Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Menghindari Kecanduan Video Game

Menghindari Kecanduan Video Game

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tanya
”Salah seorang teman main anak saya ada yang gemar main video game. Saya takut Virly juga jadi kecanduan. Bagaimana menghindarinya?”
(Celewecya Rozanna, ibu dari Virlyndra, 4,5)

 

Jawab
Prakarya Barang Bekas
”Video game memang mengasyikkan, namun sebaiknya alihkan perhatian si kecil pada hal lain. Supaya mereka tidak kecanduan mainan virtual ini, saya mengajak anak-anak bersepeda di sekitar rumah atau berkebun. Saya juga meminta mereka membuat prakarya yang dapat menambah daya kreativitas dengan menggunakan bahan daur ulang seperti bekas kotak pasta gigi yang dibuat menjadi mobil-mobilan, atau kaus kaki panjang yang diisi kapas, diikat, lalu diberi mata, hidung, dan mulut menjadi boneka lucu. Selain itu, saya sering mengajak anak-anak menyanyi dan menari bersama. Selain menyenangkan, ini juga bisa menambah bonding saya dan mereka. Bonusnya, energi yang saya keluarkan bikin saya lebih langsing dan sehat, haha.”
(Nurhayati Gunawan, ibu dari Mazzaya 6, dan Chalisha, 4)

 

Mengikutsertakan Les

”Dua tahun terakhir ini, anak saya kecanduan main video game. Bahkan karena hal ini ia jadi sering lupa mandi dan lupa makan. Saya sudah lelah menasehatinya tapi tetap saja ia tidak bisa berubah. Sampai suatu hari, adik saya yang kebetulan seorang guru menyarankan agar saya mengikutsertakan si kecil untuk kursus. Kebetulan anak saya senang bermain bola. Saya ikutkan ia kursus sepakbola. Sejak itu, waktu luang si kecil habis untuk les bola. Perlahan-lahan, keranjingannya main video game pun berkurang dan hilang. Semoga saran ini bermanfaat juga untuk para ibu lain.”
(Jelita, ibu dari Herlambang, 7)

 

Ajari Batasan Waktu

”Saya memang belum memperkenalkan video game kepada Marcio, karena menurut saya lebih baik mencegah daripada si kecil kecanduan sejak dini. Sebagai gantinya, saya memperkenalkan game edukatif khusus batita seusianya. Kebetulan Marcio suka sekali karakter Thomas, Mickey, Barney, Babyfirst, atau Baby TV, jadi saya mencari game untuknya dari website karakter-karakter kartun tersebut. Dari sini Marcio bisa belajar angka, huruf, warna, bentuk, binatang, dan banyak lagi. Namun saya tetap membatasi waktunya bermain, agar ia juga belajar mengenal batasan waktu untuk tiap hal, termasuk batasan dalam menonton televisi. Supaya ia mengerti, saya bilang kalau mesinnya sudah panas, ia harus beristirahat dulu agar mesinnya tidak rusak.
Saya pun membiasakan Marcio berkegiatan outdoor. Setiap pagi atau sore, ia akan keliling komplek sambil mendorong kereta Thomas-nya. Sambil berkeliling, saya mengajaknya mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan melihat binatang, tanaman, atau objek lain seperti mobil dan sepeda. Dan seiring pertambahan usianya, saya yakin bahwa saya tak bisa menjauhkannya dari pengaruh lingkungan dan teman-temannya. Namun setidaknya saya sudah menanamkan padanya, bahwa banyak hal menarik yang bisa ia lakukan selain main video game. Jadi jika ia tertarik main video game nanti, saya akan tetap memberinya batasan waktu.”
(Jenny, ibu dari Marcio, 2,5)

 

(SDS/Aulia/DT/dok.M&B)

 

BACA JUGA: Hindari Kebiasaan Tidur Sambil Nonton TV