Type Keyword(s) to Search
BABY

Ini Kandungan pada ASI yang Baik untuk Pencernaan Bayi

Ini Kandungan pada ASI yang Baik untuk Pencernaan Bayi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, tentu Anda sudah mengetahui ya, begitu menakjubkannya manfaat mengASIhi Si Kecil. Tidak hanya sekadar untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, namun memberikan ASI pada anak bisa membantu mencegah Si Kecil terkena infeksi dan melindunginya dari berbagai penyakit, meningkatkan kecerdasan otak anak, serta dapat melancarkan pencernaan Si Kecil sejak dini.

Meskipun manfaat menyusui ini mungkin telah banyak dibuktikan oleh berbagai penelitan, nyatanya akan selalu ada penelitian lanjutan yang memberikan kita informasi baru lagi mengenai manfaat ASI untuk Si Kecil. Seperti dilansir dari laman BabyGaga, berdasarkan temuan terbaru diketahui bahwa kandungan di dalam ASI bermanfaat untuk membantu mendukung pencernaan bayi yang lebih sehat. Seperti apa penjelasannya?

Ini hasil penelitiannya, Moms!

Para peneliti melihat susunan genetik susu yang berasal dari manusia dan tikus. Mereka menemukan sejenis asam amino yang telah terbukti bermanfaat untuk mendukung pencernaan yang sehat pada bayi.

Asam amino tersebut diketahui sama dengan yang ditemukan dalam makanan gandum utuh yang disebut betaine, dan telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan metabolisme untuk jangka waktu yang panjang dengan membantu pertumbuhan bakteri baik.

Kandungan dalam ASI juga bantu mencegah obesitas!

Carles Lerin yang menjadi salah satu peneliti dalam penelitian tersebut juga pernah meneliti tentang kaitan ASI untuk memerangi dan mencegah obesitas pada anak. Hal ini berkaitan dengan adanya penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa ada sedikit peningkatan risiko obesitas pada bayi yang diberi susu formula. Nah, ia pun ingin mengetahui apakah kandungan dalam ASI bisa membuat perbedaan.

Lerin bersama timnya mengamati 34 pasangan ibu dan bayi yang memberi dan menyusui ASI secara eksklusif. Mereka juga melihat sampel ASI yang disimpan dan mencatat secara rinci pertumbuhan para bayi di awal masa kehidupan mereka.

Dalam penelitian tersebut, awalnya tim peneliti berharap akan menemukan kandungan ASI yang mungkin terkait dengan pertumbuhan dini yang cepat, di mana ini merupakan sesuatu yang telah dikaitkan dengan risiko obesitas pada masa kanak-kanak.

Tetapi satu-satunya yang menonjol dalam temuan tersebut adalah betaine, asam amino yang dikaitkan dengan "pertumbuhan yang tidak diharapkan" ketika kadarnya rendah. Namun, ASI tampaknya memiliki tingkat betaine yang lebih tinggi, yang membuat para peneliti percaya bahwa ini mungkin setidaknya menjadi bagian dari pengurangan risiko obesitas pada masa kanak-kanak.

Setelah melakukan penelitian pada manusia, mereka kemudian melakukan penelitian dan eksperimen pada tikus. Para peneliti memberi makanan yang memiliki kandungan betaine tinggi pada tikus yang sedang menyusui. Hasilnya, bayi-bayi tikus yang disusui tersebut beratnya 10% lebih rendah daripada tikus-tikus lainnya, sehingga ini bisa menunjukkan sebuah kebenaran dan validitas akan apa yang telah mereka teliti. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)