasi penerus bangsa yang sehat dan unggul. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)