Type Keyword(s) to Search
BABY

Ini yang Perlu Moms Ketahui Jika Kepala Bayi Peyang

Ini yang Perlu Moms Ketahui Jika Kepala Bayi Peyang

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah Si Kecil lahir, Moms perlu memperhatikan kondisi tubuh bayi dengan teliti, termasuk bagian kepala. Sindrom kepala datar atau lebih dikenal dengan kepala peyang menjadi kondisi yang paling sering dialami oleh bayi baru lahir. Kepala peyang pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu plagiocephaly dan brachycephaly.

Plagiocephaly merupakan kondisi kepala bayi peyang pada salah satu sisi saja. Kepala Si Kecil akan terlihat asimetris dan membuat posisi kedua telinga terlihat tidak sejajar serta kepala tampak tidak rata apabila dilihat dari atas.

Sedangkan brachycephaly adalah kondisi kepala bayi peyang pada bagian belakang. Akibatnya, kepala bayi tampak melebar dan terkadang membuat dahinya menonjol ke depan. Meski begitu, kondisi kepala peyang sebenarnya masih bisa diperbaiki tergantung pada usia dan keparahan kondisinya.

Penyebab Kepala Peyang

Kondisi kepala peyang pada bayi bisa terjadi karena beberapa hal, baik sejak dalam kandungan maupun setelah lahir. Berikut ini adalah penyebab kepala bayi peyang yang perlu Moms ketahui.

• Masalah yang terjadi di dalam rahim

Pembentukan kepala bayi sudah terjadi dan dapat terpengaruh oleh posisinya saat masih berada di dalam kandungan. Setelah lahir, kepala Si Kecil akan tampak peyang bisa karena adanya tekanan pada kepala akibat cedera atau akibat kekurangan jumlah cairan ketuban.

• Lahir secara prematur

Jika bayi lahir secara prematur, maka ada kemungkinan pembentukan kepalanya belum sempurna di dalam rahim. Hal ini merupakan faktor kepala bayi menjadi peyang akibat tulang tengkorak yang lebih lunak. Kondisi tersebut pun memengaruhi terbatasnya gerakan bayi untuk mengganti posisi kepala saat tidur.

• Kelainan tulang tengkorak

Meski jarang terjadi, namun kepala bayi menjadi peyang bisa terjadi akibat adanya penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini. Kondisi yang disebut craniosynostosis ini pun membuat bentuk kepala Si Kecil menjadi tidak sempurna. Jika tidak segera ditangani, maka bisa terjadi gangguan penglihatan dan keterlambatan perkembangan dari sisi kognitif.

• Ketegangan otot leher

Bayi juga bisa merasakan tegang atau kaku di bagian otot lehernya. Salah satu sisi kepala bayi pun akan lebih sering mendapatkan tekanan dibandingkan dengan sisi lainnya, sehingga bisa membuat kepalanya menjadi peyang.

• Tidur telentang

Posisi tidur bayi juga penting untuk Moms perhatikan. Usahakan agar tidak membiarkan Si Kecil tidur dalam posisi telentang terlalu lama selama berjam-jam, karena posisi tidur ini dapat menyebabkan bagian belakang kepala menjadi datar atau peyang.

Mengatasi Kepala Peyang pada Bayi dengan Cara Sederhana

Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan menyarankan dilakukannya terapi reposisional apabila usia bayi masih sangat kecil dan kondisi kepala peyangnya cukup ringan. Terapi ini bisa dilakukan dengan mengubah posisi bayi secara berkala untuk menghindari penekanan pada bagian kepala yang peyang.

Namun, jika kondisi kepala peyang cukup parah, maka bayi perlu diberi terapi cranial orthotic. Si Kecil akan dipakaikan helm atau ikat kepala yang perlu digunakan sekitar 23 jam dalam sehari untuk memperbaiki bentuk kepalanya. Umumnya, terapi ini dilakukan dalam kurun waktu 2-6 bulan. Meski begitu, ada beberapa hal sederhana yang bisa Moms lakukan untuk membuat otot leher Si Kecil menjadi lebih kuat, di antaranya:

1. Ubah posisi tidur bayi secara berkala

Moms perlu memvariasikan posisi saat Si Kecil tidur siang maupun tidur malam. Hal ini untuk mencegahnya berbaring pada salah satu sisi kepala saja sekaligus menghindari tekanan pada posisi kepala yang sama dalam waktu yang lama.

2. Atur posisi menyusui

Ketika menyusui, pastikan posisi Anda maupun Si Kecil sudah cukup nyaman sehingga proses perlekatan berjalan baik. Hindari penekanan pada satu sisi kepala agar kepala bayi tidak menjadi peyang.

3. Membuat variasi saat menggendong

Anda tak hanya bisa menggendong bayi dengan posisi tegak lalu mendekapnya. Sebisa mungkin ubah cara menggendong, seperti posisi miring untuk mengurangi tekanan berlebihan pada satu sisi kepala Si Kecil.

4. Berikan tummy time

Tummy time menjadi salah satu cara ampuh untuk melatih kekuatan otot leher Si Kecil. Hal ini pun membuatnya menjadi lebih kuat untuk menggerakkan leher ketika tidur, sehingga mencegah terjadinya kondisi kepala menjadi peyang. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)