Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Jumlah kasus positif virus COVID-19 terus melonjak di Indonesia. Parahnya lagi, kini semakin banyak juga jumlah anak yang terinfeksi virus tersebut. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengalami gejala COVID-19 cukup parah sehingga mesti menjalani perawatan intensif. Hal ini membuat orang tua harus memperketat protokol kesehatan untuk melindungi anak mereka dari virus berbahaya tersebut.
Gejala COVID-19 pada anak
Anak-anak memang menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena virus COVID-19. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia 0-5 tahun menyumbang 2,8 persen kasus, sedangkan angka kasus COVID-19 pada anak usia 6-18 tahun mencapai 9 persen.
Secara umum, gejala COVID-19 pada anak mirip dengan gejala pada orang dewasa, namun mengidentifikasi gejala COVID-19 pada anak akan lebih sulit lantaran gejalanya mirip dengan berbagai penyakit anak pada umumnya, misalnya demam dan batuk.
Namun, yang perlu diwaspadai adalah banyak di antara mereka yang belum bisa mengungkapkan gejala sakit yang dirasakan, terlebih jika gejala tersebut dialami oleh balita. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengetahui gejala COVID-19 apa saja yang bisa terjadi pada anak. Berikut ini gejala umum anak terkena COVID-19:
⢠Demam atau meriang
⢠Batuk
⢠Hidung tersumbat atau pilek
⢠Kehilangan indra penciuman
⢠Sakit tenggorokan
⢠Sesak napas atau kesulitan bernapas
⢠Diare
⢠Mual atau muntah
⢠Sakit perut
⢠Kelelahan
⢠Sakit kepala
⢠Nyeri otot atau tubuh
⢠Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun.
Gejala-gejala ini sendiri bisa semakin parah jika anak ternyata memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Mengutip keterangan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan risiko anak-anak mengalami gejala COVID-19 lebih parah dibandingkan anak-anak tanpa kondisi medis apa pun, yaitu:
⢠Asma atau penyakit paru kronis
⢠Diabetes
⢠Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
⢠Penyakit sel sabit
⢠Penyakit jantung sejak lahir
⢠Imunosupresi atau kondisi di mana sistem kekebalan imun melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang dalam pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan
⢠Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh
⢠Obesitas.
Segera lakukan tes PCR jika anak dicurigai terkena virus COVID-19
Mengutip Kompas.com, jika anak demam atau menunjukkan gejala lainnya, Anda perlu curiga jika anak terkena virus corona. Pasalnya, sulit dibedakan jika hanya dengan pengamatan visual. Anda sebaiknya waspada terutama jika demam disertai berbagai gejala pernapasan, seperti batuk, pilek, tidak nafsu makan, atau mual dan muntah.
Anda harus segera menghubungi dokter atau membawa anak untuk melakukan tes PCR. Tes ini bisa berguna untuk menentukan rencana perawatan berikutnya. Jika hasilnya positif COVID-19, dokter akan menilai dari kondisi anak apakah anak bisa dirawat dan melakukan isolasi mandiri di rumah atau perlu dirawat di rumah sakit. Namun, tidak perlu khawatir, kebanyakan kasus COVID-19 pada anak bisa dirawat di rumah.
Hal yang terpenting adalah mengikuti anjuran dari dokter dan patuh mengonsumsi obat-obatan yang diberikan jika ada. Pastikan juga anak mendapat istirahat yang cukup dan terpenuhi asupan nutrisinya guna meningkatkan sistem imunnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)