Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

7 Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

7 Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tidur merupakan aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidur akan membantu kita untuk mengistirahatkan fisik maupun pikiran, sehingga keesokan paginya kita siap menjalani aktivitas. Tidur yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas serta berpengaruh pada kesehatan kita.

Sayangnya, tidak semua orang bisa memperoleh kualitas dan durasi tidur yang baik dan cukup untuk diri mereka. Ya, tidak sedikit orang yang mengalami gangguan tidur atau sleep disorder. Apakah Anda termasuk di antaranya? Mengutip Healthline, berikut ini beberapa jenis gangguan tidur yang perlu Anda waspadai dan cara untuk mengatasinya, Moms.

1. Insomnia

Dari berbagai jenis gangguan tidur yang ada, insomnia mungkin merupakan jenis gangguan tidur yang dialami banyak orang dan sering kita dengar. Menurut National Sleep Foundation, insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau bertahan tidur, bahkan ketika orang tersebut memiliki kesempatan untuk tidur dengan baik.

2. Sleep apnea

Gangguan tidur ini menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat ia sedang tidur. Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik berkali-kali selama tidur. Kondisi ini dapat ditandai dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama. Gangguan ini sangat berbahaya karena menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.

3. Parasomnia

Parasomnia adalah jenis gangguan tidur yang membuat penderitanya melakukan gerakan dan berperilaku tidak normal saat tidur, seperti tidur berjalan, makan sambil tidur, berbicara dalam tidur atau mengigau, dan lain sebagainya. Umumnya gangguan ini dialami oleh anak-anak tetapi tidak selalu menandakan adanya gangguan psikologis.

4. Hipersomnia

Menurut National Sleep Foundation, hipersomnia adalah kondisi medis untuk menggambarkan kelelahan dan kantuk hebat walau sudah tidur lama. Ada 2 jenis hipersomnia. Hipersomnia primer yang terjadi sendiri tanpa sebab jelas, dan hipersomnia sekunder yang terjadi karena ada pemicu medis, seperti mengonsumsi obat-obatan, sindrom kurang tidur, dan atau masalah psikis.

5. Restless legs syndrome (RLS)

Anda mungkin belum familiar dengan gangguan tidur satu ini. Restless legs syndrome atau sindrom kaki gelisah adalah kondisi neurologis yang menyebabkan orang memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kakinya, biasanya dilakukan karena rasa tidak nyaman pada kaki. Gangguan ini umumnya terjadi pada malam hari saat tidur atau saat mencoba relaksasi. Jika tidak segera ditangani, sindrom ini bisa menyebabkan gangguan tidur.

6. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan neurologis (menyerang otak dan saraf) dan melibatkan sistem saraf pusat. Gangguan tidur kronis ini ditandai dengan rasa mengantuk berlebihan pada siang hari dan menimbulkan serangan tidur yang tidak terkendali. Anda bisa tiba-tiba tertidur kapan saja dan di mana saja saat narkolepsi menyerang.

7. Sleep paralysis

Di Indonesia, sleep paralysis lebih dikenal dengan istilah "ketindihan" dan menurut kepercayaan tradisional terjadi karena hadirnya makhluk halus yang menyergap tubuh kita saat tertidur pulas. Gangguan ini terjadi ketika kita tiba-tiba tersadar dari tidur pulas, namun seluruh tubuh terasa sulit untuk digerakkan, bahkan napas dan bicara pun terasa sulit. Semua bagian tubuh tak berdaya, seperti lumpuh mendadak.

Mengatasi gangguan tidur 

Mengutip Healthline, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan tidur yang dialami. Pertama adalah dengan bantuan medis. Anda perlu periksakan kondisi Anda pada dokter agar masalah ini bisa ditangani.

Jika tidak segera diatasi, gangguan tidur tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan Anda lebih lanjut. Anda mungkin akan disarankan untuk mengonsumsi obat tidur maupun obat lain atau suplemen atau memakai alat bantu pernapasan (untuk sleep apnea), dan lainnya.

Kedua, dengan memperbaiki pola hidup Anda yang dibarengi dengan penanganan secara medis, untuk meningkatkan kualitas tidur Anda, misalnya dengan mengonsumsi lebih banyak makanan bernutrisi seperti sayur dan buah, rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, mengurangi asupan gula dan kafein, mengelola stres dengan baik, hingga memiliki jadwal tidur yang teratur dan tidur pada jam yang sama setiap harinya. (M&B/SW/Dok. Freepik)